3: Rasa sakit Night di malam hari

2.4K 160 8
                                    

- Alangkah lebih baiknya untuk vote sebelum baca ya 🤗 -
.
.
.

Berulang kali Night mengubah posisi tidurnya, membuat Aga yang terjaga di sofa ruang rawat Night mengamati adik sepupunya yang terlihat gelisah.

"Gak bisa tidur?" Night segera menghentikan aksinya dan mengarahkan pandangannya pada kakak sepupunya.

"Iya nih," jawaban singkat itu membuat Aga bangkit dari sofa dan mendekati adik sepupunya.

"Kenapa? Gak nyaman?" Night mengangguk mengiyakan pertanyaan Aga.

"Badan gue nyeri semua rasanya, Bang. Terutama bagian kaki." keluh Night sambil menunjuk kaki bagian bawahnya dari mulai lutut.

"Tes kemarin gimana hasilnya?"

"Belum keluar, mungkin besok atau lusa, tapi kemungkinan besar kata dokter--" Night menghentikan ucapannya begitu terdengar dering ponselnya.

"Tuhkan, Bunda tebak juga apa. Pasti kamu belum tidur deh. Kebiasaan balik waktu sih!" Night memunculkan tawa getirnya mendengar suara di seberang telpon.

"Bunda sendiri kenapa belum tidur? Besok pagi kan Bunda harus tetep kerja!"

"Mana bisa bunda tidur, Bunda kepikiran kamu! Kenapa sih kamu gak mau Bunda temenin? Bunda kan takut kamu tiba-tiba drop lagi kaya tadi."

"Night gak apa-apa, Bun! Maaf ya tadi bikin bunda takut. Bunda tidur ya, Night juga mau coba tidur nih! Bye!" tanpa menunggu respon, Night segera menutup telponnya.

"Kebiasaan!" protes Aga begitu melihat kelakuan adik sepupunya.

"Gue gak tega denger suara Bunda, Bang! Gue tau dari suaranya, Bunda pasti abis nangis." suara pelan itu membuat Aga mengurungkan niatnya untuk mengomeli sikap tidak sopan Night pada Bundanya.

"Jelas lah! Tante Arum pasti sedih inget kondisi lo tadi, lagian kok bisa sih tiba-tiba lo drop begitu?"

"Ya mana gue tau! Gue sendiri aja lupa gimana bisa tadi gue tiba-tiba hampir--"

"Udah tidur!" Aga memotong ucapan Night dan merapihkan selimut yang menutupi sebagian tubuh Night.

"Bang, besok lo yakin bakalan bolos?"

"Iyalah, gue mana tega biarin lo di rumah sakit sendirian."

"Gue bisa sendiri kok, Bang. Kalo lo bolos nanti lo gak bisa liat cewek yang lo taksir itu dong. Hahaha.."

"Dih, apaan sih lo!" mendengar godaan Night, wajah Aga seketika memerah.

"Eh, tapi lo harus banget sih Night liat cewek itu. Dia cantik banget, udah gitu dia keliatan humble banget deh. Cuma ya gitu, kayanya dia udah--" curhatan Aga terhenti begitu mendengar dengkuran pelan adik sepupunya.

"Dasar pelor!" Aga kembali merapikan selimut Night dan berjalan kembali ke sofa untuk ikut mengistirahatkan tubuhnya.

Ia tidak langsung tidur, kini ia raih ponsel di saku jeansnya dan mengetik sesuatu di layar handphonenya.

"Jadinya kapan ke Jakarta? Gue gak tega liat kondisi adek lo!" pesan whatsapp itu segera Aga kirim ke kontak dengan nama Pixel.

"As soon as possible! Gue harus nunggu bokap selesai sama urusan bisnisnya. Selama itu, gue titip Night sama lo ya! Titip bunda juga, okay?" Aga membaca balasan pesan dari Pixel, kakak kedua Night.

"Baiklah! Tapi gue gak bisa 24 jam jagain dia, gue cuma bisa bolos besok. Seterusnya paling gue bakal jagain dia pas di teje aja. Hahaha.."

"Siap, mas mas petugas teje! Disana udah malem kan? Tidur hey!" mata Aga yang sudah mulai mengantuk hanya sanggup untuk membaca pesan itu tanpa sempat membalasnya.

Night and DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang