(2)Adik Taqy

17 4 0
                                    

Berhubung waktu masih menunjukkan pukul 13:48. Sedangkan jadwal bimbingan dengan mr.Fayzi Sehabis Ashar. Asta meluangkan waktu nya di Cafe depan kampus untuk mengerjakan skripsi nya sedikit demi-sedikit dengan modal Laptop dan beberapa buku yang akan di jadikan rujukan,serta Wifi yang di sediakan.

Di temani satu cup es krim jagung dan beberapa donat aneka rasa--ah es krim jagung, oke lupakan. Itu hanya akan membuat mood Asta turun dan berakibat pada skripsi nya yang terbengkalai.

Sembari mengerjakan sesekali Asta mengedarkan pandangan, karena merasa ada yang memperhatikan. Bukannya Asta ke gr-an , tapi rasa-rasanya memang ada yang memperhatikan.

Karena tidak ingin terlalu memikirkan Asta melanjutkan pekerjaannya dengan serius dan hati-hati.

~~

Waktu satu jam terasa singkat. Tau-tau jam sudah menunjukkan pukul 14:51, Segera Asta membereskan barang barangnya dan memasukkan ke dalam tas punggung nya serta memasukkan laptop ke dalam tas laptop untuk ia jinjing.

Saat Asta akan membayar ke kasir, mata nya bertemu pandang dengan seseorang yang menatap Asta secara intens, kerutan di dahi menunjukkan betapa penasaran Asta. Siapa adik tingkat ini? Jelas dia adik tingkat karena Almamater yang di pakai nya persis milik Universitas yang sama dengan Asta, dan mengapa Adik? karena pemuda itu bergabung dengan pemuda-pemuda yang Asta kenali mahasiswa semester 3.

Saat senyuman menguar dari pemuda itu, baru Asta ingat.Senyum, mata,alis tebal. Serupa dengan Mas-- ahh sebut saja sang masalalu. Ingat kan Asta bahwa perbedaan kedua nya ada pada pembawaan.

Jika sang masalalu terkesan pemalu, berbeda dengan pemuda di depan nya ini yang sangat mudah akrab dengan orang baru, ramah, tentu saja percaya diri. Doni, adalah adik dari Taqy berjarak 2 tahun umurnya dengan Asta.

Asta POV

Diaa,Doni? Sejak kapan? Kenapa baru sekarang? Apalagi ini?

Aku mengubah ekspresi wajah yang sedikit aneh ini, ku balas tersenyum. Dari pandangan nya yang intens entah kenapa seperti menyimpan sesuatu yang penting?

Tapi berfikir positif, terlalu ingin tau juga bukan hal baik ,mungkin dia lupa dan sedang mencoba mengingat wajahku.

Sadar Asta mana mungkin dia inget, ketemu cuma sekali, jangan kan dia bahkan mungkin abangnya gak inget kamu, peduli apa dengan mu.

Sadar waktu Sholat telah tiba, Azdan menggema menyadarkan keterdiaman ku, ku tundukkan wajah seraya berjalan melewati adik Taqy yang jelas ku rasa mengikuti ku lewat pandangan mata.

~~

Selesai Sholat aku bergegas menemui mr. Fayzi di ruangan-nya ku tunjukkan hasil pekerjaanku selama 2 hari ini mencicil skripsi. Ia hanya mengatakan sudah cukup rapi dan kalau bisa referensi nya di tambah.

Bimbingan hanya berlangsung sekitar 45 menit, setelah semua yang di rasa perlu sudah di bahas, aku pamit undur diri. Karena sebenarnya aku sebagai perempuan sadar, Ada tatapan berbeda dari pendar mr. Fayzi, seperti intens mungkin?

Bukankah sloganku tetap sama 'jangan terlalu memberi atensi' cukup lah aku menghormati mr. Fayzi sebagai dosen ku.

Untuk berita yang beredar tentang kedekatan yang tentu saja hanya kabar miring , ku biarkan saja. Lelah juga berhenti nanti para penggosip kampus itu.

**

Sampai di kost-an ku rapikan barang-barang yang ku bawa ke kampus tadi. Selesainya aku bergegas mandi dan membuat makanan seadanya untuk makan malam ini.

Selagi menunggu waktu Maghrib aku duduk di pinggiran kasur membaca novel yang sempat ku beli dengan Shi beberapa minggu lalu. Membaca membuatku sesekali teringat dengan pertemuan ku dengan Doni, dan tatapan berbedanya.

Ada Doni di kota ini, bukankah bisa saja abangnya ada di sini juga? aku disini biar lupa, dan ketemu lagi keluarga nya di sini?

Tapi kenapa Doni liat nya gitu? Mas Rahman..

Ini apa..

Tidak dibenarkan kita sebagai manusia terlalu dalam rasa, baik itu benci, marah,kecewa bahkan mencintai. Itulah sebabnya sebaik-baiknya sikap kita adalah mendahulukan cinta kepada-Nya daripada makhluk-Nya.


~~18Des19

Menerima-MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang