Enam Belas

9.4K 690 105
                                    

Sehari setelah acara sidak sang Mama, yang berakhir Yumna mendapat kultum tambahan dari Reihan membuat hidup Yumna Khumaira berubah 180'.
Yang awalnya dia hidup bak tuan putri di rumah dinas, sekarang dia berubah tak lebihnya seperti upik abu.

Subuh pagi, Yumna sudah bangun untuk memutar baju kotor di mesin cuci. Benda kotak yang nganggur selama 1 bulan ini akhirnya, berfungsi kembali.

Sang mama melarang Yumna membawa baju kotornya ke tukang loundry.

"Yang istrinya Reihan itu kamu apa mbak-mbak tukang loundry. Kamu mau yang mendapat pahala itu tukang loundrynya, karena setiap hari yang nyuci baju suami mu itu mereka."

Ucapan nylekit mama Anita terus berputar di otak pintar Yumna, bagaikan kaset rusak.

Hatinya merasa tak rela, jika yang mendapat pahala itu mbak-mbak tukang loundry. Sedangkan yang tertulis di KUA adalah nama Yumna Khumaira sebagai istri sah nya Reihan.

" Adem banget ya. Lihat istri pakai daster terus belanja sayur begitu." Goda Reihan ketika melihat Yumna masuk ke dalam rumah, menenteng sayuran yang dibelinya di Pak sayur langganan ibu-ibu asrama.

"Masih pagi mas, gak usah ngajak berantem." Delik Yumna. Dihadiahi kekehan sang suami.

"Mau masak beneran? Emang bisa." Ejek Reihan sebelum mulai melakukan pemanasan.

Mengangkat kepala. Kanan kiri. Satu dua, tiga.

"Enggak bisa. Ini mau racunin mas." Jawab Yumna galak sambil berlalu pergi ke dapur. Membiarkan suaminya asik dengan kegiatan yang dilakukan setiap pagi.
Push up, sit up, back up, lompat-lompat, dan memainkan barbel ukuran 10 kg.
Begitulah kegiatan rutin yang dilakukan Reihan setiap pagi. Dengan badan telanjang, tentu saja.

Dan jangan lupakan, kebiasaan Reihan yang beberapa minggu kebelakangan ini sering dilakukan. Suka menebar senyum tidak jelas , dan lebih gencar menggoda Yumna. Apalagi saat tahu istrinya mau mengerjakan pekerjaan rumah.


Sesampainya di dapur. Yumna mulai melancarkan aksinya berselancar di internet. Mencari resep menu yang sesuai dengan bahan-bahan yang dia punya.
Tidak bisa memasak? Bukan berarti dia berpangku tangan dan pasrah dengan keadaan. Dia tidak hidup di jaman batu ataupun perunggu lagi. Yumna hidup dengan apa-apa yang serba dipermudah, tinggal nyentuh layar pipih sejuta manfaat pun sejuta mudhorot ini dia bisa mendapatkan info apapun yang dia mau.

Tanpa perlu kuliah jauh-jauh ke Italia untuk menjadi chef handal. Kini, semua orang bisa menjadi chef dengan bermodalkan kuota dan ponsel saja. Universitas google telah menyediakan jenis resep apapun di sana, dari mulai masakan Jawa sampai masakan Londho. Seperti kata mama Anita.

-
"Ini apaan?" Ucap Reihan mengaduk-ngaduk mangkok sayur, mengamati isinya yang nampak seperti "Lodeh tempe, apa lodeh kunyit sih?"

Heran Reihan yang sudah rapi dengan PDH warna hijau. Mengernyitkan dahi menengok ke arah istrinya yang sedang kerepotan menyikat panci-panci yang digunakannya untuk memasak.

"Makan aja mas. Gak usah banyak nanya." Sembur Yumna menarik lengan daster bunga-bunga yang dia kenakan sampai sebatas siku.

"Beneran deh. Ini harus banget, aku makan kunyit utuhan begini?" Tanya Reihan sambil mengambil satu porsi sayur, dengan amat teliti. Supaya hanya tempe dan kacang panjang saja yang masuk ke dalam piring nasi.

Hello Doctor (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang