12. Can't Sleep (ViktorーAnthony)

894 89 39
                                    

Masih ada yang inget sama cerita ini gak ya?
:)

Semoga masih hehehehe~

※※※

Semilir angin beserta rintikan hujan meramaikan gelap yang tengah menguasai Jakarta.

Suasana sejuk menyelimuti tiap sisi, tak terkecuali tiap sisi kediaman keluarga goda-gado dimana lima manusia yang menjadi tokoh utama dari cerita ini tinggal.

Jam dinding di dinding kamar menunjukkan jika hari telah berganti, awal hari baru telah dimulai. Suasana temaram lampu tidur menghangatkan kamar luas dimana sepasang anak manusia tengah bergelung nyaman di bawah hangatnya selimut.

Satu diantaranya berwajah bule dan satunya berwajah khas asia tenggara. Keduanya berbaring bersisian. Saling berbagi hangat di balik selimut.

Viktor Axelsen, si pria berwajah bule mengerutkan dahinya kala merasakan gerakan rusuh di sisi kirinya. Dengan pelan, kelopak mata keturunan Axelsen itu terbuka perlahan. Sinar redup lampu tidur berebut masuk ke dalam kepingan biru sewarna langit miliknya. Begitu terbiasa akan cahaya yang masuk, mata teduh tersebut melirik ke arah sisi kiri ranjang dimana sesosok pria manis pendamping hidupnya nampak gelisah dalam tidurnya.

Mata teduh itu kembali melirik, kali ini pandangannya bertumpu pada jam dinding yang tersemat di dinding kamarnya.

Jarum pendek di angka 12 dan jarum panjang di angka 5. Hari sudah berganti ternyata.

Posisi tidur suami manisnya itu sedikit membelakangi dirinya, tapi tetap saja ia masih bisa melihat ekspresi gelisah yang hadir di wajah manis suaminya itu.

Tubuh tegap Viktor menghadap ke arah sang suami. Lengan kirinya menekuk di atas kasur dengan telapak tangan yang menyangga kepalanya, Viktor pun memandangi wajah manis sang suami yang terlihat tak nyaman. Dahi pria Sinisuka itu nampak mengkerut. Nafasnya pun ikut memburu.

"Ssstt. . . tidak ada yang perlu kamu takutkan sayangku." Jemari panjang keturunan Axelsen itu mengusap pelan kerutan di dahi pria manis yang berstatus suaminya tersebut. Bibir pria berkebangsaan Denmark itu terus menggumamkan kata-kata penenang di telinga pria mungil di sisinya, sedangkan jemarinya tak henti mengusap kening pria mungil itu.

Butuh tiga menit untuk menghilangkan kerutan tak nyaman di dahi suaminya itu. Nafas yang semula sedikit memburu pun perlahan kembali teratur.

Poni yang semula menutupi kening sang suami pun ia sibak sejenak, "Tidur yang nyenyak sayang." Viktor membubuhkan kecupan singkat di kening tersebut sebelum ikut terlelap kembali menuju alam mimpi.

※※※

"Eugh. . ." Sosok manis bertubuh mungil itu mengeluarkan erangan lirih. Tubuh mungil tersebut kembali bergerak-gerak gelisah. Seperti dua jam yang lalu. Namun kali ini sosok tampan disisinya tidak terusik seperti sebelumnya.

"Jam berapa ini.."

Mata bulat itu terbuka perlahan. Sambil melirik ke arah jam dinding, mata bulat itu berkedip beberapa saat guna menyesuaikan cahaya yang masuk tiba-tiba ke dalam keping matanya. Dilihatnya, jika jam di dinding kamar yang ia ingat sebagai dinding kamar suami keduanya menunjukkan jika saat ini adalah sepertiga malam alias pukul dua malam.

Anthony bergidik pelan, "Masih sangat malam.. " Selimut kembali dieratkan begitu hawa dingin dari hujan yang masih turun di luar sana menembus ke dalam kulit. Hujan masih turun dengan derasnya seolah ingin menggenangi bumi dengan muatannya. Anthony merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Sebisa mungkin bergerak perlahan, agar suaminya yang masih terlelap tidur di sampingnya tidak terusik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[⏯] HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang