BRUK!
Dio menangkap tubuh mungil gadis itu seraya berdecak. "Kalau mau cari alasan itu yang cerdas, jangan pura-pura pingsan. Saya masih bisa lihat mata kamu berkedut."
Tidak ada respons sama sekali.
Panitia MPKMB kabinet Nitrogen menempatkan Dio sebagai guardian star-sebutan untuk kakak pendamping-di gugus Andromeda. Tema MPKMB kali ini adalah seputar bintang beserta galaksi. Di mana nama-nama bintang semacam Sirius, Vega, Canopus, dan lain-lain adalah nama kelompok yang terdiri dari beberapa mahasiswa baru. Galaksi Andromeda, Sunflower, Sombrero, dan lain-lain adalah nama untuk gugusnya.
"Yo, itu junior kenapa? Bawa aja ke ruang kesehatan!" teriak Salsa salah satu guardian star lain di gugus Andromeda.
"Enggak apa-apa!"
Dio menatap junior dalam pelukannya. Name tag bertuliskan nama Caca dengan pulpen glitter warna pink nyentrik itu tidak terhitung dalam SOP. Jam tangan berbentuk panda warna hijau pisang di pergelangan tangan gadis itu rasanya lebih cocok dikenakan anak TK. Tidak lupa juga parfum aroma strawberry yang menyeruak indra penciuman Dio sudah cukup menjadi bukti. Si Caca ini adalah tipikal gadis manja yang belum tahu kerasnya kehidupan.
"Jangan harap saya mau bawa kamu ke ruang kesehatan. Justru saya mau lempar kamu ke danau dekat kampus. Saya hitung sampai tiga dari sekarang."
Tidak ada respons juga.
Dio berdecak seraya mengangkat kedua kaki Caca, menggendongnya ala pengantin menuruni tangga gereja. Ia tak pernah bermain-main dengan ucapannya, apalagi soal hukuman. Sudah dapat dipastikan juga gadis itu tak akan bisa melarikan diri begitu saja. Ia sengaja menguji sampai mana gadis itu berani berbohong. Mereka melintasi halaman GWW diiringi berbagai jenis tatapan dari panitia dan peserta MPKMB. Ekspresi mereka pun bermacam-macam dari mulai mulut menganga, dahi berkerut, sampai meringis. Mungkin teman-teman yang berada di organisasi BEM menganggap ini adalah langkah besar bagi seorang Dio Anggara Cokroatmojo yang lebih sering berdua dengan laptop.
"Satu."
Sekalipun bobot tubuh Caca tidak seberat tumpukan dosa para pion Atmojo group. Dio tidak bersungguh-sungguh akan melempar gadis itu ke danau. Jarak dari GWW menuju danau yang terletak di dekat perpustakaan dan FEM bisa disamakan dengan perjalanan Biksu Tong mencari kitab suci.
"Dua, saya enggak pernah main-main sama ucapan saya." Dio menghela napas pendek. "Ti ...."
Tidak lama Caca menggeliat dan terjatuh. Rambut gelombang sepunggung yang diikat pita bendera merah-putih itu bergoyang indah. Saat pandangan mereka terkait, Dio mematri iris mata secokelat mahoni itu dalam memori tanpa sadar. Pahatan kedua alis tersebut bukan buatan, nyaris sempurna. Kemudian komposisi bibir mungil yang menampilkan deretan gigi rapi menyambutnya. Bias mentari pun seakan menimbulkan kilau pada ujung kepala hingga kaki Caca.
"Ampun, Kak, ampun!" seru Caca setelah berdiri bersama kedua telapak tangan yang disatukan. "Jangan lempar aku ke danau! Mending dipeluk aja seharian-" Seketika ia membekap mulut dengan sebelah tangan, lalu meringis.
Apa katanya?
Dio menggulung lengan almamater ke siku. Belum satu jam mereka bersama, ia sudah berulang kali menghela napas. "Lari tiga puluh putaran!"
Mata gadis itu membulat sempurna ditambah mulut menganga. "Ya ampun, Kak, banyak bangeeeeet! Enggak ada diskon?"
"Sekarang!"
Sempat meringis, gadis itu akhirnya menyusul beberapa peserta MPKMB yang berlari mengelilingi halaman. Dio mengedarkan pandangan, menghitung jumlah junior gugus Andromeda yang terlambat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Electric Kiss ✓
Teen Fiction[END Segitiga 5 Sudut]"Indonesia beriklim tropis, hanya ada musim hujan dan kemarau. Hari kita terlalu manis, hingga kuarungi samudera bernama risau." Tragedi jam Cinderella asrama berhasil menyulap Dio dan Caca menjadi pasangan, padahal selama ini...