06- Flashback

48 13 0
                                    

Haloha gaisss.🙋🙋
Vote dulu yuk sebelum membaca biar tambah semangat nulisnya 💖💖

Kita flashback dulu yups dichapter ini, fyi yang digaris miring itu adalah flashbacknya yaaa.

Happy readingg alll 😘😚

.
.
.

Juwi menatap dirinya lama dikaca, kemudian tersenyum sendiri ketika dirinya tahu bahwa sekarang dia adalah milik Lai Guanlin. Pria yang dulunya sangat dingin kepadanya dan sekarang bisa dia luluhkan. Pria berusia 6 tahun yang dulu mengusirnya waktu Juwi pindah dari Taipei ke Seoul.

2009

"Jangan ganggu aku, kau menggangu waktu bersantaiku di taman."

Ya, itulah yang dikatakan Gualin kecil saat Juwi kecil hendak mengajak teman barunya itu untuk bermain ayunan bersama di taman kota. Dulu itu, Juwi adalah seseorang yang punya banyak sekali teman. Tetapi, saat pindah ke Seoul dia agak sedikit susah beradaptasi karena perbedaan bahasa.
"Kenalkan aku Juwi, aku baru pindah kesini dari Taipei karena tugas ayahku yang sekarang menetap disini. Kamu mau kan jadi temanku? Kalau boleh tahu siapa namamu?" melihat tidak adanya balasan dari pria kecil itu pun, Juwi kecil menunduk sedih.

"Annyeong haseyo, Chou Tzuyu imnida," ujar Juwi. Hanya itu bahasa Korea yang dia mengerti, itu saja Juwi yakin bahwa dia berbicara dengan aksen yang buruk sekali.

"Aku Lai Guanlin." jawab Guanlin dingin, dengan bahasa Taipei.

Gadis berusia 6 tahun itu pun menengadahkan kepalanya kemudian tersenyum, betapa senangnya ketika mendapat balasan bahasa yang juga dia mengerti. Setelah bertanya panjang lebar kepada Guanlin, kini Juwi tahu bahwa Lai Gualin juga keturunan garis Taipei dari ibunya.

"Boleh aku panggil kamu Linlin?" tanya Juwi bersemangat dengan teman barunya itu.

"Terserah. Belajarlah bahasa Korea, jika mau berteman denganku." Tegas Guanlin kemudian pergi meninggalkan Juwi.

"Hey! Tunggu saja! Aku akan belajar bahasa Korea dengan cepat, dan kamu akan menjadi temanku." teriak Juwi karena keberadaan Guanlin yang semakin menjauh.

Dan benar saja. Hanya butuh kurun waktu selama 9 bulan dan Juwi sudah mahir berbahasa Korea. Ini karena gadis berusia 6 tahun itu les bahasa Korea. Padahal Juwi kecil itu bisa saja mencari banyak teman lainnya selain Linlin, tapi tetap saja dia ingin membuktikan pada Linlin bahwa dia mampu.

Tidak sulit menemukan Linlin yang notabenenya suka bermain ditaman.

"Kena kau! Akhirnya aku menemukanmu Lin." ujar Juwi dengan bahasa Korea.

Linlin menengadah kearah Juwi dengan mata sembabnya.

"Kamu kenapa Lin?" tanya Juwi menyadari bahwa Linlin bergelinang air mata.

Linlin menghapus air matanya kasar, "kamu tahu? Hatiku sekarang lagi hancur. Seharusnya kamu tidak datang kesini dengan perasaan yang bahagia. Itu sangat menyedihkan."

Juwi tidak mengerti perkataan Linlin, tetapi memang tidak adil jika dia berbahagia tetapi keadaan temannya sedang bersedih. Maka yang bisa dilakukan Juwi adalah merangkul teman kecilnya itu.

"Maaf aku gak tahu, Lin. Cerita sama aku kenapa kamu sedih?" tanya Juwi sambil menepuk pundak Linlin kecil menyalurkan ketenangan.

"Bunda meninggalkan ku selamanya, padahal ini sudah hari kelima setelah kepergian bunda. Tapi, aku masih saja belum bisa bergerak dari kepergian bunda." Ungkap pria kecil berusia 6 tahun itu dengan tangis sejadi-jadinya.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang