Pantai : WHY!? ಠಗಠ

3.5K 447 73
                                    

Hamba mendengar panggilan untuk update di lapak ini :v (untung gak semua lapak. Tewas yang ada)

.
.
.

Liburan!

Waktunya membebaskan diri dari segala aktivitas harian yang membosankan dan membuat stres berkepanjangan!

Entah itu maunya liburan dari stay home atau berpergian entah ke mana, selama hati ini senang.

Terkadang, di dalam hati ada sebuah harapan kecil untuk tidak bertemu dengan orang-orang yang  tidak dikenal. Tujuan sederhana, tidak ingin diganggu gugat. Karena sudah beritikad untuk melepaskan semua kelelahan yang ada. Baik jiwa ataupun raga.

Hanya saja ....

"WHAT THE FUCK!? KENAPA KALIAN DI SINI!?"

"Aku yang harusnya bertanya. Kenapa kalian ada di sini?"

"......"

Wei Wuxian, pemuda pertama berteriak kini meremas sisi kepalanya. Melepaskan amarah karena ternyata bertemu dengan kedua teman satu permasalahan tetapi tidak setia kawan. Bahkan lebih tepatnya sesama pengkhianat.

Di sisi lain, ada Hua Cheng yang juga sama kesalnya, tapi lebih memilih diam dan mengikat rambut panjangnya menjadi ponytail.

Lalu, ada juga Luo Binghe yang herannya sangat diam. Entah diam karena sakit gigi atau diam karena terlalu emosi. Tidak ingin melepaskan kata tersegel oleh KPI dari mulutnya, hingga kini lebih memilih diam sambil menancapkan payung pantai di lokasi terbaik menurut dirinya dan menyiapkan kursi pantai.

"Ah, sialan. Aku memilih liburan di sini karena tidak mau bertemu kalian. Kenapa malah jadi ketemu kalian? Pergi sana!" Wei Wuxian mengibaskan tangannya, tanda mengusir.

"Kau pikir ini pantai milikmu? Kau saja yang pergi." Hua Cheng tentu saja tidak mau menuruti. Yang ia dengarkan hanyalah Xie Lian, sang majikan cinta.

"Enak saja! Kau dan Bing Bing saja yang pergi! Aku mau kencan dengan Lan Zhan hari ini di pantai!"

Luo Binghe masih diam. Sibuk memasang sun screen untuk dirinya sendiri.

"Kau kira kau saja? Aku juga ingin liburan di pantai dengan Gege!" Hua Cheng kini terbawa esmosi, permisa.

Luo Binghe terabaikan. Peduli pantat, ia hendak menggunakan kacamata hitam dan akan berjemur sebelum melihat sosok sang malaikat cintanya.

"Shi–" Luo Binghe berseru. Namun terdiam kala melihat dua orang di sisi Shen Qingqiu yang juga datang.

Hua Cheng dan Wei Wuxian melupakan pertengkaran tak berguna mereka lalu ikut menoleh ke arah Luo Binghe melihat.

Ketiga pemuda ternganga dengan pemandangan ilahi tersaji di depan mata.

Ulalala~

Liur mereka menetes.

Bersambung

Pontianak, 13 Maret 2020

Love DoveyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang