"[Name]...."
panggilnya, lalu dia mengenggam tanganku.
senyumannya yang tak pernah ku lupa, walaupun cinta kami itu dilarang oleh kedua pihak orangtua. namun kami saling cinta saat itu, karena dia aku bisa bangkit.
Ray
cinta pertamaku, yang sebenarnya. mungkin kemarin2 aku sempat berbohong.
aku berbohong karena aku tidak ingin mengingatnya lagi, itu terlalu indah, terlalu pahit untuk diingat. dan akupun sudah bahagia melebihi dulu untuk sekarang ini.
bagiku dia adalah seorang hero yang nomor 1 di dunia ini.
dia yang membuatku bangkit dari semua keburukan di masa itu.diantara Emma, Ray, dan Norman, yang pertama kali kutemui adalah Ray. aku tak sengaja menabraknya saat keluar dari cafe, disaat itupun aku tidak sedang fokus berjalan.
saat itu aku baru mengalami masalah pertama di lingkungan keluargaku, perkuliahanku, dan aku harus memikirkan dimana aku harus bekerja.
orangtuaku ingin aku lanjut kuliah hingga mendapat gelar yang tinggi, setelah itu aku menikah dengan calon yang dipilih olehnya, dan sebagainya yang sudah diatur olehnya.
aku ingin hidup bebas, aku ingin merasakan kebahagiaan yang dilakukan sesuai dengan keinginanku sendiri.
aku bekerja dan kuliah sesuai keinginanku, berpacaran, menikah dengan seseorang yang ku cintai. bukan yang dipilih olehnya, lagipula yang hidup siapa, aku kan.
aku mengatakan itu didepan orang tuaku saking aku sudah muaknya. lagipula aku sejak SD tidak memiliki teman, aku selalu dirumah. belajar, les, belajar, les, sekolah itu saja yang ada pada hidupku hingga SMA.
hingga pada akhirnya aku diusir dari rumah. untung aku punya uang cadangan, jadi aku bisa mengontrak rumah susun untuk sementara.
pikiranku kacau, benar-benar kacau. tugas kuliahku tidak pernah tuntas, aku selalu mendapat remedial. aku sudah tidak kuat lagi bahkan saat itu aku tiba-tiba berpikiran ingin bunuh diri saja.
aku berteriak, menangis, marah sekeras-kerasnya untuk mengeluarkan semua keganjalan amarah yang ada pada tubuhku. mungkin suaranya terdengar hingga seluruh dunia, bahkan keluar angkasa.
seseorang mendobrak pintu kediamanku, aku terkejut, diapun terkejut melihaku yang sudah menggenggam pisau diatas pergelangan tangan-- yang sekali seret sudah-
"HENTIKAN!!!!..." teriaknya.
aku menangis, tapi aku tidak peduli. aku hampir menggores pergelangan tanganku.
akan tetapi
pisauku dilempar olehnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN!!! SEBERAT MASALAHMU ITU, JANGAN BUNUH DIRI!!!"
"KAU TIDAK AKAN MENGERTI!"
"YA MEMANG AKU TAK TAHU MASALAHMU, TAPI TOLONG PASTI ADA JALAN LAIN!!!"
"KALO GATAU YA DIEM AJA SIH! GITU AJA RIBET BANGET! UDAH MANA PISAUKU! BALIKIN!"
"MENDING KALO SITU GORES GA MATI YA KALO UJUNGNYA DOANG. KALO DALEM? ITU URAT GA BAKAL KESAMBUNG LAGI
DODOL""YA SAYA MAU MATI AJA ANDA PROTES, KURANG KERJAAN YA!!"
"UDAH APA JAN BUNDIR!!"
"AKU CAPE HIDUP! CAPE HIDUP DIATUR!! CAPEEE!"
"YANG PENTING SITU HIDUP BUKAN BUAT DIMAKAN IBLIS."
"HALU. MANA ADA IBLIS DOBLO"
dia mendekatiku, setelah baru dekat aku baru sadar, ternyata dia orang yang ku tabrak di depan cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (Norman x Reader) [✔️]
Fiksi Penggemarkau adalah seorang gadis yang bekerja di suatu kantoran di Jepang. kau sangat menyukai pekerjaan dan kau juga termasuk pekerja rajin di kantor itu suatu saat kau bertemu dengan lelaki yang pangkatnya diatasmu. kau berkencan dengannya lalu berpacaran...