Part 1

29 2 0
                                    

Waktu telah menunjukkan jam istirahat makan siang, namun tidak membuyarkan konsentrasi pada wanita berhijab panjang yang tetap menatap handpone genggamnya. Berulang kali menelpon, namun tidak ada jawaban dari orang yang ditelpon.

"Oh ayolah... Angkat Kak."

Azizah namanya. Siti Azizah Kanza Az-Zahra Al-Ayubi, lebih tepatnya. Wanita solehah yang selalu diidam-idamkan kaum adam. Saat ini, dia sedang berdiri didepan gerbang Kampus. Mengambil jurusan Management di Universitas ternama di Jakarta.

"Bagaimana ini?"

Azizah mulai cemas. Pasalnya, tidak ada tanda-tanda Kakaknya akan menjemput.

Azizah memiliki Kakak dua, yang satu Marissa Roudhotunnisa Al-Ayubi. Kakaknya yang pertama ini telah menikah, dia tinggal bersama suaminya Husnan Abidzar. Kakak sulungnya itu diboyong suaminya ke Yogyakarta.

Yang ke dua, Rezfan Hoeroman Al-Ayubi. Belum menikah, berdalih "Akan menikah jika Azizah menikah terlebih dahulu. Biar tenang kalau ada yang jagain dan tanggung jawab sama Zizah nanti" itulah alasan setiap ditanya orang tuanya. Menyayangi Azizah dan pelindung kedua setelah Ayahnya bagi Azizah.

Azizah sendiri anak ke tiga, alias bungsu dari keluarga Al-Ayubi. Ayahnya yang bernama Abdul Halim Al-Ayubi, dan Ibunya Ida Khoerunnisa.

Segitu saja ya perkenalannya.

Tiiing...

Bunyi handpone yang tadi digenggamnya mengalihkan Azizah yang tadinya menatap jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan.

Abang :v
Assalamu'alaikum... Maafkan Abang ya Dek, Abang nggak bisa jemput kamu. Soalnya mendadak ada problem yang harus Abang selesaikan dikantor.

Azizah
Wa'alaikumsalam. Iya Bang tidak apa-apa kalau begitu. Adek pulang sama Taxi saja.

Abang :v
Jangan Dek. Abang tadi meminta Keenan buat jemput Adek.

Azizah
Iisshh Abang... Nggak mau. Lagian Adek nggak tahu siapa Keenan. Nggak yaa. Sudahlah, Adek sudah menemukan Taxi ini.

Abang :v
Oke kalau gitu, hati-hati Dek...

Azizah hanya read saja pesan dari Kakaknya itu.

"Abang kebiasaan deh... Keenan. Keenan. Siapa coba... Iisshh... Ngeselin. Benar-benar badmood dah hari ini."

Seraya masuk ke dalam Taxi. Karena tadi telah diberhentikan kala sedang membalas pesan Kakak tersayangnya itu.

"Ada apa Mbak?"

Sopir Taxi bertanya, takutnya ada yang salah dengannya.

"Oh tidak Pak... Langsung ke Jl. Mawar yaa Pak"

"Baik Mbak"

Azizah telah sampai dikediaman orang tuanya. Rumahnya bak istana. Berlantai dua, dengan taman dihalaman depan dan belakang. Serta pancuran air yang nampak indah didepan rumahnya.

"Assalamu'alaikum, Bundaaa..."

"Wa'alaikumsalam, kenapa berteriak? Padahalkan baru datang... Terus kenapa cemberut anak kesayangan Bunda ini?"

Ida, Bunda Azizah seraya memperhatikan raut tidak bersahabat dari anaknya.

"Bunda... Adek kesal sama Abang. Masa iya dia bilang tadi pagi mau jemput, ehh nyatanya malah nggak jadi"

"Ehh, Adek nggak boleh gitu... Abangkan lagi sibuk kerja sayang"

"Iya Bunda, maaf... Kalau begitu Adek mau tidur siang dulu"

"Iya..."

Azizahpun pergi menaiki tangga menuju kamarnya yang diatas. Selepas membersihkan badannya dari keringat yang membasahinya seharian, kemudian Azizah merebahkan tubuhnya yang lelah diatas kasur king size milikknya. Karena tadi sebelum menunggu Kakaknya, Azizah menyempatkan untuk shalat dzuhur terlebih dahulu di Masjid dekat Kampusnya.

Tok, tok, tok...

"Adek... Bangun Dek. Aduh kamu ini kebiasaan. Adek bangun, waktunya ashar sayang..."

Dengan sabar, malaikat tanpa sayap Azizah terus mengetuk pintu dan berteriak didepan kamar anak gadisnya.

"Enghh..."

Lenguhan kecil keluar dengan gerakan merentangkan kedua tangannya yang terasa pegal.

"Iya Bunda, Adek sudah bangun"

Suara khas bangun tidurnya terdengar.

"Baiklah..."

Ida pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

Azizah bergegas bangun dan bergerak menuju kamar mandinya. Selepas mandi dan melaksanakan kewajibannya, Azizah berjalan menuju meja belajar. Dia teringat sesuatu, dengan tergesa ia membuka laci dan kembali membaca selembar surat didalamnya. Tiba-tiba...

Mencintai KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang