Disclaimer : Masashi Kishimoto
Special edition for my sizturs Piove12 @JiiKeiha Red_Etoile
And for my siblings in crime zenaamaya LiaArgasuta twijya KnightVee trianianbu Maharani_Murasaki skyrans caarieslaventa Grain224 KavyanaKav
I love you all...
Enjoy this piece of cake
.
.
.10 Oktober. 32 tahun.
"Oyaji, bisakah kau membantuku mengangkat panggangan ini?"
Sesosok bocah berambut kuning, dengan bersungut-sungut menghampiri kami yang sedang duduk di teras belakang rumah.
Aa, Boruto. Bocah duabelas tahun yang mirip sekali dengan ayahnya, si pembuat onar satu Konoha, Uzumaki Naruto.
Bocah itu terlihat sehat dan gesit. Tak seperti sang ayah saat seumuran dengannya. Naruto adalah bocah terpendek di angkatan kami meski ia mati-matian tak mau mengakuinya.
"Bisakah kau membawanya sendiri? Ini ulang tahunku, Bocah Kualat!"
Aku tahu Naruto hanya ingin menggoda Boruto. Dia bisa mengangkat monumen Konoha hanya dengan telunjuk saja. Untuk apa dia memberi alasan untuk tidak mengangkat panggangan yang beratnya tak lebih dari sembilan kilogram?
"Kau terlalu banyak duduk di kursi Hokage. Bukankah lebih baik kau berolahraga sedikit agar sehat, Oyaji?"
Sekilas Boruto melirikku. Terlihat takut jika aku akan menyumpal mulutnya dengan batu atau apa. Mungkin bocah itu teringat kejadian dulu, saat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku memarahinya karena ia kabur begitu saja sementara Hinata mencegahnya. Jujur, dia memang tidak sopan, berbicara dengan nada itu kepada ibunya. Jika ia seorang Uchiha, mungkin ia akan diberangus dengan api amaterasu.
Tapi ini Naruto, beda kasusnya. Hokage berambut kuning itu memang pantas dikata-katai seperti itu. Seharian duduk di kursi Hokage yang diimpikannya, tanpa melakukan aktivitas lain sangat tidak baik untuk kesehatan.
Apa kursi Hokage senyaman itu hingga Naruto memilih berada di sana berhari-hari tanpa pulang, dan mengambil cuti hanya setengah hari di saat ulang tahunnya?
Aku tak peduli sebenarnya.
Tapi Naruto memiliki keluarga. Sesuatu yang tak pernah ia dapatkan di masa lalu.
Dan sekarang, ia seakan menganggap keluarganya adalah prioritas nomor sekian.
"Cih. Baiklah. Anak nakal." Naruto beranjak dari bangku panjang yang kami tempati. Menoleh kepadaku dengan tatapan lelah namun bahagianya. Mengisyaratkanku agar aku tak kabur kemana-mana.
Memangya aku mau kemana? Aku berada di sini, setelah puluhan ribu kali rengekannya, akhirnya aku mengiyakan daripada ia terus-terusan merengek dan merusak telingaku.
Dan di sinilah aku, terjebak di sebuah rumah yang besar, beraroma misoshiru dan nasi hangat.
Bagaikan batu berlumut, seharusnya aku tak berada di sini. Canggung, silau. Aku bahkan tak pantas berada di rumah Naruto.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aishiteru de, Gomenasai (Sorry, But I Love You)
FanfictionCover by Taara Uchiha adalah pendengki terbesar yang ada di muka bumi. Seperti Indra kepada Ashura... Seperti Madara kepada Hashirama... Dan sepertiku kepada Naruto.