Sesampainya di Apartemen Central Cherry, Syifa memarkir sepedanya di tempat parkir. Badannya sudah basah kuyup akibat kehujanan. Hujan ini bukan hujan biasa. Tapi hujan angin! Cuaca seperti ini bisa membuat badanmu menggigil. Bahkan asap bisa terlihat ketika kau menghembuskan nafas.
Syifa langsung masuk ke apartemen dan menaiki tangga. Ia tidak menggunakan lift karena listriknya mati. Setelah sampai di lantai dua, Syifa menuju ke kamarnya.
***
Sementara itu di kamar keempat sahabat, lampu sedang padam. Ya iya, lah! Cuacanya parah gini, gimana gak padam?
'"GEDEBUK!!"
"AOWW!" teriak Lady kesakitan. Sesuatu menjatuhi kakinya.
"Apa itu?" tanya Nasya.
"Bukunya mbak Dinda!" jawab Lady.
"Ayo cepet! Mana lilinnya!?" tanya Dinda.
"Kalian ini cuma nyuruh-nyuruh aja! Gak keliatan, tahu!" protes Lady.
"Lilinnya di dapur. Kan kamu yang deket ke dapur!" kata Nasya.
"Uhh!" keluh Lady.
Tak lama kemudian, pintu terbuka, menunjukkan Syifa yang basah kuyup.
"Rek!" ucap Syifa.
"WAAA!" yang lain kaget.
"Aduh! Kok nggak ngiyup toh, kamu itu?" tanya Dinda.
"Kesuwen!" jawab Syifa.
"BTW," Syifa memulai lagi, "kalian nggak nyalain lilin, apa? Di dapur kan ada ba-"
"IYA, IYA! Ini lhooooooo lagi NYARI," sahut Lady.
"Oh, ya sudah!" kata Syifa, "Ngomong-ngomong, kalian sudah lihat tv, belum? Aku tadi lihat berita tv di toko roti. Ada helikopter yang barusan lewat DG Town. Nah, helikopter itu ngerekam ada perempuan di atas awan-awan,"
"Oh ya?" tanya Lady tidak percaya.
"Yang benar?" tanya Nasya, tidak percaya juga.
"Iya!" kata Syifa.
"Kita harus ke rumah besar. Lupakan lilinnya! Kita langsung ngontel ke sana!" perintah Dinda yang langsung berjalan ke pintu dan keluar.
"Uhh! Padahal baru tak nyalakin lilinnya!" keluh Lady yamg baru saja menyalakan lilin di tangannya.
"Yang terakhir, tutup pintunya!" kata Nasya yang berjalan di belakang Syifa menuju pintu keluar.
"Agh!" keluh Lady lagi.
***
Di Rumah Besar Dangerous Girl, Kira sedang mengepel ruang utama. Rumah Besar Dangerous Girl memiliki daya cadangan, sehingga listriknya tidak padam dan Kira tidak perlu repot-repot mengepel sambil membawa lilin.
Setelah beberapa menit mengepel, Kira berjalan menuju lemari untuk mengembalikan pelnya. Kemudian, ia pergi ke kamar mandi untuk membuang sabun pel yang ada di dalam ember.
***
Keempat sahabat baru saja sampai di halaman rumah besar. Mereka sempat berpikir untuk membunyikan bel, namun itu hanya akan membuang-buang waktu. Maka dari itu, mereka langsung membuka pintu. Mereka teriak secara bersamaan,
"Grandma DG!!"
"Bahaya datang!"
"Tolong!!"
"Ada masalah!"
Karena mencoba untuk masuk secara bersamaan, mereka terjatuh dan membasahi lantai di bawah mereka. Beberapa kata "Aduh!" dan "Aow!" terdengar setelah mereka berpelukan dengan lantai. Mengharapkan untuk disambut oleh Grandna DG, mereka malah disambut oleh teriakan Kira yang baru keluar dari kamar mandi.
"ITU BARUSAN AKU PEEEELLL!!!!"
Keempat sahabat terdiam. Teriakan itu mengambil alih perhatian semua orang yang ada di dalam rumah itu. Termasuk Grandma DG.
Rhia yang ada di dalam perpustakaan langsung keluar menuju ruang utama. Begitu juga dengan Tanna dan Farani dari ruang bawah tanah. Pandangan mereka mengarah ke Kira. Grandma DG turun dari lantai dua, sedangkan Gum tetap berada di kebun mengurus tanaman supaya tidak terkena air hujan terlalu banyak.
"Ada apa!?" Tanna berteriak selagi keluar dari ruang bawah tanah. Diikuti oleh Farani di belakangnya.
Rhia menunjuk ke arah pintu perpustakaan, "Tolong, ya! Di sini ada perpustakaan," katanya dengan nada terganggu.
Grandma DG yang masih 'otw' ke lantai satu pun melihat kalau mereka kedatangan tamu.
"Oh? Lihat! Kita kedatangan tamu, semuanya!" Grandma DG menunjuk ke arah keempat sahabat yang masih tengkurap di lantai.
Semuanya menoleh ke arah pintu masuk. Pada saat itu juga, Gum masuk dari pintu belakang sambil membawa sepatu boot dan payungnya.
"Oh! Hai, teman-teman! Kalian mampir?" sapa Gum begitu melihat keempat sahabat.
Mereka pun berdiri dari posisi tengkurap di lantai.
"Eheheh..."
"Hai,"
Lady dan Syifa menyapa balik, tapi dengan nada yang tidak semangat.
Nasya menepuk dahinya, lalu menoleh ke arah mereka berdua sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang, "Ini canggung, kawan! Benar-benar cangg-AOW! Hei!!" Dinda menyenggol lengan Nasya menggunakan sikunya. Lalu, ia berbisik kepada Nasya, "Biar aku yang ngomong!"
"Sikutmu tajem, mbak! Sakit!!" sahut Nasya.
"Iya, iya, maaf!" Dinda lalu berjalan menuju Grandma DG,
"Langsung ke poinnya, seluruh bagian DG Town diterjang badai! Tadi Syifa bilang kalo dia lihat cewek berdiri di atas awan-awan. Mungkin..., Grandma tahu siapa dia?" tanya Dinda kepada Grandma DG.
"Naik awan, ya?" Grandma DG kemudian mendesah, "Itu adalah salah satu ksatria dari Cloud City," Grandma DG lanjut menjelaskan.
"Cloud City?" yang lain bertanya.
"Iya, dia juga bisa mengendalikan cuaca," Grandma DG mengucapkan.
"APA!? Dia bisa mengendalikan cuaca!?!?"
"Iya. Dan, rasanya aku tahu siapa dia,"
"SIAPA!?!?"
"Dia adalah......" Grandma DG berhenti sejenak, "....Claudia,"
752 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Girl 2 : Trouble from Cloud
Action[Completed] Keadaan di Kota DG mulai membaik setelah keempat sahabat menyelamatkan kota. Sekolah mereka juga sudah mulai dibangun dan mereka bisa mengikuti pelajaran lagi. Namun, kedamaian yang tercipta itu tidak berlangsung lama. Tepat dua puluh ti...