8. Baby Meal

1K 148 11
                                    

"Hai, Ha-Jun"

"Lho?"






------

Hoseok yang menengok ke belakang pun kaget. Ha-Jun bocah polosnya itu kegirangan melihat tamu yang datang ke rumahnya.

"Pa.... !!" Gigi kecil di depan yang baru tumbuh satu itu membuat gemas siapapun yang melihatnya.

Ha-Jun sempat demam dan rewel. Kata ibunya itu karena akan ada gigi tumbuh. Rasanya akan risih dan tidak nyaman oleh bayi.

Ayolah, Hoseok bukan yang tau semua tentang bayi. Kalau ada yang aneh pada putranya pasti ia lari ke ibunya. Lebih profesional dan tau semuanya.

Jadi, siapa yang datang?

"Namjoon-ssi?"

"Hyung, Hoseok"

"Tapi aku lebih tua darimu. Ingat Februari!" Tekan Hoseok pada kata terakhirnya.

Namjoon terkekeh, "Oke, oke" cepat-cepat membawa dirinya yang rindu pada Ha-Jun. Namun dihalangi si mama muda.

"Cuci tanganmu! Kau dari luar dan menyetir itu sama saja bawa kuman yang-"

"Iya, iya. Cerewet sekali!" Gumam Namjoon sambil berjalan ke arah wastafel di dapur.

"Kau ingin anakmu sakit?!"

"Tidak, tidak"

Hoseok kemudian mengangkat tubuh mungil putranya ke pangkuannya. Mengelus perut gembil Ha-Jun yang dibalut baju warna biru yang lembut.

"Paa ..."

Namjoon selesai mencuci tangan dan kering. Lalu duduk didepan Hoseok. Menawarkan sebuah gendongan untuk putranya.

Mencium kepala Ha-Jun yang pertumbuhan rambutnya masih belum seperti orang dewasa. Wangi bayi yang selalu ingin Namjoon hirup setiap saat.

"Merindukan papamu ini hm?" Tubuh mungil Ha-Jun di udara. "Mana gigimu itu, hm? Oh, sangat kecil" Ha-Jun tertawa membuat gusi yang menonjolkan tulang kecil yang disebut gigi itu. Sangat kecil.

'Tuhan, itu lucu sekali' batin Namjoon.

Hoseok bersender. Badannya sedikit sakit. Efek begadang untuk menidurkan Ha-Jun mungkin.

"Aigoo.." punggungnya pegal.

'Persis seperti ahjussi di pasar' batin Namjoon melihat Hoseok meregangkan otot di tubuhnya.

"HEH!!!!!" nyalang Hoseok, "Kau pikir aku tak tau apa yang kau pikirkan?!!!" Namjoon baru tau kalau Hoseok bisa mengerti apa yang dia katakan di batin apa yang dipikirkannya.

"Kemarikan Ha-Jun!" Hoseok meminta Ha-Jun seperti rentenir minta cicilan. Tangannya di pinggang melotot lucu ala Hoseok.

Namjoon tak mau lepas dari anaknya, "Ahahaha, maafkan aku. Aku ingin memeluk anakku" Ha-Jun terus menepuk-nepuk pipi papanya senang.

"Masih ku awasi kau!"

Namjoon tersenyum melihat tingkah Hoseok. Seperti ABG yang masih sangat sensitif dan butuh bimbingan orang tua.

Hoseok berajak pergi ke dapur. Membuat bubur bayi Ha-Jun. Menggunakan mangkuk besar, menuangkan bubuk bubur lalu diseduh air panas. Aduk-aduk lalu tunggu agar tidak terlalu panas.

Sambil menunggu bubur Hoseok membuat teh untuk Namjoon. Cangkir yang ia beli di toserba kemarin dia pakai sangat cantik kalau digunakan untuk membuat teh.

"Ini, tunggu hangat dulu"

"Terima kasih"

Hoseok kembali ke dapur untuk mengambil semangkuk bubur bayi. Baunya enak, Namjoon bisa mencium bau daging dan sayur dari sana.

Itu bubur bayi. Namjoon pun tersadar, hanya Ha-Jun yang bayi disini. Atau tidak. Tunggu, Ha-Jun sudah bisa makan bubur seperti itu?

Apakah Hoseok tak tau. Bayinya, oh tidak.

"Hoseok-a, apa Ha-Jun sudah makan?"

"Hum, dia sudah makan tepat setelah kau datang dia menyelesaikan makannya"

Namjoon jadi tambah panik. Bagaimana ibunya bisa ceroboh begini. Seharusnya Hoseok lebih tau.

"Kau memberi makan Ha-Jun bubur bayi itu? Tapi itu kanㅡ"

"Apa yang kau katakan? Ini untukku" ujar Hoseok. Dia memakan sesendok bubur. Ini sangat enak, meski hanya makanan bayi.

"Ha-Jun masih belum boleh makan bubur. Hanya susu formula. Aku tak sebodoh dan ceroboh seperti yang kau pikirkan" ucap Hoseok.

"Apa??" Namjoon bersumpah Hoseok itu aneh. Makanan bayi untuk dimakan dirinya, ingat Hoseok orang dewasa, dan sudah punya bayi. Seperti tidak bisa mengunyah saja, pikirnya.

"Apa? Apa masalahmu? Ini enak," Hoseok senang. Makanan bayi tiada tandingannya. Namjoon mengerjap bingung,

"Ini, kalau kau tak percaya" Hoseok menyuapkan sesendok bubur bayi untuk Namjoon.

"Eotte?" Tanya Hoseok penasaran pada Namjoon.

Ha-Jun tiba-tiba meremat pipi Namjoon.

"Aaa! Hoseok-a, itu bukan rasa yang buruk. Aku mau lagi!" Namjoon hampir mencuri satu suapan lagi dari Hoseok.

"Eits!! Tidak. aku lapar sekarang" ujar Hoseok sembari memakan bubur bayinya.

Benar dugaan Namjoon, tak hanya ada satu bayi di rumah ini. Tapi dua, ibu dan anaknya. Sama-sama seperti batita.









































Tbc.
Ehe.
Terima kasih banyak 🌙🙆
¡besos!

𝗺𝗶𝘀𝘀𝗶𝗻𝗴 𝘆𝗼𝘂 | 𝗻𝗮𝗺𝘀𝗲𝗼𝗸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang