Ch. 16

3.1K 351 76
                                    

"Yooo.., Kim Tae. Mau makan bersama?" Sapa Jungkook, begitu dia bertemu Taehyung yang sepertinya hendak menuju kantin untuk makan siang.

Taehyung yang mendengar namanya dipanggil itupun refleks menolehkan wajahnya dan mendapati Jungkook dengan senyum lebar tengah melambaikan tangan ke arahnya. Dia baru saja akan mengaggukan kepalanya jika saja matanya tak melihat si pendek yang baru saja menghancurkan hatinya itu keluar kelas dan berjalan menyusul Jungkook.

Taehyung pun menatap Yoongi dengan tatapan yang tajam sembari menarik sedikit sudut bibirnya. Yoongi yang melihat itu, seketika memelankan langkahnya dan menundukan kepalanya takut dengan bibir yang perlahan dia gigit cemas. Entah kenapa setelah hari itu, rasanya Yoongi benar-benar merasa tak berkutik saat ada Taehyung.

"Tidak mau." Ucapnya kepada Jungkook singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

Jungkook yang sadar dengan arah pandang Taehyung itupun berbalik dan menemukan Yoongi yang tengah berjalan pelan menuju ke arahnya. Pun memang mereka akan makan ke kantin bersama. Seakan paham dengan keadaan, Jungkook menepuk pundak Taehyung dan meremasnya pelan memberikannya sebuah dukungan.

"Oke, aku mengerti. Jangan terlalu di ambil hati. Kau tahu kan dia itu memang tak pernah menggunakan isi kepalanya, benda itu hanya pajangan saja. Makanya dia tak pernah berpikir dalam melakukan sesuatu." Ucapnya.

Taehyung mendengus geli dan mengangguk singkat untuk menanggapi ucapan Jungkook. Namun walau begitu, bohong sekali jika Taehyung tak memikirkan masalahnya dengan Yoongi. Bahkan beberapa hari ini moodnya akan sangat kacau hanya karena mengingat tentang seseorang bernama Min Yoongi.

Dan jika Taehyung mau jujur pada dirinya sendiri, jauh di lubuk hatinya dia masih menginginkan pemuda pendek itu. Karena baginya, Yoongi adalah orang pertama yang bisa membuatnya merasakan cinta dan amarah. Walau semua perasaan itu kini terasa memuakan, tapi Taehyung suka. Dan dia sangat menikmatinya.

"Pastikan katakan padaku jika kau butuh teman bicara." Ucap Jungkook lagi.

"Oke. Aku duluan" Jawab Taehyung dan langsung melenggang pergi sebelum Yoongi sampai pada mereka.

Seperginya Taehyung, Jungkook pun menolehkan kepalanya ke arah Yoongi yang kini berada tepat di belakangnya, dengan wajah sendu yang tak biasanya dia tampilkan selama ini. Sebenarnya dia sedikit terkejut juga melihat baru kali ini Yoongi yang segininya terpuruk karena putus cinta.

Selama hampir beberapa tahun dia mengenal Yoongi, biasanya Yoongi akan selalu bilang jika masa setelah putus justru adalah momen fovoritnya karena bisa mencari sesuatu yang baru. Dia tak pernah sedikitpun galau karena putus cinta. Mungkin selama ini satu-satunya yang bisa membuat Yoongi galau hanya bingungnya membagi waktu dengan beberapa kekasihnya.

Yahhh, ada baiknya juga Yoongi bertemu dengan Taehyung, pikir Jungkook tiba-tiba.

"Ey..~ jangan terlalu bersedih. Sesuatu yang pantas didapatkan itu sama sekali tak perlu disesali." Kata Jungkook sembari menariknya pelan dan melingkarkan lengannya ke pundak Yoongi.

"Entah kenapa aku mulai kesal mendengar mulut sialanmu itu berbicara." Gumam Yoongi.

Jungkook yang mendengar hal itu seketika tertawa dengan terbahak. Walau beberapa hari terakhir Yoongi menjadi lebih diam dan kehilangan semangat hidupnya , tapi setidaknya dia terlihat akan berubah karena Yoongi bahkan tak lagi berbicara banyak dengan gadis-gadis di kelasnya dan mengumbar mulut manisnya seperti dulu.

Karena itu, mungkin Jungkook benar-benar harus berterima kasih kepada Taehyung dan mentraktirnya sesuatu karena telah memberikan temannya yang satu ini sebuah pelajaran berharga.

Dinginnya udara malam di musim dingin serasa semakin menusuk hingga tulang. Semua orang yang berlalu lalang terlihat berjalan dengan cepat sembari merapatkan mantel musim dingin mereka. Pun begitu dengan Yoongi yang beberapa saat lalu baru saja keluar dari gedung sekolah kelas tambahan swasta tempatnya belajar.

Dominate Me! [Taegi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang