×3

32 4 2
                                    

Dengan susah payah Lia membawa karung berisi mayat Grace menuju kepemakaman yang jaraknya bisa dibilang tidak dekat dengan sekolahnya. Dengan seluruh tenaganya ia memabawa karung itu, ditemani oleh Lucy yang memimpin jalannya.

"Disini.. Setidaknya tempat ini lebih sepi, jadi tak ada orang yang melihat kita menguburnya" ucap Lucy.

Lia menemukan sebuah cangkul yang tergeletak dibawah pohon dan mulai menggali tanah. Setelah galiannya cukup dalam, dia memasukkan jasad Grace dengan hati - hati. Saat ia menguburkan jasad Grace, air mata tak berhenti turun dengan derasnya dari mata Lia.

"Grace.. Kuharap kau tenang disana, bahagialah. Setidaknya tak ada yang mengganggumu disana.. Maafkan aku Grace" ucap Lia terisak mengingat semua kenangan yang telah ia lewati bersama Grace, semua tawa, tangis, mereka melewati itu semua.

Hingga selesailah proses penguburan itu, Lia dan Lucy berdoa untuk Grace dan meninggalkan pemakaman itu. Namun ada satu hal yang tidak diketahui oleh Lia dan Lucy, mereka tidak menyadari jika ada seseorang yang mengawasi mereka dari awal.

"Lia!" Panggil seseorang, Lia menolehkan kepalanya. Ia tercekat, ia berhenti bernafas untuk sejenak saat tau siapa yang memanggilnya.

"J-jacob?" Gumam Lia menatap sosok lelaki yang terus berjalan mendekat kearahnya.

"Apa kau menemukannya?" Tanya Jacob, Lia tau siapa yang dimaksud oleh Jacob. Lia hanya bisa menunduk saat melihat kegembiraan dimata Jacob mulai memudar, digantikan oleh raut kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

"No Jacob... I'm sorry" jawab Lia masih tertunduk.

"Apa tidak ada yang bisa menemukannya? Tolonglah, aku tak tau dimana dirinya" ucap Jacob mengusap rambutnya, tubuhnya bersandar pada dinding.

"I really miss her" gumam Jacob menghembuskan nafas.

Andai aku bisa mengatakannya padamu Jacob.. Tapi aku tak bisa, dan mungkin tak akan pernah bisa - ucap Lia dalam hatinya.

Dari jauh, ada sepasang mata yang mengawasi mereka. Mata itu terlihat sendu dan kosong, seakan tak ada kehidupan lagi didalamnya.

Lalu dia pergi meninggalkan gedung sekolah itu, sekolah yang pernah jadi tempat ia belajar, tempat ia bercanda gurau dengan sahabat dan kekasihnya, bahkan menjadi tempat dimana ia meninggalkan dunia ini dan pergi kedunia lain.


Hai..
Maaf pendek dan sedikit..
Author lagi sibuk..
Jangan bosen ya..
Jangan lupa juga Vote and Comments..

They are PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang