Jinhyuk tengah mencatat beberapa materi yang ia butuhkan ke dalam buku notes.
Hari ini, dengan sedikit kesialan, Jinhyuk lupa membawa charger laptop ataupun ipad-nya. Jadi, untuk catatan yang ia butuhkan, Jinhyuk harus menulisnya manual. Terlebih buku tersebut tidak bisa dibawa pulang karena stoknya hanya tinggal satu. Sebenarnya, Jinhyuk ingin mengopy-nya, tapi mesin foto-kopi perpustakaan juga sedang rusak.
Kesimpulannya, hari ini adalah hari kesialan Jinhyuk.
Ditambah dengan Seungwoo yang sifat jahilnya dengan muncul. Pemuda bermarga Han yang tengah duduk dihadapan Jinhyuk, dengan merebahkan kepalanya di atas lengan kirinya, menunggu dengan bosan. Seungwoo sesekali melirik Jinhyuk yang tengah fokus pada buku tebal. Sesekali membalik-balik halaman dan membacanya skimming. Lalu tangannya bergerak diatas notes, menulis ulang apa yang tercetak dalam buku tersebut.
Awalnya, Seungwoo tidak keberatan jika ia harus menemani Jinhyuk di perpustakaan. Tapi lama-lama, ia bosan juga. Jinhyuk sendiri mengabaikannya.
Seungwoo melirik Jinhyuk sekali lagi. Menatap wajah serius pemuda itu, dengan kerutan muncul di keningnya. Beralih, Seungwoo menatap jemari Jinhyuk yang memegang pulpen, bergerak menorehkan coretan diatas notes. Dengan penasaran, Seungwoo melihat jemari tangan kanannya sendiri. Ia tidak melihat ada sesuatu perbedaan.
Hanya saja, Seungwoo begitu menyukai jemari Jinhyuk.
Dengan jahil, Seungwoo menyentuh jemari tangan kiri Jinhyuk. Hanya seperti ketukan kecil di buku-buku jemarinya. Seungwoo lalu melirik pada wajah Jinhyuk. Tidak ada reaksi apa pun.
Seungwoo kembali mengulang perbuatannya.
Lagi.
Lagi.
Lagi.
Lagi.
Dan lagi.
Sampai...
"Han Seungwoo," ucap Jinhyuk pelan, tapi nadanya tegas.
Seungwoo menyengir lalu menegakkan tubuhnya. Ia menatap Jinhyuk yang terlihat jengkel dengan kejahilannya.
"Bosen tau," gumamnya.
Jinhyuk menghela nafas. Dia kembali menulis. "Kalo bosen, kenapa maksa ikut ke perpus? Biasanya juga nunggu di kantin sama Youn."
"Lebih bosen ketemu Youn terus."
Jinhyuk melirik Seungwoo. Pulpennya lalu ditaruh. Ia menumpukan sikunya di atas meja, lalu dagunya diatas telapak tangan. "Maunya apa? Hm?"
"Nemenin lo ajah. Lagian lo butuh materi itu buat paper lo. Gak papa, lanjutin ajah nulis catetannya."
"Tadi katanya bosen."
"Yaa... Abisnya cuma didiemin. Ajak ngobrol kek."
Jinhyuk hanya terkekeh. Ia menggeleng lalu meraih pulpennya kembali. Tangan kirinya terbuka. Sedikit diulurkan ke tengah meja –ke arah Seungwoo.
Seungwoo sendiri malah mengernyit bingung. Ia menatap telapak tangan Jinhyuk. Dan melihat reaksi diam kekasihnya, Jinhyuk memandang Seungwoo lagi.
"Sini, tangannya. Daripada jail kayak tadi."
Seungwoo hanya terkekeh lalu mengulurkan tangannya, menyambut uluran tangan Jinhyuk. Dengan lembut, jemari Jinhyuk mengusap lembut satu per satu jari panjang Seungwoo.
"Gimana kuliah hari ini?" ucap Jinhyuk memulai percakapan. Matanya kembali fokus pada buku dan tangan kanannya yang menulis di atas notes. "Masih kesel sama temen satu kelompok presentasi lo?
Senyum Seungwoo semakin merekah. "Udah engga sih. Cuma ya gitu. Tau kan, kalo hari ini ada presentasi. Tapi masih giliran kelompoknya Seungsik sih, dan...."
Seungwoo mulai menceritakan apa yang terjadi di kelasnya tadi pagi. Jinhyuk sendiri mendengarkan dengan tentative. Mata fokus pada buku, tangan kanannya sibuk menulis di notes, tangan kirinya memainkan jemari Seungwoo, lalu telinganya mendengar curhatan Seungwoo. Heck, entah bagaimana Jinhyuk bisa melakukan semua itu.
Tiga indera bekerja sekaligus. Well, empat! Karena Jinhyuk sesekali merespon apa yang dikatakan oleh Seungwoo. Bukan sekedar respon seadanya, tapi benar-benar merespon karena Jinhyuk menyimak semua curhatan Seungwoo tentang dua anggota kelompoknya yang sama sekali tidak bisa bekerja-sama.
Hampir tiga minggu ini, Seungwoo selalu mengeluh tentang anggota kelompoknya ini. Jinhyuk sendiri sudah mengusulkan agar Seungwoo memberitahu kelakuan mereka pada dosen, tapi Seungwoo masih memikirkan keduanya. Terlebih mata kuliah ini terbilang cukup sulit dan menjadi salah satu persyaratan mengajukan proposal skripsi. Jika dua anggota kelompoknya tidak lulus pada semester ini, kemungkinan besar mereka juga harus menunda untuk proses skripsi.
"Masih gak mau kasih tahu dosen lo tentang kelakuan mereka?" tanya Jinhyuk lagi sembari membuka beberapa halaman buku.
Seungwoo menghela nafas pendek. Ia memperhatikan jari Jinhyuk yang tengah memainkan jemarinya. Mengusap lembut buku-buku jari-jarinya.
"Gak deh. Nanti gue kompromi lagi sama mereka. Kalo masih keras kepala, ya, jalan terakhir gue bakal keluarin nama mereka pas ngumpulin paper-nya. Giliran maju presentasinya masih tiga minggu lagi kok."
Jinhyuk melirik Seungwoo. "Jadi, masih ada tiga minggu lagi, gue harus denger semua keluhan lo tentang kelompok presentasi ini?"
"Iya. Gak papa ya? Gantian lah. Semester kemaren, gue siap sedia dengerin omelan lo karena stress ngerjain project dari Prof. Jung. Bahkan sampe nemenin keliling Seoul buat cari materialnya," sahut Seungwoo.
Jinhyuk tersenyum miring. "Iya. Iya. Pamrih banget punya pacar."
"Tch! Kado taun depan, gue kasih kaca yang gede ajah, ya. Biar lo bisa ngaca!"
"Ditaro di kamar ya? Ngadep tempat tidur."
Mata Seungwoo membelalak. Ia menepis tangan Jinhyuk jengkel. Wajahnya terasa panas.
"Apa sih?!"
Jinhyuk berusaha menahan tawanya. Ini masih perpustakaan. Jinhyuk tidak mau diusir karena berisik.
"Kenapa sih? Kan buat ngaca. Lumayan loh, biar keliatan full-body. Jadi, pas mix and match pakaian bisa keliatan cocok apa engga. Kenapa reaksi lo gitu sih? Hayoo... mikirin yang jorok, ya?"
Seungwoo mendengus. "Gak tau ah!'
Jinhyuk hanya menggeleng kecil melihat reaksi Seungwoo, karena ia membalas menggodanya.
Jinhyuk kembali mengulurkan tangan kirinya pada Seungwoo. Satu alisnya naik ketika Seungwoo masih memasang wajah kesal. Jinhyuk mengangkat bahunya dan hendak menarik tangannya ketika Seungwoo dengan cepat meraih tangan kekasihnya tersebut. Jinhyuk tersenyum lebar.
Kedua jemari mereka bertautan lagi. Tapi kali ini, Seungwoo yang memainkan jemari panjang Jinhyuk. Memperhatikan satu per satu jari tersebut.
Jinhyuk kembali meneruskan menulis notes dan Seungwoo kembali bercerita tentang hal lainnya.
Well, sepertinya hari ini tidak sial-sial amat bagi Jinhyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Universe
FanfictionKumpulan cerita pendek. Kisah Han Seungwoo dan Lee Jinhyuk Dan mungkin juga pair lainnya.