Hujan-HuaLian

3.9K 486 105
                                    

"..."

Kedua mata hitam memandang langit-langit kamar dengan telinga terpasang earphone, memutar lagu rock yang direkomendasikan Luo Binghe.

Bosan.

Bosan.

Bosan.

Bosan!

Hua Cheng bosan!

Sendirian di rumah membuatnya bosan setengah tampan!

Seharusnya ia tidak usah mengerjakan ujian dengan cepat, sehingga ia bisa di sekolah dan setidaknya membantu Xie Lian menilai ujian siswa.

Kalau bisa, sekalian juga mencari kunci jawaban untuk besok.

Ah, sepertinya itu tidak perlu. Hua Cheng kan pintar. Ia adalah orang yang memegang peringkat satu di sekolah, disusul Wei Wuxian di posisi kedua dan Luo Binghe di posisi ketiga.

Hua Cheng bangkit dari tempat tidur tercinta. Ia bergumam, "Ingin ketemu GeGe, ah."

Menghentikan musik yang ada di handphone, kemudian melepaskan earphone. Pada saat itu, Hua Cheng tersadarkan oleh suara hujan deras.

Hua Cheng memandang keluar pintu kaca balkon kamarnya, menatap rintik-rintik hujan membasahi kota.

"Hujan...,"gumam Hua Cheng sambil mendekati balkon.

Hua Cheng membuka pintu kaca balkon  dan keluar. Kemudian ia mengulurkan tangannya, merasakan dinginnya air hujan yang membasahi tangannya.

Rasanya dingin, tetapi juga membuatnya tenang. Rasa bosan dan sebalnya hilang.

Entah beberapa lama waktu berlalu, Hua Cheng terus membasahi tangannya hingga jari tangannya mulai mengerut. Hua Cheng baru saja menarik mundur tangannya kembali sebelum merasakan adanya dua tangan melingkari pinggangnya. Hua Cheng menoleh, "GeGe?"

Kepala Xie Lian menjulur ke samping. Dengan senyum, ia berkata, "Aku pulang, San Lang. Hehehe."

Hua Cheng tersenyum. Ia berbalik dan mencium dahi Xie Lian, "Selamat datang, GeGe."

"Kamu sedang apa? Berdiri di balkon begini. Aku sudah mengucapkan salam tapi kamu tidak mendengar."

"Ah, maafkan aku." Hua Cheng menunjukkan tangannya yang basah, "Aku tadi memandangi hujan. Dan tanpa sadar aku malah membasahi tanganku. Jadinya begini."

"Oh, astaga. Tanganmu dingin sekali. Ayo, masuk. Nanti kamu sakit lho."

Hua Cheng menuruti dan masuk ke dalam. Xie Lian membawanya ke ruang makan, "Aku tadi belanja bahan makanan. Mau minum coklat panas? Ah, perlu selimut? Aku tidak mau kamu kedinginan."

Melihat kekasihnya cemas, Hua Cheng tertawa dan memeluk Xie Lian, "GeGe perhatian padaku saja sudah membuatku hangat."

Xie Lian tersipu malu. Ia membalas pelukan Hua Cheng, saling memberi kehangatan.

END

Pontianak, 15 Desember 2019

Love DoveyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang