ROL ~ Memburuk

9.2K 443 13
                                    

Keyla meneguk salivanya dengan kasar. Perkataan dari seorang dokter yang berada dihadapannya lagi-lagi membuat harapan Keyla hancur begitu saja.

"Ada cara lain selain itu, Van?"

Dokter itu menggeleng. "Nggak ada, Key. Ini jalan satu-satu nya, tapi ada satu cara yang seperti nya bisa kamu jalani sebelum masuk ke tahap yang lebih serius."

"Apa? Apa, Evan?! Katakan!"

Dokter yang bernama Evans itu menghela nafasnya gusar lalu menatap Keyla teman semasa nya menimba ilmu kedokteran yang tengah gelisah.

"Meminum obat secara rutin dan mandi dengan air hangat dua kali sehari. Tetapi, aku ga bisa menjamin itu akan menghilang, cuma untuk meminimalisir rasa sakitnya dan menipiskan."

"Apa harus dengan tahap serius itu aku bisa sembuh, Van?"

"Ya. Ini cukup mengerikan, Key. Takut berimbas dengan kehidupan kamu lebih lanjut." kata Evans sambil memegang kedua bahu Keyla.

"Aku tahu itu, Van. Tapi apa yang dikatakan mereka nanti kalau aku wanita yang ga ada gunanya sekali? Takdirku kejam sekali, Van." Keyla menangis. Lagi-lagi pendirian yang ia bangun kembali runtuh.

Evan menggeleng, "Tidak. Kamu ga boleh lemah, jangan tunjukkin kesedihan mu kepada dunia! Ayo, gencarkan semangat kamu berjuang untuk sembuh!"

Keyla menghambur kedalam pelukan Evans, walaupun dirinya seorang dokter yang dapat mengobati masyarakat tetapi untuk dirinya sendiri Keyla tak bisa.

"Van, lakuin cara terbaik untuk aku! Selain tahap yang lebih serius itu, minimal sampai Abangku menikah aku bisa menahan."

Evans menggeleng lalu mempererat pelukannya. "Nggak, Key. Kalau selama itu aku ga bisa menjamin, takut menjalar ke yang lain."

Keyla melepaskan pelukannya lalu dengan cepat menghapus air mata nya yang mengalir, lalu melompat-lompat bak anak kecil.

"Evans aku bisa melompat! Ga sesakit yang kamu bayangin, berarti bis-."

"Awh.." Keyla merintih saat lompatannya yang semakin lincah, sambil memegangi bawah perutnya ia kembali nangis.

Dengan sigap Evans membawa Keyla kembalu ke brangkar rumah sakit. Evans merasa prihatin dengan keadaan Keyla yang kembali menurun. Wajahnya sangat pucat dan tubuhnya dingin.

"Aku ga ada tindakan lain selain memberikan suntikkan ini, Key! Sebagai pereda pembengkakan dan peradangan."

Evans segera mengambil suntikkan lalu mengarahkan ke perut bawah nya Keyla. Keyla hanya pasrah. Suntikkan itu seperti menjalar kemana pun, hingga Keyla merasakan sakit diperutnya sudah mereda.

"Penyakitmu sepertinya sudah infeksi, Key."

"Aku beri obat antibiotik, ya? Ini bukan yang menular, kok. Penyakitmu masih jinak." Kata Evans menenangkan temannya.

"Sewaktu-waktu bisa berubah ganas kan, Van?"

Evans diam dia tidak menggubris sama sekali pertanyaan Keyla. Evans menyibukkan dirinya menulis diatas kertas, resep obat Keyla.

"Kamu bisa kembali kesini dua minggu lagi. Jangan ngaret ya, Key? Biar cepet sembuh. Ini obat yang harus kamu minta di apoteker."

Keyla bangkit dari rebahannya lalu mengikat asal rambutnya dan berusaha menuruni brangkar. Evans yang melihat itu segera membantu temannya, itu efek dari suntikkan yang tadi ia beri.

"Kamu bisa pulang sendiri?" tanya Evans.

Keyla mengangguk. "Aku ada supir dibawah, Van. Kamu tenang aja, makasih ya."

Keyla langsung meninggalkan ruangan Evans menuju apotek untuk mengambil obat yang harus ia minum setiap harinya. Setelah selesai Keyla segera menuju basement tempat mobilnya di parkir.

"Pak, langsung pulang, ya." supir Keyla langsung menyalakan mesin mobil dan segera mengemudikan mobil.

"Nona, baik-baik aja?" Keyla mengangguk.

💫

Keyla melangkahkan kakinya menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Tetapi, langkahnya terhenti saat mendapat panggilan dari sang ayah.

"Keyla?"

Keyla menengok ke arah ayahnya yang tengah membaca koran diruang tamu namun tubuhnya tidak menghadap Keyla melainkan bertolak belakang.

"Sini, duduk." Keyla segera berjalan menghampiri Gerald dan duduk disebelahnya.

Gerald mengusap pipi Keyla dengan lembut juga rambutnya yang menjuntai indah. Keyla benar-benar gambaran Viona semasa muda, Ah, Gerald jadi kangen masa-masa itu. Dengan bola mata coklat, alis tebal tanpa pensil alis, hidung runcing juga bulumata nya yang menjulang tinggi keatas.

"Anak daddy sudah besar. Keyla Arletta Alexandria. Umur mu sudah berapa? Ah, bahkan daddy lupa umur mu sekarang berapa. Itu saja udah menandakan kalau Daddy yang semakin tua dan berumur, Keyla sudah menjadi wanita karir yang sukses. Impianmu menjadi dokter kandungan, tercapai ya? Daddy bangga, sayang."

Keyla terharu. Selama ini ia selalu mengharapkan kata 'Bangga' dari mulut sang ayah, dan sekarang itu sudah terucap langsung, rasanya tidak ada yang lebih bahagia dari perjuangannya selama ini saat Gerald mengucapkan kalimat itu.

Keyla segera menghambur ke dalam pelukan sang ayah. Rambut-rambut tipis didagunya semakin menebal dan kerutan-kerutan halus didahinya, benar-benar menambahkan jiwa kewibawaannya.

"Ini semua hasil dari semangat yang kalian berikan. Tanpa adanya penyemangat seperti kalian, mungkin Keyla ga akan seperti ini. Daddy adalah ayah terhebat yang pernah Keyla punya. I love you so much, Daddy." Keyla mencium pipi Gerald sekilas lalu kembali menyembulkan kepalanya di dada sang ayah.

"I love you to, baby."

Gerald terus mengusap surai hitam Keyla, dicium nya terus menerus. Tidak ada bahagia yang pernah ia alami selain memiliki tiga wanita berharga dalam hidupnya. Aliena, Viona dan Keyla.

"Kamu ada apa?" tanya Gerald tiba-tiba.

"Memang Keyla kenapa, Dad?"

"Jangan berbohong, kamu tau daddy paling ga suka dibohongin."

Aura tegas dari seorang Gerald kembali mencuat, Keyla sangat takut akan hal itu. Keyla melepaskan pelukannya lalu kembali duduk di sofa berwarna peach itu.

"Untuk apa aku berbohong? Memang ga ada yang ditutupin, mungkin cuma perasaan daddy aja."

Gerald menghela nafasnya, "Mau sepandai apapun kamu menyembunyikannya, akan terbongkar juga semuanya. Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga."

Setelah mengatakan itu Gerald mencium kening Keyla lalu berlalu pergi meninggalkan Keyla yang terdiam akan ucapan Gerald. Jadi, apakah sang ayah mengetahui semua masalah nya saat ini?

Tidak. Ini terlalu cepat Gerald harus tahu, Keyla hanya tidak mau kalau dengan cepat pula ia harus kehilangan mereka dalam hidupnya karena harus terjaga sedemikian rupa.

>>><<<

Hollaaaaaaa!

Ada yang menerka² apa masalah hidup Keyla? Sengaja untuk part ini aku lebih kasih clue ke kalian yang lebih pas gitu, alurnya turun naik, ya?

Ikutin terus alurnya yaa!

Jangan lupa vommentnya ya, Thx. ❤!

Reasons Of Love [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang