BRAAAKKK!!!
"Aw... Sakit..."
Rintihan gadis berkerudung tosca terdengar begitu parau.
"Hey Mas! Tanggung jawab lo?!"
Salah satu warga terus saja mengetuk-ngetuk jendela mobil.
"Iya Pak iya, saya pasti tanggung jawab kok"
Seraya keluar dari mobil.
"Adek, Adek tidak apa-apa kan?"
Tanya Ibu-Ibu yang disana.
"Husna tidak kenapa-kenapa Tante. Husna ingin pulang ke rumah, tapi Husna lupa"
"Ayo Om ajak pulang"
Ucap Keenan. Tanpa ekspresi.
Setelah kesalah pahaman dibicarakan, akhirnya Husna dibawa oleh Keenan.
Didalam mobil, Husna tidak berhenti bicara. Bahkan Husna membuat Keenan terhibur. Meskipun aura dingin masih tetap ada.
"Om, sebenarnya Husna nggak lupa jalan pulang"
"Terus?"
"Husna ingin jalan-jalan. Sudah lama Husna nggak ke Jakarta. Husna tinggal di Yogyakarta loh Om, Ayah sama Bunda lagi pulang ajak Husna ketemu sama Eyang. Om, tahu? Husna punya Om sama Aunty. Aunty Husna cantik loh Om, tapi Aunty belum nikah. Apa Om mau nikah sama Aunty Husna? Om, jawab dong kok diam saja sih?!"
"Jawab apa?"
"Om itu nyebelin tahu!"
Keenan hanya tersenyum simpul. Sebenarnya ingin menjawab, tapi cara bicara anak ini membuat Keenan gemas sendiri. Masa iya, dia tidak dibiarkan untuk menjawab.
"Jadi rumahnya dimana?"
"Husna mau ikut Om saja"
"Baik"
"Om namanya siapa sih? Husna belum kenal loh?"
"Keenan"
"Om Keenan?"
"Ya"
"Oke, tapi nggak apa-apa kan kalau Husna ikut sama Om?"
"Dilarang pun kau tetap ikut."
"Om idaman..."
Keenan memberhentikan mobilnya di area parkir.
"Apa tidak masalah kau pergi sama Om? Padahal ini sudah jam 8 malam loh"
"Om tenang saja, Husna sudah izin ke Bunda kalau Husna main"
"Kapan?"
"Di WhatsApp tadi"
"JADI? Hmmm... Oke"
Keenan mengajak Husna untuk ikut makan malam, dikarenakan temannya sudah menunggu.
"Assalamu'alaikum. Maaf telat"
"Wa'alaikumsalam, eh... Husna?!"
"Om... Hay? Husna ngerjain Om Keenan" Ucap Husna
"Loh, ini gimana ceritanya?" Rezfan masih bingung
Akhirnya, Husna menceritakan awal pertemuan dan peristiwa tadi dijalan.
"Lo nggak lihat jalan yaa? Untung keponakan gue kagak kenapa-kenapa"
Rezfan malah mengomeli Keenan yang tidak meresponsnya sama sekali. Hanya deheman saja yang keluar.
"Om Keenan menyebalkan yaa Om?"
Ucap Husna.
"Memang. BTW ada apa lo ngajak gue ketemu disini? Hal apa yang akan lo bahas?"
"Hati"
Keenan tetap menjawab dengan acuh. Sedangkan Husna sedang asyik menikmati pesanannya yang telah datang tadi. Karena Keenan lama, akhirnya Rezfan memesankan makannya. Pesanan Rezfan dikasih ke Husna agar anak cerewet ini tidak ikut ilibiung dalam percakapan.
"Kesal gue!"
"Ketemunya baru tadi"
"Dimana?"
"Toko buku"
"Toko buku? Punya lo?!"
Keenan menganggukkan kepalanya.
"Saran gue, lo coba shalat istikharah. Minta petunjuk sama Allah. Terus, lo cari tahu deh siapa wanita itu"
"Gue akan coba"
Rezfan memutar bola matanya malas. Pasalnya, setiap hal pasti responsnya seenak jidat.
"Om Rezfan, Husna ngantuk nih... Kita pulang yuk?! Makasih loh, Om Keenan..."
Husna langsung berdiri dan menarik Rezfan dari tempatnya.
"Gue yang bayar"
Keenan berucap.
"Thank Bro!"
Seraya menepuk bahu Keenan. Kemudian Rezfan pulang bersama Husna.
"Kenapa pengaruh wanita itu begitu besar terhadap saya?"
Gumamnya.
Keenan pergi setelah membayar makanan yang dipesannya tadi. Kemudian Keenan bergegas pergi karena lelah dengan pekerjaan hari ini.
Entah lelah pekerjaan atau pengaruh wanita yang idamkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Kehilangan
Teen FictionSiti Azizah Kanza Az-Zahra Al-Ayubi, wanita yang ramah, cerdas, serta piawai harus kembali menelan pil pahit karena keputusan orang yang telah mengambil hatinya. "Mengapa kau datang dalam hidup jika hanya untuk mengukir jalan kehidupan? Aku mencoba...