"Bagaimana caranya agar aku bisa menjebak mereka?" Gumam Lia, dia sedang memikirkan cara agar 'mereka' mendapat pelajaran karena membunuh Grace.
"Aku bisa membantumu Lia.." Lia terkejut mendengat bisikan ditelinganya, tiba - tiba hawa menjadi dingin. Lia menggosokan telapak tangannya, berharap itu dapat menghangatkan tubuhnya.
"Kau tak mengenali suaraku Lia? Aku sahabatmu" lagi, suara itu kembali terdengar. Lia berusaha mengenali suara itu, sampai dia mengingat pemiliknya. Lia mengedarkan pandanganya kesemua arah, tiba - tiba pintu gudang terbuka dan mengeluarkan banyak asap. Seseorang keluar dari sana, mata Lia membola melihat siapa yang keluar dari gudang itu.
Kulit pucat, wajah yang datar, dan mata yang tidak henti - hentinya mengeluarkan darah. Lia mengerjapkan matanya beberapa kali, benarkah itu dia?
"Gracy?" Lia mengambil nafas dalam ketika dia berada didepannya dalam sekelip mata. Nafas Lia memburu, siapapun gadis didepannya, semirip apapun dia dengan Grace, Lia tidak akan dengan mudahnya berbicara padanya.
"Lia... Ini aku Grace, aku tidak akan tenang sebelum mereka ikut bersamaku" ucap gadis itu.
"Tidak mungkin.. Graceku telah tiada, dia sudah pergi. Grace sudah tenang diatas sana" Lia masih tidak percaya.
"Lia ini aku Grace..." Lia menggelengkan kepalanya. Sekarang kepalanya terasa berdenyut, Lia menggelengkan kepalanya berkali - kali untuk mengurangi rasa sakit itu.
"GRACY!!" Lia berteriak dan mengedarkan pandangannya, ternyata dia ada dikamarnya saat ini.
'Jadi yang tadi hanya mimpi?' Pikir Lia, dia mengusap wajahnya. Keringat membasahi tubuhnya, tangannya terasa dingin. Lia beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Lia pergi kedapur untuk membuat sarapan dan segera pergi kesekolah.
Memasuki gerbang sekolah, Lia menghembuskan nafas. Semua bayangan tubuh Grace di dalam gudang tiba-tiba saja terlintas dipikirannya. Hampir saja Lia menangis, namun air mata itu ia tahan dan melangkahkan kakinya kedalam sekolah. Lia terkejut dan hampir saja terjengkang karena Jacob yang secara tiba-tiba berdiri didepannya dengan wajah datar.
"Astaga! Jacob, kau membuatku terkejut" ucapnya sambil mengelus dada, tempat dimana jantungnya saat ini berdebar dengan kencang. Jacob hanya menatapnya datar, Lia sendiri bingung dengan sikap Jacob hari ini.
"Jac.. Ada ap-"
"Kenapa kau tak mengatakannya padaku?" Ucap Jacob memotong ucapan Lia, Lia memiringkan kepalanya dengan tatapan bertanya.
"Seharusnya kau berkata jujur padaku agar aku bisa merelakannya Lia, aku sudah tau semuanya" Lia tercenggang, bahkan saat ini ia tengah menahan nafas.
"You do?" Jacob mengangguk lesu, Lia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata sahabatnya itu.
"Ya, aku mengetahuinya dari Lucy sebelum dia pindah. Sepertinya dia tau jika kau tidak akan mengatakan yang sebenarnya padaku" ucap Jacob kesal, dia menatap Lia dengan tajam.
"Maafkan aku" lirih Lia, dengan segera Jacob menggeleng kuat.
"Tidak, ini bukan salahmu Lia. Ini salahku, aku tidak bisa menjaganya dengan baik" Jacob mengusap rambutnya kasar, dia terlihat frustasi.
"Seandainya saja aku selalu disampingnya dan tidak mengikuti turnamen itu, dia pasti ada disini sekarang" tapi apalah daya, mereka tidak bisa melakukan apapun. Nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi dan Grace sudah tidak ada didunia ini.
"Ini bukan salahmu Jacob, ini salah mereka" ucap Lia mengepalkan tangannya.
'Aku akan membalas apa yang telah mereka lakukan padamu Gracie.. Tapi maafkan aku, kau tau tidak akan membunuh siapapun bukan? Aku akan membuat mereka jera karena perbuatan mereka. Aku berjanji'
Halo.. Ada yang masih betah baca ceritanya? Maaf updatenya lama, author mau fokus ujian gaesss..
Do'ain moga² ujiannya lancar ya, aamin.
KAMU SEDANG MEMBACA
They are Psycopath
Horrorkenapa dia meninggalkanku begitu saja? seharusnya dia tidak melakukan semua hal bodoh itu. sebagai sahabatnya, aku sudah memperingatkannya. tapi dia tidak mendengarkanku. saat semua sudah terjadi, apa yang bisa aku lakukan? tidak ada! sekarang aku h...