Wajah orang dikota sangat sumringah. Beberapa interior toko dan mall dihias untuk menyambut natal dan tahun baru. Pohon natal besar dan kecil yang telah dihiasi sangat indah, lampu warna warni ikut memeriahkan. Warna emas, merah, hijau mendominasi. Beberapa orang yang pergi ke supermarket membeli banyak barang natal dan tahun baru. Mungkin pesta kecil-kecilan yang diadakan bersama keluarga dirumah mereka.
Tahun ini adalah tahun pertama Ha-Jun menjumpai natal dan tahum baru juga salju pertamanya. Ha-Jun yang belum terbiasa dengan dingin seperti ini pun tidak Hoseok biarkan ikut bersamanya. Anaknya ada di rumah bersama ibunya Hoseok alias nenek si Bayi.
Kini dia sedang beli daging dan sayur untuk malam ini. Ibunya datang untuk merayakan natal dan tahun baru dirumahnya. Kemarin ibunya membelikan Ha-Jun pakaian Santa. Sangat lucu kalau Ha-Jun pakai. Tapi dia malah menangis, dan sebelum putranya menangis Hoseok sudah ambil gambarnya.
Jujur saja kamera yang baru-baru ini Hoseok beli selalu digunakam untuk mengambil gambar kegiatan dan pertumbuhan anaknya. Berbeda jauh dengan angannya yang akan menggunakannya untuk kesenangannya yang memang suka berfoto. Tapi tidak setelah jadi ibu.
Memikirkan anak dan ibunya sendirian dirumah Hoseok bergegas belanja kebutuhan rumah dan dapur.
Didalam perjalanan tak sengaja dia menabrak seseorang hingga handphonenya jatuh saat dia telfon ibunya. Handphonenya terpental agak jauh, dan kini berhenti di jalan raya.
Sial, umpatnya.
Kini suhu tubuhnya agak menghangat karena perasaan marah datang. Wajahnya panas, dan tanagnnya menggenggam erat kantong besar belanjaan.
Dia berjongkok didepan sebuah toko kue. Menatap handphonenya yang hancur begitu saja ketika ada mobil sialan yang melindasnya.
Dia terus menundukkan kepalanya. Handphone yang baru dipakai setengah tahun dan hasil tabungannya itu, hancur begitu saja di depannya.
Penabrak itu menghampiri pria yang berjongkok menunduk bersama tas belanjaannya. Dengan hati-hati dia menepuk pundak sempit itu.
"Maaf?"
"Maksudku, aku yang menabrakmu. Jadi, maaf tentang mu dan handphonemu (??)"
"Hiks,"
"H-hem.. j-jangan menangis. Kumohon"
"Hoseok?!"
Hoseok berdiri dari jongkoknya dan menaruh belanjaannya di trotoar. Dia langsung ambil ancang-ancang untuk melakukan tinju. Dan itu sedikit memalukan karena dia berada di tempat umum. Wajahnya memerah karena udara dingin dan mata yang berkaca-kaca.
Namjoon merasa sedikit malu. Ya, atensi pejalan kaki ada pada dua pria yang sedang berdiri berhadapan.
"Namjoon?!! Kau memang selalu menyebalkan!! Tak pernah berubah!!"
Namjoon menggeleng, memohon agar Hoseok tidak berteriak lagi.
"Apa kau punya dendam padaku?!!"
Namjoon yang mulai tidak sabar pun menarik Hoseok tidak lupa membawa belanjaan pria anak satu itu. Ia melangkah ke tempat mobilnya di parkiran.
"Mau apa kau?!"
"Aku minta maaf oke?"
"Oke"
"Apa?!"
"Apa?"
Namjoon jengah. Dia pun menyalakan mesin mobilnya. Melaju menuju kediaman mantan istrinya itu.
"Loh? Hoseok kenapa bisa sama Namjoon?"
"Tanya sendiri aja sama Namjoon"
"Hoseok---kenapa sih?"
"Maaf, mama. Tadi Hoseok tidak sengaja jatuh karena nabrak bahu Namjoon"
"Hoseok, sedikit lebay" mama Jung menggeleng pelan. Ia melirik putranya yang sedang berbicara dengan Ha-Jun. Mata putranya memincing ke Namjoon.
"Tapi---handphonenya hancur" lirih Namjoon
"Ooh--
Memang kan, Hoseok lebay.
"Kenapa bisa begitu, Namjoon?" Mama Jung terkejut. Hanya dengan bahu Namjoon menabrak putranya bisa mengakibatkan handphonenya Hoseok hancur?, pikir mama.
"Handphonenya terlempar ke jalan. Lalu mobil melindasnya"
Mama Hoseok merasa kasihan pada anaknya, "Dia pasti marah karena handphone itu. Kalau tidak salah itu handphone baru"
"Ah, benarkah? Namjoon sudah minta maaf tapi dia cuma merespon tak ikhlas" Namjoon menatap sang anak yang ada di dalam gendongan ibu Hoseok.
Sepertinya Ha-Jun ingin digendongnya. Tapi dia belum cuci tangan, dia juga harus pergi setelah ini. Dia ada janji di restoran dengan seseorang.
Mama Hoseok mengetahui kalau Ha-Jun ingin dekat dengan si ayah tapi Namjoon belum cuci tangan. Beliau tersenyum lembut, "Namjoon, masuklah. Ha-Jun merindui mu"
Namjoon mengeryit bingung, "Hm? Padahal kemarin Ha-Jun bertemu denganku"
"Haha ... Namjoon, putramu akan selalu merindukan ayahnya" ucap mama.
Malam nanti adalah malam natal dan akan ada salju pertama untuk Ha-Jun di esok hari.
Namjoon pun masuk lalu melepas long coatnya. Hanya menyisakan turtleneck hitam lengan panjangnya. Menggulung hingga kesiku, lalu berjalan menuju dapur untuk mencuci tangannya dengan cairan antibacterial.
Dia pun ikut duduk di sofa dengan Ha-Jun dan nenek Ha-Jun. Dia bermain dengan anaknya. Sementara, mama Hoseok menatap pintu kamar putranya.
Helaan nafas keluar begitu saja, "Hoseok masih saja seperti anak kecil. Dia pasti sedang merajuk" senyuman muncul disana. Keriput halus ada di sudut mata.
"Aku merasa sangat bersalah, ma. Namjoon akan membujuknya nanti"
"Baiklah, nanti mama akan bantu menenangkan. Terkadang mama merasa lucu dengan Hoseok. Kelakuannya seperti anak remaja padahal dia sudah punya anak. Dia sangat hiperaktif"
Tawa kecil mengisi ruangan yang sepi itu. TV menampilkan kartun yang biasanya ada pada saat natal.
"Namjoon, menginaplah disini, Nak"
#TBC.
Maapin kalau ga jelas..
Tetep sehat kalian♡♡
Sorry for typo(s)
Terima kasih🙆🙆
Sayang kalian😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗺𝗶𝘀𝘀𝗶𝗻𝗴 𝘆𝗼𝘂 | 𝗻𝗮𝗺𝘀𝗲𝗼𝗸
Fanfiction⌸ ─ when my mom and my dad miss each other. ᤷ ៶ ៸ missing you; ՚ m-preg ՚ hoseok as a single parent and teacher in kindergarten ՚ cute little baby kim hajun ՚ namjon as a father and successful entrepreneur ՚ and other cast