Konspirasi Alam Semesta: 24

20.2K 2.3K 254
                                    

"Dari siapa ini, Mbok?"

"Kanjeng Pangeran, Ndoro Putri.."

Helaan nafas lagi-lagi keluar dari bibirku secara otomatis. Sejujurnya, aku cukup tertekan melihat hubunganku dengan Mas Rama saat ini. Hanya saja aku harus bertahan demi anak yang sedang kukandung.

Semenjak Mas Rama siuman dan kembali sehat—meskipun masih harus menggunakan kruk untuk menopang kaki kirinya yang belum sembuh benar—aku harus tinggal berjauhan dengan dia.

Kenapa seperti itu? Ini adalah titah Raja. Kanjeng Raja memberi ultimatum, agar aku tinggal terpisah dari mas Rama. Beliau merasa malu sedemikian hebatnya di hadapanku, beliau merasa tidak mampu membesarkan anak dengan baik. Tetapi aku tidak bisa diusirnya begitu saja dari lingkungan Keraton, karena bayi dalam perutku ini.

"Mbok.. kalau Kanjeng Pangeran kesini lagi, tolong bilang supaya berhenti kirim barang-barang lagi. Kamar ini penuh, Mbok, lama-lama."

"..satu lagi, saya bisa minta tolong?"

Dua bulan lebih, aku tidak bertatap muka dengan mas Rama. Semenjak dia siuman, aku hanya bisa mendengarkan kabarnya dari para abdi dalam, para dayang juga Kanjeng Ratu tentu saja.

Kanjeng Ratu hampir setiap hari mengunjungiku, terlihat dari tatapan matanya yang terkadang penuh semangat ketika mendengar cerita mengenai kehamilanku, juga terlihat terenyuh melihat keadaanku saat ini.

Selama itu juga aku harus menahan rindu untuk bisa melihat suamiku.

Aku masih waras. Aku masih mencintai suamiku. Mungkin bertambah. Bisa jadi, setelah rangkaian kejadian ini aku akan mengucap syukur dan terima kasih kepada Kanjeng Raja karena telah memisahkan kami. Karena dengan begitu, aku bisa merasakan bagaimana rasanya mencintai mas Rama yang sudah mengecewakanku.

"Tolong ya, Mbok.."

Mbok Tinah mengangguk.

Malamnya, aku terus gugup, semoga saja rencana ini berhasil. Aku tengah duduk di ruang makan, para abdi sudah pergi, setengah jam lagi akan datang para abdi dalam lain untuk shift jaga berikutnya.

"Ndoro putri. Gerbang sudah dibuka.."

Aku mengangguk. Seperti yang sudah terjadi hari-hari sebelumnya, di jam ini, mas Rama pasti datang membawa makanan-minuman kesukaanku. Mas Rama tahu bahwa kondisi berbadan dua ini membuat nafsu makanku meningkat.

Kebiasaan itu terus menerus terjadi. Mas Rama baru akan beranjak pergi ketika mendapat laporan bahwa makananku sudah habis.

Angin semilir berhembus di malam hari cukup kencang, dress tidurku yang berwarna putih ini terselamatkan dibalik sweater oversize berwarna krem yang juga kukenakan.

Aku melihat sosok itu tengah bersandar di bagian belakang mobilnya, sesekali dia berjalan dengan pelan menggunakan kruknya.

Lima menit aku mengamatinya, wajah dan perawakannya masih sama, hanya saja dia terlihat lebih kurus.

Sepertinya malam ini aku bisa tidur nyenyak, karena akhirnya aku bisa melihat mas Rama dari jauh.

Beberapa menit kemudian, mas Rama terlihat menuju kursi yang ada di pinggir gerbang. Aku sedikit terkesiap saat Ia membalikkan badannya, untung saja aku cekatan untuk segera bersembunyi di balik tembok di dekat pos penjaga gerbang kediamanku.

Melihat mas Rama dari belakang semakin membuncahkan hasratku untuk memeluknya.

Tenang, Nak.. sabar. Belum saatnya.

Lantas bayi ini menendang lagi. Luar biasa, dia tahu siapa Ayahnya.

Kaki ini begitu ringan, melihat punggung itu dari kejauhan seperti terhipnotis membawaku berjalan ke arahnya. Semakin dekat, dengan pelan dan hati yang berdegup, nafasnya begitu dekat terdengar, membuatku semakin tidak sabar melakukan sesuatu..

Gesekan suara kakiku membuat gestur tubuh mas Rama berubah seperti orang yang tersadar akan kehadiran orang lain, sebelum Ia sempat memutar badannya, aku tidak memberinya kesempatan. Dari belakang kulingkarkan kedua tanganku tepat ke arah dadanya, memeluknya seerat mungkin yang aku bisa, karena kondisi perut membesar yang membuatku sedikit payah. Kudekatkan wajahku ke arah wajahnya, tentu saja sosok mas Rama menegang saat aku dengan lancang memeluknya dari belakang dan berbisik,

"Apa kabar, Mas?"

Konspirasi Alam SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang