Dia menyimpan gitar itu, dan dia menatap mataku sambil memegang jari tanganku.
"Nit, udah cukup kamu ngomongin soal Fajar ke aku. Apa kamu ga ngehargain perasaan aku? Aku suka sama kamu Nit, ayolah jangan mikirin orang yang nyakitin kamu"
Aku hanya bingung dan diam saja, raut wajahku mungkin sudah menunjukan kalau aku ini bingung makanya Brian berbicara lagi.
"Aku mau kamu jadi pacar aku, aku mau buat kamu bahagia bukan sedih kayak gini. Oke aku pahamin kalau kamu ga suka sama aku, tapi setidaknya aku bakal berusaha supaya buat kamu jatuh cinta sama aku"
"B-brian t-tapi kan"
"Hm?"
Aku memeluk Brian erat-erat, aku nangis terharu karena ternyata laki-laki yang aku kenal nakal ini punya hati dan perasaan yang lembut.
Aku menerima Brian, dan aku dengan dia sudah dipastikan menjadi pasangan. Terlihat adanya kesungguhan dari raut wajah Brian, dia tampak girang sekali saat aku menerima dia.
"Makasih Nit, aku bakal buat kamu suka dan cinta sama aku"
Aku hanya mengangguk pelan.
***
Kini hubungan aku dengan Brian sudah berjalan 5 bulan, aku benar-benar menyayangi Brian, aku cinta sama Brian, aku merasa kalau dia memang ngebuktiin omongannya. Aku baru menyimpan rasa ke Brian saat kami berhubungan selama 2 bulan, dan sekarang sudah 5 bulan artinya aku sudah 3 bulan bisa tulus dengan dia.
Memang banyak pertengkaran dan perdebatan kecil, tapi itu tidak menjadikan alasan kepada kita untuk berpisah, sikap dia yang lembut dan pengertian sangat membuatku luluh, setiap aku emosi dia selalu menjadi penenang dan selalu mengalah.
Hubungan kami tidak berjalan selalu mulus, saat Kak Fajar datang kembali, semuanya rusak. Sangat rusak.
Aku di hampiri oleh Kak Keisha, yang tidak lain adalah pacarnya Kak Fajar. Dia memintaku agar aku ikut dengan dia supaya agak menjauh dari keramaian, dia ingin mengobrol denganku katanya.
Lalu aku meyakinkan Brian bahwa aku akan baik-baik saja, karena disitu posisinya aku sedang di lorong kelas bersama Brian.
"Dek maaf aku ganggu, katanya kamu pernah deket sama Fajar ya?"
"Ngga deket pdkt kak, sebatas saling sapa sama ngobrol doang"
"Ohh gitu, kamu mau jadi pacar dia?"
"Hah? Gamau lah kak aku udh ada Brian"
"Tapi dia mau jadi pacar kamu, setiap kita berantem dia selalu sangkut pautin sama kamu, dia bilang kalau aku ini beda banget sama kamu"
Astaga masalah apalagi ini, siapapun tolong aku..
"Itu soal hubungan kalian berdua, aku ga mau ikut campur. Aku tekenin sekali lagi, kalau aku udah punya Brian, permisi."
Aku langsung meninggalkan Kak Keisha, dan kembali lagi ke Brian, aku memegang erat tangan Brian dan sambil menunduk di lututku.
"Brian, jangan tinggalin aku, tetep disini ya"
"Kamu kenapa hm? Tadi cewe itu bilang apa?"
Aku menceritakan semuanya tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi, aku menjelaskan secara detail, dan Brian tersenyum sambil mengusap pipiku dan berkata..
"Makasih udah setia sama aku"
Aahhh ingin rasanya aku memeluk Brian, tapi ini masih kawasan sekolah, jadi aku menahannya dan hanya menggenggam erat tangannya.
Hari-hariku selalu merasa tenang dan nyaman saat aku bersama Brian, aku berhasil melupakan Kak Fajar berkat cinta nya dari Brian, terimakasih banyak Brianku.
Ada satu hal yang baru aku ketahui tentang Brian, dia adalah orang yang mengidap asma. Tapi itu tidak menjadikan alasan kepadaku untuk berhenti mencintai Brian, lelaki baik itu.
Aku mengetahui hal itu saat dia berada di rumahku sambil nge-vape. Tiba-tiba dia memegang tanganku lalu mendongakkan lehernya dan sebelah tangannya memegang dadanya, untunglah ayahku seorang dokter jadi alat kesehatan kurang lebih tersedia di rumah.
Saat keadaan dia membaik aku tanya apa yang dia alami, ternyata dia mengidap asma yang sudah sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Next, jangan lupa vote ceritaku
Comment juga, tolong beri saran di cerita ini
Terimakasi readersku!
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN OBATKU. TAMAT✔
Teen FictionKata siapa cinta pertama itu cinta sejati? Masa SMAku sangat unik, dia mencintaiku dengan tulus dan tuhan tau itu. Maka tuhan menyembuhkan semuanya, dan mempercayai kami untuk saling membahagiakan.