6 | Kᴇᴍʙᴀʟɪ Bᴇʀᴀᴋsɪ

23 6 0
                                    

***

Keempat sahabat berlari di jalanan kota, mencari Claudia.

"Terakhir kamu lihat dia di mana!?" tanya Dinda sambil berlari.

"Di dekat toko roti. Taman Berlian!" jawab Syifa.

"Oke! Kita ke sana, ayo!"

Mereka terus mencari dan mencari sampai ke Taman Berlian. Mereka berhenti di pintu masuk Taman Berlian dan mencari Claudia di langit-langit atas mereka.

Memang sih agak susah. Gara-gara cuacanya mendung dan badai, ditambah lagi hujan angin. Untung mereka pake kacamata.

Nasya mencari-cari di langit sambil menengokkan kepalanya ke kanan dan kiri.

Ia menunjuk ke sebuah awan dengan bayangan seseorang, "Di sana!" teriaknya.

Dinda, Lady, dan Syifa langsung mengikuti arah telunjuk Nasya.

Setelah awan sedikit menyingkir, mereka baru bisa melihat dengan jelas. Mereka melihat seorang gadis yang sedang menggila. Ia adalah gadis yang cukup tinggi dengan mata biru dan rambut berwarna putih dan biru. Ia menggunakan baju ksatria.

Gadis itu membuat petir besar di tangannya dan mengarahkannya ke sebuah gedung pencakar langit.

Sebelum itu terjadi, Syifa langsung mengaktifkan jetpacknya dan terbang menuju Claudia. Ia mendorong Claudia hingga terjungkal ke belakang. Setelah terjungkal, Claudia bangkit kembali dan membuat petir untuk membalas Syifa. Petir itu mengenai Syifa. Ia terpental dan terjatuh di depan Dinda, Lady, dan Nasya. Nasya membantu Syifa berdiri.

Claudia tersenyum melihat anggota Dangerous Girl yang baru saja terbentuk berdiri di depannya.

"Akhirnya kalian datang juga! Aku udah capek nunggu kalian," sambut Claudia sambil mendekat kepada keempat sahabat.

"Kenapa kau buat badai di seluruh DG Town? APA MAKSUDNYA!?" tanya Nasya dengan ketus.

"Oh? Tentang itu, aslinya aku gak bermaksud. Itu cuma buat mancing kalian keluar,"

"Memang apa maumu, HAH?!? Kita kan gak kenal!" ucap Lady yang semakin geram.

"Sudahlah, jangan banyak bicara! Mari kita UJI KEMAMPUAN KALIAN!!!" Claudia mengarahkan tangannya ke langit dan seketika awan-awan hitam berkumpul di atasnya.

Yang benar! Dari kelihatannya aja sudah kuat banget. Gimana caranya mereka mengalahkan Claudia??

Saat ini Claudia sedang mengangkat kedua tangannya di udara. Kelihatannya dia sedang mengumpulkan awan-awan hitam. Awan hitam itu terus berkumpul dan berputar-putar. Percikan-percikan petir terlihat berlompatan di dalam awan itu, seiring dengan bertambah derasnya hujan yang turun dan angin yang berhembus semakin kencang.

Semakin lama mereka menatap awan-awan itu, mereka semakin takut. Itu sampai sebuah getaran suara masuk ke dalam telinga mereka dan menggetarkan gendang telinga mereka.

"Dangerous Girls? Masuk, Dangerous Girls!?"

Itu adalah suara Tanna, dia pasti berbicara lewat alat komunikasi di telinga mereka.

"Dinda di sini, ada apa?" jawab Dinda.

"Sst! Jangan pake nama asli! Oke, gini, gini! Namamu Electrical Dangerous Girl. Nasya, Metallic Dangerous Girl, Lady, Iceberg Dangerous Girl, dan Syifa, ehm....Sonar Dangerous Girl,"

Tanna memberi "Nama Superhero" untuk mereka semua. Yah, memang lebih baik begitu, sih!

"Ehh, aku lebih suka..'Metal Breaker Dangerous Girl'," ucap Nasya yang berada di sebelah Dinda, suaranya juga terdengar lewat alat komunikasi.

"Iya, iya, terserah!" jawab Tanna lewat alat komunikasi.

"Sekarang, gimana keadaan kalian?" Itu adalah suara Farani.

"Sekarang ini kita semacam..., ehm....," Syifa.., eh, maksudku 'Sonar Dangerous Girl' memulai.

"Berdiri dan menatap ke arah awan hitam dan petir petir yang sepertinya akan segera mengenai kami," Lady, egh.., Iceberg Dangerous Girl melanjutkan dengan cepat.

Yah, memang benar. Awan yang dikumpulkan Claudia kini semakin banyak.

"APA!?!?" teriak Tanna dan Farani, menyebabkan telinga yang lain agak sakit.

"Oke, cepat! Kalian harus melindungi diri kalian sebelum petir itu ngenai kalian!" ucap Tanna serius.

"Iceberg DG! Gunakan force field mu!" suara Farani berjalan di telinga mereka.

"Oke!" Lady..argh! Maksudku, Iceberg berseru.

"Dan Metallic DG," Farani memulai lagi.

"Metal Breaker!" tampaknya Nasya menolak untuk dipanggil 'Metallic Dangerous Girl'.

Yang lain tertawa kecil melihat reaksi temannya.

"Ugh, yaudah! Metal Breaker, kamu bantu Iceberg! Gunakan telekinsismu untuk membantu menahan dan menangkis petir!" Farani melanjutkan.

"Serahkan padaku!" seru ehm..., Metal Breaker.

Walah, tambah bingung. Pake nama biasa aja dah!

Lady dan Nasya sudah bersiap-siap di depan Dinda dan Syifa. Claudia membuat petir yang sangat besar dan mengarahkannya ke mereka berempat.

Dengan cepat Lady mengaktifkan perisai nya, dibantu dengan Nasya yang menggunakan telekinesisnya.

Petir itu terpantul dan mengarah kembali ke Claudia. Claudia dengan gesit langsung menghindar.

Nasya mencoba menggunakan telekinesisnya. Namun, tubuhnya malah jadi transparan.

"Keren! Mode siluman!" serunya.

Ia berpikir sejenak. Ia membutuhkan sebuah pengalih perhatian supaya ia bisa menyerang Claudia secara diam-diam.

"Electrical, Iceberg, Sonar! Aku butuh pengalih perhatian," Nasya berbicara melalui alat komunikasi.

"Oke, siap!" jawab Dinda.

Maka dari itulah, Dinda, Lady, dan Syifa mengaktifkan jetpack mereka dan mulai terbang untuk mengalihkan perhatian Claudia. Kini, Nasya menyerang secara diam-diam. Ia mengaktifkan jetpacknya yang juga ikut transparan. Nasya mendekati Claudia secara perlahan. Tapi, terima kasih kepada insting Claudia yang sangat bagus, rencana Nasya gagal. Claudia mengetahui keberadaan seseorang di belakangnya. Ia segera berbalik dan menyerang Nasya menggunakan bola api meskipun Nasya tidak terlihat. Untungnya, Dinda menggunakan sinar elektriknya untuk memundurkn Claudia. Nasya selamat dan menghentikan mode silumannya.

Claudia terpental akibat serangan elektrik tadi. Ia membalas Dinda dengan mengarahkan petir ke arah Dinda. Dinda berhasil menghindar. Namun, petir itu mengenai Syifa yang ada di belakangnya dengan telak. Syifa terpental dan jatuh di atas reruntuhan bangunan. Dia pingsan.

Claudia mendarat di tempat Syifa pingsan. Ia mencengkeram leher Syifa dan mengangkatnya.
Lady, Nasya, dan Dinda mendarat di depan reruntuhan bangunan itu. Lady bersiap untuk melawan Claudia, tetapi Nasya menahannya. Itu hanya akan membahayakan nyawa Syifa.

Claudia tertawa senang, "Kalian ikut aku ke Cloud City baik-baik!" ucapnya senang melihat lawannya tak berkutik melihat kawan mereka tak berdaya.

"NGGAK! Nggak mungkin kami mau ikut kamu gitu aja," Lady membalas.

"CUKUP!! Ikut aku ke Cloud City, SE. KA. RANG!!!"

"Kalau nggak?!" ucap Nasya.

"Kalau nggak.....," Claudia berhenti sejenak, masih mencengkeram leher Syifa.































"AKU PATAHKAN LEHERNYA!!" teriak Claudia.

"HAH?!"

930 words.

Dangerous Girl 2 : Trouble from CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang