2. Quality Time

1.9K 227 5
                                    

Makan malam dirumah Hoseok jadi tak sepi lagi, maksudnya tidak hanya ada Hoseok dan Ha-Jun saja tapi juga ayah kandung Ha-Jun.

Hoseok kini tengah membawa piring lauk ke meja makan. Sedangkan Ha-Jun sedang bermain di ruang tengah bersama Namjoon, mantan suaminya.

Hoseok melihat interaksi keduanya hanya tersenyum bahagia. Anaknya sangat senang bermain dengan ayahnya. Hatinya menghangat.

"Makan malam sudah siap."

Seru Hoseok. Ha-Jun yang seperti paham apa yang diucapkan ibunya hanya memekik senang.

"Ayo Ha-Jun kita makan malam."

Namjoon terus menggendong Ha-Jun menuju meja makan.

"Mau kubuatkan kopi atau teh?"

"Teh hijau?"

Hoseok bertanya. Namjoon mengangguk.

"Lebih sehat? Perubahan yang baik."

Namjoon hanya tertawa renyah mendengar penuturan Hoseok. Tak lama Hoseok kembali dengan secangkir teh hijau.

_

"Ini panas, hati-hati."

"Ma..mam mam mam."

Ha-Jun seperti merasa lapar. Hoseok tersenyum.

"Ayo kau harus makan."

Ha-Jun di tempatkan di kursi bayi, sambil Hoseok menyuapinya. Namjoon sedang makan malamnya, namun melihat Hoseok tidak makan malamnya dan malah memyuapi Ha-Jun.

"Seok, makan malammu?"

"Akan ku makan nanti, yang penting Ha-Jun harus makan dulu."

Hoseok kembali melanjutkan aktivitas menyuapi Ha-Jun.

"Hoseok-ah, ayo makan. Aku suapi."

Namjoon menawari Hoseok makan dengan menyuapi Hoseok. Mereka saling tatap diam.

"Aaaaa."

Namjoon meyakinkan agar Hoseok makan. Dengan ragu Hoseok membuka mulutnya.

Ha-Jun memekik, seperti bayi laki-laki itu senang interaksi yang terjadi pada papa dan mamanya. Ia memang masih kecil tapi naluri seorang anak yang bahagia dan senang melihat orang tuanya dekat.

Hoseok sadar membuang muka entah menatap apa yang penting tak menatap Namjoon. Sedangkan Namjoon hanya tersenyum tipis lalu mengajak Ha-Jun mengobrol. Bersikap biasa saja seperti tak terjadi apa-apa.

Memang tak ada yang terjadi, bukan?

***

"Apa bisnis mu berjalan lancar adikku?"

"Ya, seperti inilah. Cafe ramai butik baruku juga ramai."

Wanita bernama Kim Jisoo, dia adik dari Kim Junmyeon itu sedang duduk di Cafenya bersama kakaknya, dia biasa akan duduk santai bersama Junmyeon ketika kakaknya tidak terlalu sibuk. Jarang sekali kakaknya mampir untuk berbincang dengan secangkir kopi di sore hari bersamanya.

"Ada apa kesini? Biasanya sibuk."

"Kan tidak sibuk, aku juga hanya rindu adikku."

Sambil menarik lembut ujung hidung Jisoo. Yang ditarik hidungnya hanya mencebik kesal.

"Sakit tau!"

Junmyeon terkekeh.

"Bagaimana denganmu dan Hoseok?"

"Aku tidak tau. Sepertinya aku akan terus menunggu dan berjuang, Hoseok bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta."

Jisoo tertawa renyah mendegar suara kakaknya yang terdengar seperti orang yang putus asa. Kakaknya lemah karena seorang pemuda incarannya.

𝗺𝗶𝘀𝘀𝗶𝗻𝗴 𝘆𝗼𝘂 | 𝗻𝗮𝗺𝘀𝗲𝗼𝗸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang