29. Penyiksaan

4K 628 85
                                    

Author POV

"Ayo, masuk! Masuk!"

Diseret kasar, persis seperti menyeret sampah.

Bunyi pintu di banting, di susul dengan gerak kunci dua kali menjadi awal pelampiasan ini di mulai.

Benar-benar di mulai.

Gudang ini, gudang naungan Ali. Kini ia kembali di seret kesini, setelah lima tahun terakhir bebas dari bayang-bayang jaring laba-laba, ketebalan debu hitam kecoklatan juga binatang-binatang yang sudah sangat merindukannya.

Jika dulu mamanya akan langsung pergi setelah menguncinya seorang diri, sekarang tidak. Resa ikut serta pula. Perempuan itu menggeledah kardus tua, mengambil sebuah cambuk juga tali tambang untuk...

"BANGUN!!!"

Suaranya begitu nyaring, menggelegar.

Kembali perempuan itu menyeret tubuh Ali. Ia di paksa di dudukkan di sebuah kursi kayu usang, kemudian mengikat tubuhnya dengan tambang kuat-kuat. Ali tak menolak. Tubuhnya yang memang lemah, bertambah makin lemah di perlakukan seperti ini.

"Ma, Mama mau ngapain?"

"DIAM!"

"Ma, Aku mohon. Aku lemas banget, Ma." Ia meringis meminta sedikit saja keikhlasan Resa untuk melepaskannya.

"Kamu pikir saya peduli, hah?!"

"Sudah cukup selama ini saya membiarkan kamu bernaung di rumah ini!"

"Aku bakal pergi, Ma." Nadanya mulai melemah.

"Ya, pasti. Dan saya yang akan membuat kamu pergi, di gudang ini!" Desis Resa. Aura gudang begitu menyeramkan saat Resa berujar demikian. Angin rasanya berhembus dingin di pipi Ali. Apalagi begitu Resa mulai mengulur panjang cambuk dengan besi sepanjang jari kelingking kaki yang terlihat meruncing di keremangan.

Resa ingin membunuhnya. Air mata Ali menetes. Siapapun tahu kalau air mata itu bukti sakit yang selama ini di pikul nya.

CTAR!

Erangan keras terdengar saat untuk yang pertama kalinya Resa melayangkan cambuk itu tepat di bagian bahu kanan Ali. Kedua matanya terpejam rapat sembari merasakan sakit dan perih yang tak bisa di jelaskan. Cambuk itu bahkan merobek kaos putih polos yang di kenakan nya.

"KAMU MEMBUAT HIDUPKU BERANTAKAN!"

CTAR!

Ali mengerang lagi.

CTAR!

"ARGHHH!"

CTAR!

"ARGHH! Ampun, Ma!"

CTAR!

"ARGHHH!!!"

BRUK!

Kali ini terlalu keras, hingga membuat tali yang mengikat tubuhnya terlepas. Ali langsung ambruk di lantai. Nafasnya terengah.

"Kamu harus mati!" Desis wanita itu. Wajah cantiknya penuh dengan peluh dan air mata, tak berbeda jauh dengan Ali yang kini terkulai dengan posisi terlentang. Belas kasihnya sama sekali tak ia hiraukan. Erangan kesakitan nya tak mampu meluluhkan hati Resa. Ali pasrah, mati di tangan mamanya.

"KAMU HARUS MATI!"

CTAR!

Pecut melayang keras tepat di bagian dada Ali. Terus berulang-ulang selama tiga kali. Seketika ia merasakan napasnya memendek, seperti sedang ada yang berusaha menariknya. Dadanya seakan di remas kuat.

Selamanya Milikku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang