Untuk Baskara: Malaka

84 12 8
                                    

Halo,
laki-laki Februari kesayanganku.

Sudah aku tuntaskan bukumu pada 3 Mei 2020. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa aku? Pertanyaan ini adalah hal yang juga tidak bisa aku jawab sekarang, besok, atau nanti kalau-kalau kamu kembali.

Namun untuk pertanyaan lain, seperti kenapa aku sebut ini sebagai bukumu, aku punya jawabannya. Mudah. Karena puisi-puisi ini adalah tentangmu. Buku ini aku tuliskan untukmu, seperti judul yang dapat kamu baca dengan jelas: Untuk Baskara.

Aku ingat, menerbangkan pesawat adalah mimpi masa kecil yang selalu ingin kamu raih. Aku yakin sekali, tak pernah sekalipun kamu bayangkan menatap awan secara utuh dengan jendela yang luas. Pasti kamu tidak dapat berkata-kata dan hanya sumringah sepanjang waktu. Ya, akhirnya kamu berhasil. Kamu berhasil temukan dirimu di antara awan yang menggantung—kamu berhasil menjadi sendirian, lagi, dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Masih kuingat jelas namaku yang kamu panggil lirih seraya berkata, "Malaka, aku pamit."

Kamu tahu, rasanya, dunia seakan rubuh. Semesta seakan runtuh. Lebur sudah semua. Sejak bertemu denganmu, aku semakin menjadi penulis andal, Bas. Maka saat kalimat itu keluar dari bibirmu, aku bangunkan lagi semua kata yang sekarat ketika kamu melangkah jauh. Aku hidupkan lagi seluruh diksi yang mati ketika kamu berteriak pergi.

Kalimatku selalu dipenuhi mantra indah tiap-tiap namamu terdengar di telinga. Baskara. Matahari. Seperti dalam puisiku, benar kamulah kata yang berlapis mantra.

Dengan berpuisi, aku bisa terus-terusan menghadirkan namamu di ingatan tanpa perlu ada hesitasi. Dengan berpuisi, aku dapat menemukan namamu tanpa perlu takut ia akan hilang seiring tahun berganti. Karena namamu selalu abadi dalam tulisanku. Karena Baskara, selalu abadi dalam memoriku.

Jadi untukmu, Bas, izinkan aku berterima kasih yang sebanyak-banyaknya. Berkatmulah semua kalimat indah ini lahir. Berkatmulah seisi dunia tahu bahwa kamu pernah ada. Lalu dengan selesainya buku ini pula, aku yakin bahwa aku sudah kalah.

Maka kini berbahagialah.




05 Mei 2020,
Malaka.

Untuk BaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang