Davin Ananta Ferdiano anak pertama dan Rosa Canina Ferdiano, keduanya dilahirkan tanpa kekurangan fisik satu pun. Saat melahirkan keduanya Rara nyaris saja menyerah untuk melahirkan secara normal. Saat itu Rara sudah kehabisan tenaga untuk mengejan. Namun kehadiran Rega di sisinya membuat tekadnya semakin bulat untuk melahirkan normal. Dia berusaha mengejan sekuat mungkin. Hingga tangisan Davin terdengar, disusul Ocha yang keluar 15 menit setelahnya.
Rosa Canina Ferdiano adalah nama pemberian Rara. Nama itu diadaptasi dari nama latin species bunga mawar Rosa canina sp. Rara memang berharap anak perempuan cantik dan kuat seperti bunga mawar. Ya, meski cantik bunga mawar mampu melindungi dirinya sendiri dengan duri-duri tajamnya. Sementara Davin Ananta Ferdiano adalah nama pemberian Rega. Sebenarnya Rega sendiri tidak tahu apa arti nama itu. Dia hanya asal-asalan memberi nama, yang penting namanya bagus dan tidak terdengar jadul katanya.
Terlepas dari sejarah lahirnya kedua anak kembar dari pasangan yang dulu nyaris bercerai itu, Rega dan Rara selalu menyayangi keduanya. Meski Ocha sering bertanya kapan dia akan tidur bersama Mama dan Papanya. Kalau Rara di rumah, pasti Rega belum pulang. Kalau Rega di rumah, pasti Rara sibuk dengan urusan kampus. Selalu saja begitu. Hingga kedua anak kembar itu lebih sering tidur sendiri-sendiri di kamarnya atau hanya tidur bersama Rara.
Hari ini pun masih tak ada bedanya. Malah keduanya sibuk, sehingga terpaksa Rara menitipkan keduanya di rumah orang tua Rega. Setidaknya di rumah itu ada ibu mertua dan adik iparnya yang bisa diandalkan, meski pun sebenarnya itu merepotkan.
"Davin kenapa? Kok dari tadi cemberut mulu?" tanya sang oma yang kini sedang membantu Ocha mewarnai buku gambarnya. Sementara yang ditanya hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Laper mungkin, Ma," sahut Gladys yang kini sibuk dengan ponselnya. Katanya sih membalas pesan dari atasannya di kantor. Maklum, Gladys sekarang sedang sibuk dengan proyek pembangunan jembatan.
"Davin laper? Mau Oma bikinin makanan?"
Lagi-lagi Davin hanya menggeleng. Anak itu susah dimengerti kemauannya. Dia lebih banyak diam dan memendam sendiri keinginannya.
"Keponakan Tante kenapa sih? Abis dimarahin Mama ya tadi sebelum ke sini?" Gladys mendekati Davin.
"Papa."
"Nyariin Papa?" tanya Gladys lagi.
Davin hanya diam. Sementara Ocha langsung menoleh ke arah Gladys ketika papanya disebut-sebut.
"Mama... apa kita harus nyuruh Bang Rega ke sini?"
"Papa tuh jarang pulang, Tante," adu Ocha pada Gladys. Hanya Ocha yang paham dengan keinginan Davin. "Kita kan kangen sama Papa."
"Papa kamu masih kerja, sayang. Nanti juga pulang."
"Papa tuh kalau pulang jarang main sama kita, Oma. Papa kan hobinya tidur kalau lagi di rumah."
"Ya udah, ayo main sama Tante aja. Mau main keluar?" bujuk Gladys. Nanti Tante belikan beef bowl di Yoshinoya."
"Mauuu, Tante. Mauuu," sahut Ocha girang. Davin pun akhirnya menyetujui.
"Dys, ajakin abangmu yang satunya. Daripada kamu ribet ngurus dua anak."
"Yakin, Ma? Bang Elang kan nanti malam jaga. Pasti susah dibangunin."
"Nggak apa-apa. Bangunin aja abangmu itu. Daripada dia molor terus kayak bangke."
"Ya udah Gladys bakal bangunin Bang Elang."
"Kalau dia nggak mau bangun, siram aja pake kuah sayur."
"Jahat amat, Ma. Bang Elang kan pasti capek, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
All or None
RomancePapa itu lebih sayang sama pasien. Kalau Mama lebih sayang sama mahasiswa (Davin Ananta Ferdiano). Papa dan Mama susah diajak piknik (Rosa Canina Ferdiano). Cerita ini adalah sequel 'Erlebnisse'. Harap membaca 'Erlebnisse' terlebih dahulu sebelum me...