ROL ~ Kalian laki-laki terhebat!

8.1K 424 28
                                    

Akhirnya, mata Keyla terbuka setelah satu jam lamanya menutup mata, tidak sadarkan diri. Aldo yang melihat pergerakkan Keyla langsung memasang raut wajah datar dan hanya menggenggam jemari Keyla tanpa menciumnya kembali.

"Kamu udah bangun? Kalau gitu aku pergi." kata Aldo seraya bangkit dari duduknya.

Keyla langsung mencekal pergelangan tangan Aldo. Ia tahu bahwa kekasihnya masih kesal karena kejadian tadi. Keyla mencoba untuk duduk dan bersandar duduk.

"Aldo.. Apa yang kamu liat itu bukan apa yang ada dipikiran kamu." katanya, parau dan lirih.

Aldo menatap kearah lain, harinya terasa teriris saat Keyla berusaha menjelaskan dengan suara lemahnya. Sebenarnya, Aldo sudah tak kesal, tetapi kejadian itu disaat Alex mengelus dagu Keyla, Aldo tak menyukainya dan kembali tersulut emosi.

"Mau apa dia kembali lagi?" tanya Aldo dengan suara dingin dan ketusnya.

Keyla menggeleng. "Nggak, tau."

"Bener?"

"Buat apa aku bohong? Alex udah lama aku lupakan semenjak adanya kamu, Aldo. Percaya aku."

"Aku ga mau ngeliat kejadian ini untuk kedua kalinya. Paham?" tanya Aldo seraya duduk disamping Keyla.

Keyla mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih."

"Dan, ceritakan kenapa kamu bisa selemah ini cuma karena berlari?" tanya Aldo.

"Kamu seorang dokter, bohong kalau kamu ga tau semua ini." lanjutnya.

Keyla terdiam. Apakah tadi Evans membeberkan rahasia ini? Kalau iya, Keyla tidak akan pernah memaafkan lelaki itu dan akan membenci dirinya sendiri.

"Memang tadi Evans ngomong apa?"

Aldo mengernyit. "Dokter itu bernama Evans? Kamu kenal?"

Keyla mengangguk. "Dia temen aku semasa kuliah jurusan kedokteran, Al."

"Oh. Evans hanya bilang kalau kamu hanya kecapean, terus aku tanya apa selemah itu sampe berlari pun pingsan? Evans jawab lagi katanya kamu terlalu banyak pikiran."

"Aku rasa nggak. Ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku." lanjutnya.

Keyla terhenyak. "Nggak, Al. Aku gapapa, kata Evans juga 'kan aku cuma kecapean sama banyak pikiran."

Bohong! Untuk kesekian kalinya Keyla harus berbohong kepada orang-orang yang ia sayangi.

"Aku masih ga percaya."

Keyla melingkarkan tangannya kepinggang Aldo, menenggelamkan kepalanya di dada bidang kekasihnya. Aldo diam tak berkutik.

"Percaya aku. Semua ini aku lakuin demi kamu, bukan? Jadi untuk apa aku berbohong, Aldo? Harus butuh berapa cara lagi buat kamu percaya aku?"

Akhirnya, Aldo luluh. Ia membalas pelukan Keyla lalu menghirup aroma shampo Keyla yang wangi dan menenangkan hatinya.

"Iya. Aku udah percaya. Biar aku yang ngebuktiin semuanya, kamu perempuan, dan kamu hanya perlu menunggu sampai aku bisa ngebuktiin sebesar apapun rasa aku ke kamu."

💫

Aldo meniup bubur ayam hangat didepannya lalu kembali menyuapkan bubur itu ke bibir Keyla, hari ini Aldo selalu berada disisi Keyla, bahkan acara siang tadi Aldo sama sekali tidak hadir. Demi Keyla.

"Al, maafin aku ya. Gara-gara aku acara kamu jadi hancur."

Aldo meletakkan mangkok diatas nakas lalu tersenyum. "Gapapa, sayang. Ini bukan salah kamu."

Keyla tersenyum lalu mengangguk. "Haus."

Aldo langsung memberikan segelas air mineral dan menyesapnya hingga setengah. Saat mereka sedang bercanda sambil tertawa tawa riang, Andra datang dengan Gerald.

"Keyla?"

"Kamu gapapa 'kan de?" tanya Andra sambil mengusap kening Keyla.

Keyla tersenyum. "Gapapa, Abang. Ngapain kesini? Kan lagi dipingit."

"Ya kali gue asik-asik di hotel sedangkan adik gue lagi dirumah sakit."

Keyla tertawa. Gerald menatap intens anak perempuannya, dalam manik matanya menyimpan banyak luka. Walaupun, dirinya seorang bapak, Gerald bisa mengetahui apa yang dirasakan anaknya.

"Kamu kenapa, Key?"

Keyla terdiam tak berkutik.

"Keyla cuma kecapean tadi, Om. Juga banyak pikiran, ya jadi gini." itu jawaban Aldo.

Keyla menghembuskan nafas leganya. "Iyya, dad. Keyla cuma kecapean aja."

Gerald hanya mengangguk paham, jauh dilubuk hatinya, ia merasakan kepedihan sang anak perempuan. Ia takut terjadi apa-apa.

"Udah sana, bang. Lagi di piting, ga boleh keluar-keluar. Ga baik." kata Keyla.

Andra mendengus sebal. "Alay banget." Keyla dan Aldo tertawa melihat respons Andra.

"Bukannya daddy lagi ngurusin resepsi abang di kapal pesiar?" tanya Keyla sambil menatap sang ayah.

Gerald hanya mengangguk. "Udah hampir selesai, jadi, daddy pulang setelah denger kabar kalau kamu masuk rumah sakit."

"Terus siapa yang ngelanjutin sisanya, dad?"

Gerald yang tadi duduk di sofa bangkit lalu berjalan ke dekat brangkar Keyla. "Ada Om Ethan, sayang. Lagi juga semua hampir beres ya paling sekisar 95% lah."

Keyla mengangguk. "Jadi ga sabar liat abang nikah!"

"Lho? Apa-apaan? Kamu jangan ikut! Masih sakit gini, sok-sokan ikut." tukas Andra.

"Yeee sialan! Besok juga sembuh, aku kan strong."

Aldo, Andra dan Gerald tertawa melihat itu. "Stres tak tertolong." sahut Aldo.

"Songong, kutub!"

Gerald tersenyum lalu mengusap surai hitam Keyla, dirinta begitu sayang dengan anak gadis perempuannya, ia layaknya berlian yang harus dijaga dengan hati-hati yang tidak ada boleh lecet sedikitpun.

"Kalian laki-laki terhebat Keyla yang pernah ada! Aku sayang kalian! Jangan pernah tinggalin aku sendiri, ya?"

Menggemaskan. Keyla mengatakan itu seperti anak kecil yang sedang menangis. Gerald tersenyum begitupun Andra dan Aldo, Gerald merengkuh tubuh mungil Keyla kedalam pekukannya.

"Mau seperti apapun nanti, kamu tetap anak perempuan daddy yang paling disayang, ga ada yang boleh sedikitpun ngelukain kamu dan bikin kamu nangis. You are my father's daughter who i love the most than myself."

Dicium kening anak perempuannya, lalu memeluknya dengan erat. Andra dan Aldo tersenyum penuh arti menatap ayah dan anak tersebut.

💫

Hollaaaaaaa!

Uwuuuuuuuuu terhura aq:( apa harapan kalian setelah liat kalau Gerald sedikit curiga sama gerak-gerik Keyla?

Ikutin terus ya alur ceritanya🙌

Jangan lupa vommentnya, Thx. ❤!

Reasons Of Love [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang