9.Terbongkar

39 7 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°
°
Sahabat, kau menyayat perasaan ku hanya karna pria yang sudah membuatmu menjatuhkan air mata di bahu ku.
°
°
~Diana Humairah Az-zahra~

_____________

Pukul 04.45 Diana terbangun dari tidur nya. Segera ia mandi dan menunaikan shalat subuh.

Selepas shalat ia membangunkan ketiga sahabat nya itu dari alam mimpi.

"Lindy, Sari, Komar, banguun. Kata nya mau liat matahari terbit subuh ini", ucap Diana membangun ketiga sahabat nya. Yang dibangunkan pun langsung bangun dan segera shalat subuh lalu bersiap-siap.

"Dah siap?", tanya Diana.

"Udah yuk", Ucap Lindy.

"Kamera dah dibawa kan na?", tanya Sari pada Diana.

"udah, tenang aja", ucap Diana.

Mereka pun berangkat untuk menyaksikan terbitnya matahari di waktu subuh, pasti indah sekali.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun sampai di pinggir pantai.

"Ga keliatan na", ucap Sari kepada Diana.

"Ya iya lah karna lo liat dari sini", ucap Diana .

"Terus darimana na?", ucap Lindy.

"naik tu", ucap Diana menunjuk batu-batu besar yang terbentuk seperti bukit yang menjulang tinggi.

Tanpa aba-aba mereka pun mengikuti langkah Diana. Beberapa menit pun sampai di atas bukit batu tersebut.

"Bentar lagi na, mau keluar tuh", ucap Sari dengan girangnya yang dibalas senyuman dengan Diana.

"Wahh indah nya", ucap Lindy ketika matahari mulai keluar yang terluhat dari ujung pantai.

"masyaallah", ucap Diana mengingatkan.

"hehe iya masyaallah", ucap Lindy menyengir.

"ga sia-sia kita subuh-subuh ke sini. Tau nya emang indah banget", ucap Komar.

"yakin ga mau diabadikan nih?, Yaudah gua pasukin aja kamera nya di tas", ucap Diana seraya memasukkan kamera ke dalam tas nya.

"eh jangan, sini. Sampe lupa kan ada kamera sangking menikmati indahnya ini", ucap Sari.

Mereka pun berfoto tanpa menampakkan wajah. Karna memang Candid kata Diana mah. Mereka  berfoto bermacam gaya, ada yang seperti bola matahari dijadikan di atas telapak tangan dan sebagai nya.

"Ayuk pulang, udah mulai tinggi juga matahari nya", ucap Diana yang sudah mulai bosan.

"Iya yuk, terus kita buat sosis bakar", ucap Lindy.

"Wih nambah semangat gua", ucap Sari sumringan, mereka pun tertawa.

Sampai di villa, kami mempersiapkan semua alat dan bahan nya untuk membakar sosis.

"Apa aja nih bumbu nya?", ucap Komar bingung. Memang terkadang hal sepele gini kita bingung, karna tidak tahu akan mulai darimana.

"Coba tanya embah dulu deh", ucap Sari menyarankan. Embah yang dimaksud adalah google.

"Gausah, gua tau kok. Bentar ya gua cari kuas dulu", ucap Diana.

"laper duluan gua, udah tanya embah aja", ucap Sari tak sabar.

"HP gua lobet tadi habis ng-vlog", ucap Lindy.

"Gua di rumah pake wi-fi, jadi jarang beli paket", ucap Komar.

"Ih gua gada paket juga hehe", ucap Sari.

"coba ambil HP Diana", ucap Sari.

"Di mana HP nya?", tanya Komar.

"Tas",

"Biar gua yang ambil, lo mending samperin Diana tuh. Kayak nya bingung nyari kuas haha", ucap Lindy seraya pergi mengambil HP Diana yang ada di dalam tas.

5 menit Komar mencari Diana, tapi yang dicari tak kunjung hadir.

"Diana lo darimana aja? dicariin juga",

"Hehe maaf kali kom. Gua abis beli kuas sama bahan nya nih di kedai depan", ucap Diana.

"Lindy mana?", tanya Diana ketika tidak mendapati Lindy di tempat mereka masak.

"Ambil HP lo. Tadi nya mau buka google", ucap Sari.

deg.

"daritadi?", tanya Diana.
"yah lumayan".

deg.

"kenapa ga izin dulu sih?", ucap Diana gusar.

"lo kenapa sih na? sama sahabat sendiri aja pake izin-izinan segala", ucap komar.

Bukan nya menjawab Diana malah pergi ke kamar menemui Lindy.

'ya allah diary ku, semoga ga dibuka Lindy', batin Diana ketika berjalan ke arah kamar.

Tepat saat Diana membuka membuka pintu kamar, ia melihat buku diary nya jatuh dari tangan Lindy.

"Lin, aku bisa..." ucapan Diana dipotong oleh Lindy.

"Jelasin? apa yang mau lo jelasin na? lo mau bilang kalo tiba-tiba rasa ini hadir? iyakan? heh basiii!", ucap Lindy emosi.

"Udah ya, gue kecewa sama lo na. Niat lo emang bantu, tapi bantuan lo itu justru bukan nya membantu tapi menimpakan tangga buat gue", ucapnya lagi. Diana hanya terdiam sejak tadi, air mata nya mulai menetes.

"lo bilang kecewa? Gua lebih kecewa Lin. Karna lo udah nyakitin sahabat lo sendiri dengan kata-kata lo hanya untuk bela laki-laki yang udah jelas udah buat lo menumpahkan air mata di bahu Diana", timpal Sari yang entah sejak kapan datang.





Hy gays, jangan lupa vote nya yaa:v

Aku seneng deh kalau kalian tuh meninggalkan jejak habis baca ceritaku:(

HAPPY READING...

°°°

Jangan lupa dzikir hari ini😚

Impian Menuju JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang