Seperti janji anak Asoy sebelumnya, mereka semua berkumpul di rumah Viko, yang tentu saja juga rumah Fina. Namun gadis itu memutuskan untuk pulang lebih telat setelah mengetahui dari Samuel bahwa anak Asoy akan berkumpul dirumahnya.
"Welcome to my home, guys. Fina dan nyokap gue sebentar lagi pulang, gue saranin kalo mau ngerokok diluar aja ya.. mereka gak bisa kena asap rokok." ucap Viko saat teman-temannya memasuki rumahnya yang megah nan mewah warisan dari sang kakek.
"Siap, apapun gue lakuin, deh, buat neng Fina." jawab Fahrul.
Viko mengajak teman-temannya untuk berkumpul di halaman belakang rumahnya dimana halaman belakang adalah ruang terbuka, jadi mereka bisa bebas untuk merokok. Disaat yang lainnya sudah di halaman belakang, Ananta justru masih di ruang tamu untuk melihat-lihat berbagai macam bingkai yang terpajang disana.
Dimulai dari foto keluarga, piagam penghargaan, piala, mendali emas semua anggota keluarga ini. Lomba akademik mayoritas dimenangkan oleh si anak sulung, lomba olahraga mayoritas dimenangkan oleh si anak tengah, dan lomba musik mayoritas dimenangkan oleh si anak bungsu. Anantapun terkagum-kagum dengan keluarga ini, tak hanya anak-anak, namun kedua orang tua mereka juga memiliki banyak piagam penghargaan lainnya.
"Buset... pinter juga si Viko." gumam Ananta pelan dengan kedua mata yang masih melihat-lihat foto-foto disana.
Mata Ananta tertuju pada foto-foto Fina disaat ia masih kecil dan juga saat memenangkan berbagai kompetisi piano. "Hehehe... ada si cantik.." bisiknya pelan dengan senyuman lebar diwajahnya.
"Ngapain lo?" Viko tiba-tiba datang sembari menepuk bahu Ananta, tentu saja Ananta dibuat terkejut dengan ulahnya.
"Ngagetin aja, lo. Btw, ini serius punya lo semua? Keren juga lo.."
"Gue diem-diem gini menghanyutkan, broo...." jawab Viko sarkas.
"Ini siapa? Gue belum pernah liat dia selama temenan sama lo." Ananta menunjuk foto Sulthan, si anak sulung.
"Itu kakak gue. Dia kayak harimau kalo marah, apalagi dia possesif banget sama Fina."
"Possesif??" Ananta menyiritkan kedua alisnya bingung.
"Iya, possesif. Hati-hati aja kalo mau pacaran sama Fina terus ketauan sama dia, bisa-bisa lo dipukulin sampe babak belur." Viko langsung merangkul bahu Ananta meninggalkan ruang tamu.
"Ngomong-ngomong, Fina kemana?"
"Lagi date sama nyokap gue. Biasalah, anak kesayangan." jawab Viko dengan santai.
Akhirnya Ananta ikut berkumpul bersama dengan anak-anak lainnya. Setelah hampir satu jam mereka berkumpul, tiba-tiba terdengar suara mobil yang diparkirkan di garasi mobil. Ternyata itu adalah Fina dan mama Rosa yang baru saja pulang. Tentu saja mama Rosa menyempatkan diri menyapa teman-teman anaknya.
"Assalamualaikum, tante... kita numpang main yaa, tan..." sapa Rio dengan sopan sembari mencium punggung tangan mama Rosa, begitu juga anak-anak yang lainnya.
"Mamah mertua.. saya izin main disini gapapa yaa??" ucap Fahrul yang langsung mendapat sebuah jitakan dari Khal.
Ibu-ibu berusia pertengahan 40 tahun itu menyapa anak-anak Asoy dengan ramah, namun juga sempat bingung saat Fahrul mengatakan "calon mertua".
"Waalaikumsalam, main ajaa gapapa... sudah makan siang semuanya?? Nanti tante pesenin makanan, ya. Tante gak sempet masak..." sapa mama Rosa yang masih sangat cantik, modis, awet muda, dan tak terlihat seperti ibu-ibu berusia 40 tahunan.
"Gak usah repot-repot, tante.. Seharusnya kita yang bawa bingkisan buat mama mertua.." jawab Ariq dengan senyuman lebarnya dengan polos. Namun mama Rosa masih memberikan tatapan bingug.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna Change My Life (Season 1) [HIATUS]
Teen FictionSharfina Arabella Aleezha, mahasiswi kedokteran sekaligus seorang Pianis ternama yang merupakan putri dari seorang petinggi TNI yang memiliki kisah kasih asmara dengan seorang taruna Akademi Militer, Satria Ananta Adhitama sejak duduk di bangku SMA...