2 | Bᴀᴅᴀɪ ᴅɪ Mᴀɴᴀ-ᴍᴀɴᴀ!

13 6 0
                                    

Di dalam toko roti,


"Ih, serius ngeliatin 'Tersangka Pelaku' nya kok diseret, sih! Sebel, ah!" batin Syifa dalam hati.

"Apa-apaan kamu tadi, hah!? Udah tau cuacanya kayak gitu kok diem aja! Nanti kalo kesamber gimana!?" Raymond mengomel.

Syifa pun menjawab dengan tegas, "Aku nggak ngurus kamu nyeret aku apa nggak. Orang yang aku lihat tadi jelas-jelas pelakunya. Dia bisa jadi ancaman baru di DG Town. Kelihatannya dia punya kekuatan yang kuat banget meski gak kelihatan rupanya. Maksudku, ayolah!! Mana ada orang yang bisa berdiri di atas awan!? Itu nggak mungkin! Awan itu gas. Gak bisa dipegang, kan!?"

"Orang apa maksudmu!? Emang ada? Orang yang bisa berdiri di awan, mengatur cuaca seenaknya sendiri? Ya nggak, lah! Kamu ngayal lagi kalii!"

"Eh! Enak aja ngomong aku ngayal!! Aku tadi itu beneran liatt!!"

"Aku gak percaya!" Raymond menoleh ke arah yang berlawanan dari Syifa.

"Huft!" Syifa mengeluh dan menyilangkan lengan lalu melirik ke arah lainnya lagi.

"Apa-apaan, sih! Gak jelas tau gak? Masak ada orang berdiri di atas awan!? Itu hal paling aneh yang pernah aku dengar. Nggak mungkin itu beneran." Raymond berdebat dengan pikirannya sendiri. Tapi tak lama kemudian, ia mendengar berita dari televisi yang menempel di tembok.

"Seorang wanita yang tampak berdiri di antara awan-awan ini tertangkap kamera oleh helikopter yang melintasi langit-langit DG Town beberapa menit yang lalu. Sepertinya, ia dalang di balik badai yang berlangsung di seluruh DG Town. Untuk saat ini, dimohon para penduduk untuk berlindung sampai cuaca membaik," kata reporter dalam channel televisi itu.

Syifa melirik dan menyeringai kepada Raymond.

"Nah! Sekarang, kamu percaya!?" kata Syifa.

"Hrngh! Iyaiya," Raymond menjawab dengan nada kesal.

Bukannya tadi ibu wali kota nggak mbolehin nyalakan alat elektronik, yah?

Ah, mungkin karyawan tokonya nggak tahu.

"Hmm......, kalau dia terus nyerang kota dan nggak ada yang hentikan, bakal bahaya. Mikir, Syif! Mikir! Cari solusi! Oh, ya! Rumah Besar Dangerous Girl. Aku harus ke sana. Tapi mendingan aku kasih tau yang lain dulu... Yaudah, aku pulang!" batin Syifa dalam hati, mencari solusi.

Dengan begitu, Syifa menuju ke pintu keluar. Tapi, Raymond meraih tangannya.

"Mau kemana?" tanyanya dengan datar.

"Bukan urusanmu, ah!" Syifa menarik tangannya kembali. Ia mencoba untuk menuju pintu lagi.

Tapi, kali ini Raymond menggapai lengannya, "Lho! Masih hujan, Syif!"

Tepat setelah itu, listrik padam, menyebabkan seluruh kota tampak gelap gulita. Syifa pun mengambil kesempatan. Ia menarik lengannya, lalu mendorong Raymond ke belakang.

"Minggir!!" katanya dengan kasar.

Ia keluar dari toko roti dan pergi mencari sepedanya lalu pulang.

410 words.

Dangerous Girl 2 : Trouble from CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang