Friendzone-20

904 26 0
                                    

Perasaan itu sama saja seperti hujan. Awalnya terpendam lalu jika sudah tidak terbendung jadilah
pertumpahan yang sangat hebat, entah itu kebabahagia ataupun kesedihan.
•••___________•••___________••

Zoya yang melihat itu sangat kesal dengan safira.
"Kenapa sih dengan dia? sampai delvino nyakitin dirinya, semakin kesini gue semakin geram, sialan"

Seseorang yang melihatnya delvino sangat geram, mukanya sudah memerah. Orang yang melihat delvino juga, sanga geram melihat zoya yang juga sedang melihat delvino.

Safira langsung menarik kasar zoya, safira membawanya jauh dari tempat itu.

"Apasih lepasin" zoya berusaha melempaskan tangannya dari gengaman safira.

"Kenapa? hah? sakit" tanya safira.

"Mau lu apasih? gue udah kasi delvino ke elu, kenapa lu biarin dia nyakitin dirinya sendiri" lanjut safira.

"Dia nyakitin dirinya karna lo" balas zoya tak terima.

"Kok gue? delvino juga ga akan gini kalau lo ga rebut dia dari gue"

"Kalau dia ga sama gue tetap juga dia gitu, lokan udah ada kenzo pasti dia sakitlah bego"

"Walaupun gue sama kenzo tapi dia bisa sahabatan sama gue kaya dulu lagi, gue yakin dia ga bakal gitu"

"Tapi karena dia sama lo jadi dia ga bisa dekat sama gue lagi bodoh" lanjut safira.

"Tapi tetap dia gini karena elo, ELO SAFIRA AGATHA" zoya sangat menekan nama safira dan menunjuk nunjuk safira.

"Gue juga ga minta dia gitu, kalau dia disisi gue, menjadi sahabat gue, dia ga bakal gitu" safira mulai meneteskan air matanya.

Safira langsung pergi menyusuli delvino, delvino masi terus memukuli dinding itu hingga membuat tangannya terluka.

"STOP" teriak safira dari jauh.

"Kamu kenapa sih nyakitin diri kamu sendiri" tanya safira dan berusaha mecegah tangan delvino.

"Ga usah sok peduli, sana lu pergi" delvino menarik tangannya dengan kasar yang hampir membuat safira terjatuh.

"Gue ga mau, lu kenapa?"

"Gue bilang ga usah sok peduli sana pergi" delvino mengusir safira.

"Kenapa ga boleh peduli? lu pukul gue aja sini, lu mau tampar atau mau apain gue, gue ga marah" safira meneteskan air matanya.

Delvino hanya terdiam berdiri, Safira langsung menarik badan delvino dan langsung memeluknya, delvino hanya mematung di tempat.

"Maafin gue fir, gue menyesal. Gue emang bang–"

"Ga usah di lanjutin, gue maafin.

"Gue suka sama lu safira, maafin gue karena selama ini gue jadi pengecut tidak berani mengungkapakan perasaan itu dan mengantung kamu"

Safira terdiam mematung.
"kenapa diam, ga suka gue bilang gitu"

"Bukan gitu, mencintai tidak harus memiliki, kita udah lama sahabatan, nanti kalau kita putus gimana? gue yakin kita gabakal seperti dulu lagi. Iya gue jujur gue dulu suka sama kamu, banget malah tapi rasa itu mulai hilang perlahan karena gue pikirin itu semua. Gue mau, kita sahabatan seperti dulu lagi tanpa ada status, gue tau ini sakit tapi pasti lebih sakitan kalau kita pacaran terus kita putus"

"Gue minta maaf dan mulai sekarang lupakan hari ini tapi besok dan kemaren kemaren jangan"

"Siap tapi harusnya gue minta maaf karena akhir akhir ini gue diamin kamu karena dia"

"Iya gue udah dengar semua, gue tau maksud lo diamin gue selama ini. Lo maukan supaya gue dekat dengan zoya.

"Kok lo tau sih, tapi tenang gapapa lo ga usah dekatin dia lagi anggap aja dia ga ada"

"Gue ga didiamin lagi nih"

"Galah gue mau kita sahabatan kita seperti dulu lagi, ya walaupun nanti kamu punya pacar aku punya pacar kita tetap sahabatan"

"Jadi boleh nih gue cari pacar"

"Ya bolehlah"

Mereka tertawa bahagia dibawa langit yang diterangin bintang dan bulan.

Dari kejauhan sana ada orang yang melihatnya merasa sangat tersakiti.

••••••

*continued*

🌼See you next story my love yellow🌼

Annyeong🌈

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang