#3

10 3 0
                                    

Boy POV

Di perjalanan menuju kampus Larissa, tiba-tiba perutku berbunyi dan sialnya Larissa malah mendengarkannya

"Kamu laper?"

"Hehehe gara-gara tadi perginya kepagian nih, belum sempet sarapan"

"Yeee siapa suruh lau dateng pagi-pagi"

"Yakan biar bisa nganterin kamu"

"Dih aku naik ojek online juga nggak masalah. Udah biasa mandiri"

"Tapi senengkan kalo dianterin" aku reflek menaik turunkan alisku padahal Larissa pun nggak ngelihat

"Serah dah serah"

"Masuk jam berapa kamu?"

"Jam 7"

"Sekarang masih jam 6 kan?"

"Iya"

"Ya udah kamu udah sarapan belum? Kalo belum mampir dulu ke warteg yok tapi kalo udah aku makan di kantin kampusmu aja"

"Belum sih tapi takut nggak keburu entar"

"Yaelah neng rajin amat sih"

"Yakan aku emang mahasiswa teladan"

"Iya dah iya percaya. Ya udah kalo gitu temenin makan di kantin ya"

"Ogah, makan sendiri sana"

"Ya Allah neng kasihan perutmu tuh meronta-ronta"

"Heh ya nggak gitu juga kali" tiba-tiba Larissa memukul bahuku sedikit keras, aku hampir saja meloncat kalo nggak inget ini lagi di jalan.

"Jadi gimana? Mau nggak?"

"Iya dah iya"

"Nah gitu dong, sip. Sabar ya perut bentar lagi kita sampai kok"

"Iya cacing jangan demo dulu ya di dalam perut Billy"

"Tuh dengerin kata ibu negara" aku keceplosan panggil Larissa dengan sebutan ibu negara dan seketika suasana jadi canggung tetapi Larissa tiba-tiba menimpali

"Dasar anak cacingan"

***

Kita sampai di UPI sekitar jam enam lebih lima belas menit. Setelah memarkirkan montor pakdhe aku dan Larissa langsung ke kantin yang ternyata di sana lumayan ramai juga

"Anak-anak disini pada rajin-rajin ya" kataku takjub

"Nggak juga"

Kantin di kampus Larissa ini cukup luas dengan bangku panjang-panjang dan ada 5 penjual yang masing-masing menjual menu yang berbeda. Aku dan Larissa duduk di bangku pojok di depan penjual nasi uduk.

"Itu buktinya jam segini udah pada di kantin aja"

"Males masak kali mereka"

"Berarti kamu ini termasuk dong hahaha"

"Kamu ini sebenernya polos apa gimana sih! Kan aku terpaksa makan di sini gara-gara kamu"

Diujung WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang