Siang hari di DG Town, cuaca amat panas. Semua orang menyalakan kipas anginnya. Saat itu keempat sahabat sedang berada di kamar apartemen mereka. Mereka sedang duduk di sofa lebar dengan TV di depannya yang berada di ruang tamu.
"Duuh, sumuk! Kipas anginnya rusak, lagi!" keluh Lady.
"Tukang servis AC nya kok gak dateng-dateng, sih?" tanya Syifa.
"Sabar, cuy! Seisi kota panas. Pasti banyak yang manggil tukang servis AC," sahut Dinda.
"Yap, kamu benar!" lanjut Nasya.
Nasya berdiri dari sofa. Ia mengambil kipas manual yang cara memakainya menggunakan tangan.
"Dari pada panas, pake kipas tangan dulu," kata Nasya.
Setelah itu, yang lain berdiri dan mencari kertas untuk dibuat kipas-kipas. Setelah menemukannya, mereka kembali duduk di sofa.
Beberapa menit kemudian, Syifa berdiri dari sofa. Ia berpikir untuk pergi berjalan-jalan ke luar dan mencari udara segar.
"Rek, hawanya masih panas. Tak jalan-jalan keluar aja, ya!" ujar Syifa.
"Terserah!" jawab Lady.
Kemudian, Syifa keluar dari kamar. Ia berjalan turun tangga karena kamarnya berada di lantai dua. Setelah sampai di luar gedung, ia menuju ke parkiran dan mengambil sepedanya.
Syifa mengayuh sepedanya dengan perlahan dan hati-hati hingga mencapai objek baru di kota, yaitu Taman Berlian.
Taman Berlian terletak di alun-alun Kota DG. Terdapat berbagai macam tanaman pada taman itu. Ada pohon, semak, bunga, dan bahkan ada kolam hias. Tidak heran jika taman itu mulai sering didatangi orang. Tempat itu dingin, indah, dan sejuk.
Saat Syifa sampai, ia memarkir sepedanya di tempat parkir Taman Berlian. Ia turun dari sepedanya dan perlahan menghirup udara yang segar. Udara di sini sangat bersih. Syifa mulai memasuki taman tersebut. Dimulai dari memasuki dan melewati gapura kayu yang dililit oleh bunga anggrek dan pagar putih yang terbuat dari kayu jati. Ada beberapa bangku yang terletak di sebelah kiri dan kanan jalan setapak. Terlihat ada orang yang duduk di bangku-bangku tersebut. Terdapat sebuah lampu taman dan kebun kecil di belakang setiap bangku. Pohoh-pohon terletak di setiap sudut taman. Pada tengah-tengah taman, ada pohon yang sangat rimbun dengan kolam hias mengelilinginya. Dan jangan lupa! Ada tong sampah organik dan non organik untuk menjaga taman tetap bersih.
Syifa berjalan menuju kolam hias untuk melihat ikan koi yang berenang ke sana kemari. Ia melihat ada ibu wali kota berdiri di dekat sana. Aku pun mendekatinya.
"Permisi, ibu wali kota!" kata Syifa.
"Iya, ada apa, ya, dek?" kata wali kota begitu menoleh.
"Makasih sudah bikin tempat ini. DG Town benar-benar butuh tempat kayak gini," Syifa mengucapkan terima kasih.
"Halah, bukan apa-apa. Jalanan masih kelihatan usang. Itu juga harus diperbaiki," kata wali kota.
"Oh, kalau gitu semoga lancar, bu! Maksih buat waktunya!" kata Syifa, berterimakasih lagi.
"Iya, dek!" kata wali kota.
Syifa berjalan pergi dan berdiri di dekat kolam.
Tiba-tiba, seseorang lewat.
"Hey, Syifa! Lama gak ketemu," sapa orang itu.
Sudah satu bulan orang itu pindah ke DG Town. Ia dengar ada objek baru di Kota DG, jadi ia mendatanginya. Ia tahu kalau temannya, Syifa pindah ke sini setelah Gunung Red Guava meletus. Ia berharap ia bisa menemuinya. Dan ternyata, di situlah ia bertemu dengannya. Seorang gadis cantik berambut putih salju. Orang itu menyapanya,
"Hey, Syifa! Lama gak ketemu,"
"Maaf, siapa ya?" tanya Syifa, bergurau karena sebenarnya dia tahu siapa orang itu.
"Yaelah, Syif! Padahal kita dulu sering main!" orang itu mengomel.
"Aduh, iya-iya, Ray! Masak aku lupa?" kata Syifa pada akhirnya.
Raymond adalah sahabat Syifa di Pegunungan Red Guava. Syifa memanggilnya Ray-ray. Ia adalah seorang remaja berambut coklat sedang dan bermata biru. Ia mengenakan kaos berwarna merah dan jaket berwarna abu-abu.
"Sejak kapan kamu ke sini?" Syifa bertanya.
"Aku pindah ke sini sejak sebulan lalu," jawab Raymond.
"Wauu....kamu pindah ke sini? Kok gak pernah lihat?" Syifa bertanya kembali.
"Kamu sih, jarang keluar rumah," jawab Raymond. Syifa tertawa.
"Eh, ngomong-ngomong kamu tinggal di mana?" Raymond bertanya.
"Di Apartemen Central Cherry. Tahu, kan? Yang di dekat balai kota. Jangan lupa mampir lho, ya!" Syifa mengajaknya mampir.
"Yah, kapan-kapan aja, deh!" kata Raymond. Syifa tersenyum dan mengangguk.
"Yaudah, aku duluan, yah! Dah, Syifa!" Raymond mengucapkan sambil melambaikan tangannya.
"Oke. Dah, Ray-ray!" Syifa menjawab dengan lambaian tangan.
686 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Girl 2 : Trouble from Cloud
Action[Completed] Keadaan di Kota DG mulai membaik setelah keempat sahabat menyelamatkan kota. Sekolah mereka juga sudah mulai dibangun dan mereka bisa mengikuti pelajaran lagi. Namun, kedamaian yang tercipta itu tidak berlangsung lama. Tepat dua puluh ti...