04- Hanya Kamu

71 16 0
                                    

Klik tombol bintangnya dulu ya gais. Lafff uuuuu.

Setelah kejadian kemarin, hari ini Juwi kembali bersekolah seperti biasa. Linlin tadi pagi yang menjemputnya. Sebenarnya Juwi masih trauma kalau ketemu sama Hendry, tetapi Linlin membuatnya merasa aman. Dia punya Linlin yang siap untuk melindunginya.

Pandangan Juwi teralih ketika melihat Jeongyeon yang tengah berlari dari kejauhan.

"Juwi!" teriak Jeongyeon bersamaan dengan susah payah berusaha mengatur napasnya.

"Yak, ada apa Yeon? Kamu berkeringat seperti itu." tanya Juwi dengan cemas.

"Linlin Wi..." ujar Jeongyeon terengah-engah.

Juwi menarik lengan Jeongyeon. "Tenang-tenang, kamu pasti capek. Sini duduk dulu."

"Gak Wi, ini penting!"

"Linlin berantem sana Hendry di lapangan" ujar Jeongyeon.

"APA?!"

Tanpa aba-aba Juwi langsung berlari menuju lapangan disusul oleh Jeongyeon. Disana banyak para murid menyaksikan dari kejauhan perseteruan antara Linlin dan Hendry. Juwi pun menerebos diantara keramaian. Dilihatnya Hendry dan Linlin yang sudah babak belur.

"Mati lu brengsek..." Ujar Linlin.

Bugh.

"LINLIN!" Teriak Juwi.

Linlin masih tetap memukuli Hendry walaupun dia mendengar teriakan Juwi.

"LINLIN STOP!"

Linlin menoleh ke arah sumber suara itu. Spontan dia berhenti memukuli Hendry yang sudah babak belur. Dia melihat Juwi dengan air mata yang sudah berlinang. Kemudian Juwi menghapus air matanya kasar.

"Juwi..." Linlin kaget dengan kedatangan Juwi.

Juwi berlari meninggalkan Linlin. Dia kesal Linlin bertindak seperti itu. Linlin pun bangun dan segera mengejar Juwi.

"Juwi tunggu!" Linlin menarik bahu Juwi. Dia melihat Juwi yang sudah berlinang air mata. Juwi tambah menangis kala dia melihat wajah Linlin.

"Juwi gak suka ya liat Linlin berantem kayak gitu" isaknya.

"Tapi wii..."

"Linlin gausah deh sok jagoan kayak gitu. Itu gak keren sama sekali!" lirih Juwi marah.

"Gua gak tega liat lu nangis gara-gara cowok brengsek itu Wi, gua gabisa liat ada yang nyakitin lu! Lu ngerti gak sih?!"

"Juwi gabutuh pertolongan Linlin. Jangan hanya karena Juwi, Linlin jadi lebam kayak gitu Juwi gasuka!" mata Juwi kembali meneteskan air mata.

"Itu karena gua sayang lu wi! Gua gamain main sama perkataan gua, terserah lu mau nganggap gua apa. Tapi sampe ada yang nyakitin lo, gua gabakal tinggal diam!" dongkol Linlin kemudian pergi meninggalkan Juwi.

"Linlin tunggu!"

Linlin menghentikan langkahnya. Tiba-tiba Juwi menarik tangan Linlin dan membawanya ke sebuah ruangan.

"Duduk! Tunggu sini." Perintah Juwi.

Juwi pergi meninggalkan Linlin yang tengah duduk di bangkar UKS, kemudian datang membawa kotak P3K ditangannya. Juwi dengan sigap mengeluarkan kapas, betadine juga obat lebam untuk Linlin.

"Aaa-ahhhh!"

Suara Linlin benar-benar memecah keheningan di ruangan ini.

"Ahhh...," desisnya lagi,

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang