"Jac.. Apa yang ingin kau katakan padaku?!" Lia lelah, ini sudah yang kesekian kalinya dia bertanya pada Jacob dan hasilnya tetap sama, Jacob hanya diam.
"JAC! KAU-"
"Tadi malam Grace menemuiku" Lia menghentikan teriakannya dan menatap Jacob bingung.
"Dari mimpi?" Jacob menggeleng.
"Secara langsung"
***
"Lia.. Selama ini kau bersahabat dengan Jacob kan? Ap-"
"Katakan apa yang kau inginkan dariku, tidak perlu basa-basi" Lia memandang datar gadis didepannya yang setahu Lia bernama Rylie.
"Apa Jacob tidak menemukan pengganti Grace? Dia sudah sendirian dalam waktu yang cukup lama" Lia berdecak saat melihat maksud tersembunyi dari ucapan Rylie, gadis itu sama saja dengan yang lainnya.
"Tidak.. Jacob sama sekali tidak ingin menggantikan posisi Grace dihatinya, lagi pula kulihat dia baik-baik saja dengan kepergian Grace" ucap Lia dengan penuh penekanan disetiap kata, dapat Lia tangkap raut tidak suka dari Rylie saat ia mengatakan 'menggantikan posisi Grace dihatinya' yang artinya dia juga membenci Grace, sama seperti Tiffany. Dan ya, semua sudah tahu tragedi kematian Grace yang mati terbunuh dan pelakunya belum ditemukan. Jika Lia memiliki bukti ditangannya, dengan senang hati dia memberi tahu polisi tentang pelaku pembunuhan Grace. Tapi apalah dayanya, Lucy pindah kenegara yang jauh bersama keluarganya dan tidak memberi kabar sama sekali.
Lia mengalihkan pandangannya dari wajah tidak mengenakan Rylie saat ia melihat Grace berdiri dibelakang Rylie, kemudian Lia melihat Rylie kembali.
"Bagaimana cara Grace mendapatkan hati Jacob dulu? Dia benar-benar penggoda yang ahli" tangan Lia terkepal kuat dan hampir saja memukul wajah Rylie begitu dia mendengar gumamannya.
"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri pada Grace? Dia ada dibelakangmu sekarang" tubuh Rylie seketika kaku, matanya melebar, perlahan dia menolehkan kepalanya kebelakang dan tidak menemukan apapun.
"Hahaha.. Kau pasti bercanda Lia, Grace tidak mungkin disini. Dia sudah tiada" Rylie tertawa sumbang, keringat mulai meluncur dari dahinya, wajahnya terlihat pucat. Tentu Rylie merasakan aura dingin dibelakangnya, hanya saja dia bersikap biasa.
"Aku serius.. Aku melihatnya dibelakangmu sekarang" ucap Lia bertahan dengan wajah datarnya, kenyataannya dia ingin tertawa keras melihat raut ketakutan yang ditunjukkan Rylie saat ini.
"B-benarkah? Kau bisa melihatnya?" Lia mengangguk santai seolah itu bukanlah masalah yang besar, lain halnya dengan Rylie, tubuhnya bergetar, matanya bergerak liar dengan keringat yang tidak berhenti dari dahinya.
"A-ah.. Maafkan aku kalau begitu Grace, aku akan pergi saja" Rylie berdiri dan meninggalkan Lia yang menahan tawanya sysah payah.
"Astaga G.. Kau lihat wajah sok cantik itu berubah ketakutan begitu aku berkata kau ada dibelakangnya" ucap Lia tidak sanggup lagi menahan tawanya, beruntung dia duduk dipojok kantin yang tidak pernah dilewati siapapun, jadi dia bisa tertawa.
"Hmm.. Kenapa kau mengatakan hal itu Lia? Dia salah satu team cheerleader yang dipimpin Tiffany, dia seharusnya tidak tahu jika aku masih berkeliaran didunia ini. Bagaimana jika dia memberi tahu Tiffany dan Tiffany menyadari kalau aku ingin balas dendam?" Lia tersenyum tipis. Sebegitu inginkah Grace membalas dendam kematiannya?
"Oh ya.. Jacob mengatakan padaku kalau kau menemuinya secara langsung, apa itu benar?" Grace mengangguk singkat.
"Untuk apa?"
"Agar dia tahu kalau aku belum tenang dan agar dia merelakanku pergi nantinya" kemudian Grace menghilang, jika dia terlalu lama berbicara dengan Lia bisa saja ada yang melihatnya, karena hanya Lia yang bisa melihatnya, dia khawatir nanti sahabatnya itu akan dikira 'gila' oleh semua orang.
"Ck! Dia pergi lagi.. Selalu seperti itu datang tak diundang hilang pun tak bilang" gerutu Lia melirik jam tangannya dan pergi kedalam kelasnya karena bel pelajaran akan berbunyi.
Jangan lupa Vote and Comment..
*jadi gini, sebenernya gua mau target update setiap part. Tapi karena gua kadang gk dapet pencerahan dari otak, jadi gua update sesuai mood dan ide yang muncul. Terima kasih, wassalamualaikum😊
![](https://img.wattpad.com/cover/195043305-288-k451613.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
They are Psycopath
Horrorkenapa dia meninggalkanku begitu saja? seharusnya dia tidak melakukan semua hal bodoh itu. sebagai sahabatnya, aku sudah memperingatkannya. tapi dia tidak mendengarkanku. saat semua sudah terjadi, apa yang bisa aku lakukan? tidak ada! sekarang aku h...