Lia berjalan menuju perpustakaan, berharap ia dapat menemukan ketenangan disana. Dia mulai mencari buku yang dia inginkan, gerakan tangannya terhenti saat melihat satu buku yang sangat dia kenali.
'Romeo and Juliet'
Lia merasa sesak nafas saat melihat buku itu, buku yang dia benci dulu dan sekarang menjadi buku yang bisa mengingatkannya pada seseorang. Lia memejamkan matanya, berusaha mengenyahkan bayangan tentang kematian Grace. Dia menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, dan akhirnya dia menemukan buku yang ia cari. Lia mengambil buku itu dan berjalan kearah meja baca yang ada diujung ruangan.
Lia memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam saat sebuah aroma yang sangat ia kenali masuk kedalam hidungnya. Jantungnya berdebar dengan kencang, Lia membuka matanya lebar- lebar. Disana, disamping rak buku, seorang gadis dengan wajah datar dan mata yang menatap sayu. Mata itu menatapnya lekat, Lia menangis.
"Gracie.." Lirihnya, gadis dihadapannya mengeluarkan darah dari matanya, seakan ikut merasakan kesedihan sahabatnya melalui air mata darah itu. Seketika Lia tersadar, gadis dihadapannya bukan sahabatnya yang dulu, dia sudah tiada. Tapi bagaimana bisa? Jelas-jelas Lia dan Lucy sudah menguburnya, seharusnya dia tidak didunia ini?
Air mata Lia mengalir semakin deras ketika ia menyadari kalau hal yang ia hadapi bukanlah mimpi seperti sebelumnya, ternyata sahabatnya itu belum tenang. Sekali lagi mata Lia terpejam, berharap sosok gadis dihadapannya akan hilang. Lia menghembuskan nafas panjang saat membuka mata dan mendapati sosok Grace telah hilang dari hadapannya.
Lia segera bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan perputakaan dengan kepala tertunduk agar tidak ada yang tahu jika ia baru saja menangis. Saat masuk kedalam kelas, Lia melipat tangannya diatas meja dan meletakkan kepalanya disana.
'Bahkan saat dia tidak disini, aku bisa merasakan kehadirannya. Grace, sebenarnya apa mau mu?' Batinnya.
Tiba-tiba saja keadaan kelas sedikit ramai, Lia mendongak untuk melihat apa yang terjadi. Setelah ia tahu, ia menatap orang didepannya itu dengan tatapan datar.
"Jac.. Sedang apa kau disini? Kau membuat mereka berisik" ucap Lia, Jacob menghela nafas.
"Apa aku salah jika aku menemui sahabatku yang sedang bersedih, hmm?" Tanyanya sambil menatap Lia penuh kesedihan.
"Aku baru saja bertemu dengannya" ucap Lia membuat Jacob terkejut.
"Benarkah? Kapan? Dimana?" Tanya Jacob penasaran.
"Tadi.. Diperpustakaan" jawab Lia menolehkan kepalanya pada Jacob, bisa dia lihat kerutan didahi Jacob.
"Itu berarti dia belum tenang?" Lia menggeleng.
"Jac.. Kembalilah ketempat dudukmu, sebentar lagi Miss Jane akan datang" ucap Lia mengusir Jacob, karena dia tidak ingin berurusan dengan guru gila itu. Ya, Lia mengatai Miss Jane itu gila karena dia menyukai Jacob, dan Lia tidak ingin nilainya diturunkan hanya karena duduk bersebelahan dengan Jacob. Ck!
Jacob menghela nafas pasrah, tentu Jacob tahu jika Miss Jane itu menyukainya dan akan menurunkan nilai siswi yang dekat dengannya jika saja dia melihatnya. Jacob tidak ingin Lia berada dalam masalah, jadi dia segera kembali ketempat duduknya. Bersamaan dengan Jacob yang duduk, Miss Jane masuk dengan senyuman manis nan menggoda yang ditujukan untuk Jacob seorang.
'Astaga, guru ini! Bisakah sekali saja dia mengingat perbedaan umurnya dengan Jacob? Dasar!' Gerutu Lia dalam batinnya. Mata Lia melihat sekitarnya, dan rasanya dia ingin pergi keluar dari kelas karena semua siswi kecuali dirinya menatap tajam Miss Jane. Dan sebaliknya, Miss Jane membalas tatapan tajam siswi-siswi itu dengan tatapan yang mengintimidasi.
'Ya tuhan.. Tolong aku'
Hai hai.. Author balik lagi
Jangan lupa Vote and Comment ya

KAMU SEDANG MEMBACA
They are Psycopath
Horrorkenapa dia meninggalkanku begitu saja? seharusnya dia tidak melakukan semua hal bodoh itu. sebagai sahabatnya, aku sudah memperingatkannya. tapi dia tidak mendengarkanku. saat semua sudah terjadi, apa yang bisa aku lakukan? tidak ada! sekarang aku h...