04. Bunda (Zakih POV)

74 3 0
                                    

"Melihatmu menangis hatiku teriris,
Apakah ini perasaan yang tak kudambakan ataukah hanya sebuah impati yang kuharapkan."
                          -
           [Zakih aldira syahid]

                     🔹🔹🔹

Aku yakin rasa yang kurasakan tadi hanyalah impati semata kepada zahra.

"Mas mas zakih"

"Eh"
Sarah melambaikan tangannya di depanku.

"Kenapa sar? Eh..maksudnya kamu ngomong apa ya tadi?"

"Mas ihh ngelamun. Mikirin apasih?"

"Mikirin kamu. Kenapa sih kamu makin hari makin cantik" rayuku sambil menaik turunkan alis. Mengertikan maksudku tadi?

"Ih mas bisa aja"
Hahaha.. pipinya memerah rupanya rayuanku ampuh juga.

"Sayang tadi kamu ngomong apasih? Aku gak dengar soalnya wajahmu telah mengalihkan duniaku"

"Ihhhh masss udah dehhh"

"Hahaha pipimu merah sekali. Aduh aduh sakit sayang"
Aduku karena dia terus terusan mencubit lenganku mungkin untuk menutupi rasa malunya.
Cewek kan begitu.

"Tadi itu aku tuh ngomongin orang tua kamu"

Keningku berkerut,aku tak faham.

"Orangtuaku? Kenapa?"
Tanyaku keheranan.

Sambil menunggu jawaban darinya diriku menyedot jus alpukat didepanku.

"Kenapa sih orang tua kamu kayaknya enggak setuju sama hubungan kita? Padahal aku sudah melakukan yang terbaik buat dapetin hati mereka atau---

"atau apa?"

"Jangan jangan mereka sudah menyiapkan calon untukmu hiks"

Aku tak menyangka dia menangis.
Refleks aku ulurkan tanganku menghapus air matanya dan menggenggam tangannya.

"Dengerin aku. Walaupun mereka menjodohkanku ataupun menyiapkan calon istri untukku yakinlah hatiku tetep buatmu sar" ucapku sungguh sungguh.

Bahkan aku sudah melakukannya demi dirimu sarah.

"Mas janji?"

"Janji."

Aku menariknya dalam dekapanku.
Aku tahu diriku bukan suami yang baik untuk istriku zahra bahkan aku belum pernah memberikan perlakuan seperti ini.

Aku memang telah dzolim pada zahra. Jangankan memeluknya seperti ini melihat mukanya saja belum.

Aku melarang zahra membuka cadarnya sebelum diriku memerintahnya.
Karena aku takut hatiku akan berpaling kepadanya.

Sabar sarah lambat laun aku akan menikahimu dan menceraikan zahra.

"Sayang habis ini mau kemana hem?"
Aku ingin memanjakannya hari ini.

"Kemana ya hemm...gimana kalo nonton aja mas kan ada film baru" putusnya

"Boleh"

"Makasih ya mas sayang"

"Sama sama sayangku"
Ucapku lembut seraya mengusap kepalanya yang berlapis hijab dengan pelan.

Setelah membayar dikasir tentunya kini aku dan sarah sedang menuju mall terdekat dari cafe tadi.
Sepanjang perjalanan sarah memegang tanganku dan bercanda kecil sesekali.

"Nyampeeee"
Candaku menirukan suara kang tisna di TOP.

"Bisa aja kamutuh mas"
Ucap sarah sembari menyubit perutku gemas.

IstigfarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang