Sejak kemarin-kemarin malam,
aku sibuk dengarkan lagu
sambil mengusap luka yang kian meruam
dengan hati ragu-ragu."Aku akan datang,"
ucapmu lantang.Apakah kalimat itu hanya distraksi
supaya aku diam di sini,
atau karena kamu memang adiksi
yang tak bisa hilang dari nurani?"Aku akan datang,"
ucapmu lagi,
lalu kujawab juga dengan suara lantang,
"Aku percaya kamu akan kembali."Baskara, berkat lagu yang
sering kita putar dahulu kala,
aku jadi percaya bahwa suatu rintang
memang turun dari ancala.Dan ancalaku
yang merintang, ternyata benar adalah kamu.— 19 Desember 2019, Malaka.