Cerita Cowo Possessive akan Author hapus dan digantikan baru dengan versi Revisinya. Tapi yang versi Revisi hanya setengah yang Author publikasikan:)
Tiba-tiba merasa cerita ini terlalu vulgar karena ada banyak anak remaja yang masih di bawah umur yang baca, kalau yg Versi Revisi itu lebih baik menurut saya pribadi sebagai Author.
***
Happy Reading...!Di bawah pohon rindang yang sejuk, bersamaan semilir angin yang menambah kesejukan membuat kulit terasa tidak gerah. Ada seorang gadis kecil, tepat di bawah pohon itu menatap anak-anak lain bermain asik dengan ank lainnya.
Berbeda dengannya yang hanya bisa menatap iri pada yang lain. Gadis kecil itu berbeda.
"Hai." Seorang laki-laki dengan santai duduk di atas akar pohon besar tepat di samping Gadis kecil itu.
Sang gadis kecil pun berjengit keget mendapati teman sebaya seperti dirinya yang datang dengan tiba-tiba lalu mengejutkan jantung. Refleks saja gadis kecil itu mundur karena tak kenal dengan orang di sebelahnya.
"Nama gue Rey, Lo kenapa gak main sama temen-temen?" Tanya lelaki muda nan manis itu sambil memperkenalkan namanya.
Gadis kecil itu tersenyum kaku sambil meremat ujung kaus pakaiannya gugup. "Mereka nggak mau temenan sama Lala."
"Jadi nama Lo, Lala?" Tanya Rey sang pemuda manis dan tampan walaupun umurnya masih beberapa tahun, tak dipungkiri sudah mampu menarik perhatian khalayak ramai. Lala langsung mengangguk-angguk pelan menjawab perkataan Rey, matanya menatap takut serta ragu pada Rey. Bagaimanapun juga Rey adalah orang yang baru saja ia temui.
"Hihi, lo pemalu juga ya. Tapi gak papa gue suka." Tulas Rey membuat Lala tersenyum malu-malu tetapi jujur saja Lala senang mendengarnya.
"Rey suka sama Lala?" Tanya Lala polos.
Pemuda kecil itu mengangguk. "Kalau gue gak suka sama lo, gak mungkin gue ada disini dan mau jadi temen lo." Jawab Rey dengan senyum lebar menampilkan seluruh deretan giginya, walaupun beberapa ada yang ompong.
Lala tertawa lucu. "Kamu aneh."
"Iya gue aneh." Pemuda kecil itu menggaruk pipinya sendiri, ia dengan bangga sedikit memamerkan gigi ompong miliknya itu untuk menertawakan dirinya sendiri.
"Jadi, sekarang kita teman?" Ucap Rey mengulurkan tangannya pada Kinara.
Lala menatap Rey sekilas mencari sirat keyakinan disana, Lala dengan sedikit membalas uluran tangan Reynald. "Teman." Lala tersenyum manis.
Rey tersenyum. "Ayo bermain!" Ajak Rey antusias sambil menarik tangan Lala hingga mengikuti Rey sampai kewalahan. Namun Lala memasang tawa bahagia, Reynald adalah teman pertamanya.
Mereka berdua pun bermain petak umpat, kejar-kejaran, lempar bola dan memainkan permainan lainnya hingga lupa waktu, tak sadar jika langit berubah menjadi sedikit gelap.
"Rey, ayo pulang." Itu adalah suara yang menggema dari Ayah pemuda kecil. Rey menoleh, ia bisa mendapati Ayahnya yang sudah menunggu di samping mobil.
"Yah, aku harus pulang." Desah Rey kecewa padahal ia ingin bermain lebih lama bersama Lala.
"Gak papa, besok main lagi ya." Lala tersenyum manis seraya menggenggam kedua tangannya di depan tubuh. "Aku tunggu."
Rey mengangguk semangat, berbalik dengan berat hati dan berjalan menuju sang Ayah. "Daah!" Tak lupa Rey terus saja mengangkat tangan dan melambai ke arah Lala. Lala pun dengan senang hati membalas lambaian tangan Rey.
"Daah." Balas Kinara.
Hari demi hari berlalu hingga berjalan kurang lebih hampir sebulan. Pemuda manis nan tampan itu selalu datang menemui Lala. Bahkan setiap hari Rey rela selalu datang ke Panti asuhan hanya untuk bermain bersama dengan Lala.
Lala tentu sangat senang, menerima kehadiran Rey yang sangat ekstrovert dan tidak bisa diam. Lala kadang tertawa kencang hingga sakit perut karena, kelakuan konyol Rey si pemuda manis nan tampan itu.
Mereka berdua sekarang sedang berada di taman dekat Panti, bermain ayunan bersama sambil bercerita ria.
"Lala..." Ucap Rey dengan senyum tipis menatap langit sore dengan pandangan teduh.
"Semoga kita bisa bersama sampai menikah Lala, berjanjilah padaku." Rey menoleh menatap Lala yang tampak kebingungan, tapi pada akhirnya gadis kecil itu mengangguk mengiyakan.
Bocah laki-laki itu mengucapkan sebuah janji di bawah langit senja di umurnya yang bahkan baru menginjak 7 tahun. Lelaki tampan manis yang bahkan giginya masih ompong dan tumbuh beberapa gigi baru tersebut mengucapkan dengan lantang dan tulus layaknya orang dewasa. Jauh dari semua ekspektasi yang terlihat, Tuhan maha Tahu apa yang sedang terjadi.
"Iya Lala janji."
Padahal kenyataanya gadis belia berusia 5 tahun itu tidak mengerti sama sekali dengan maksud dari perkataan Rey. Lala tidak tau apa arti dari menikah. Tetapi bagi Rey mendengar hal itu saja sudah membuat Rey tersenyum senang. Dirinya berjanji akan menikahi Kinara di masa depan.
Mereka berdua akhirnya saling tersenyum menyapa senja sambil duduk di Ayunan. Melempar canda tawa khas anak kecil, menebak bentuk awan dan juga berjanji di tempat itu. Tempat yang menjadi saksi bisu dimana seorang anak laki-laki mengucapkan janji pertamanya.
Cerita memang memiliki akhir. Kadang kata perpisahan tidak berarti lebih jika semuanya telah terjadi.
Rey kehilangan sosok Lala, dihari itu. Tepat sehari setelah mereka berjanji, tidak ada kata perpisahan ataupun selamat tinggal. Rey hanya bisa melihat tempat terakhir mereka bercanda tawa.
"Aku berjanji akan menikahimu." Rey anak belia itu duduk di ayunan menatap senja dan mengayunkan ayunan nya agar bergerak menabrak angin.
"Lala, aku berjanji."
***
To be continued...!
Ini versi yg Revisi, gimana menurut kalian?
😃😃😃
REVISI AKAN DI LAKUKAN BERTAHAP.
Stay Healthy ya: D
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowo Possessive
Fanfiction#Adults story# Lelaki itu tak mau miliknya di sentuh oleh siapapun. Terlalu posesif dan obsesi pada seorang gadis lugu yang sudah ia klaim jadi miliknya. Gadisnya. "Kamu sengaja membuatku gila hm?" Rey semakin memojokan Kinara yang berada di antara...