Sebelum baca, absen dulu ya, siapa aja yang mulai baca👉🏻
Btw, kalian nemu cerita ini di mana?
Selamat Membaca ❤️
***
"Saya harap kamu mau menerimanya."
Di sana, di ruang kepala sekolah tiga orang lelaki dewasa dan seorang gadis yang mengenakan rok abu-abu, duduk berhadap-hadapan. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi tak ada kata yang keluar dari bibir tipis gadis itu, tatapannya juga tak terbaca.
"Iya, Rea. Bapak tidak masalah jika kamu menerima beasiswa ini, bapak rasa nasib kamu akan lebih baik jika menerima tawaran dari SMA Bayangkara. Bukan maksud bapak, bapak tidak suka kamu bersekolah di sini. Hanya saja ini kesempatan kamu, buktikan bahwa kamu tidak kalah dengan anak-anak di sana." ujar lelaki paru baya dengan kumis yang sudah memutih, perutnya pun sedikit membuncit. Tapi, tatapannya sangatlah lembut. Ia adalah Pak Suroto merupakan kepala sekolah dari SMA Harapan, tempat yang selama ini digunakan gadis itu menimba ilmu.
Gadis yang diketahui bernama Rea itu hanya memandang kepala sekolahnya tanpa ekspresi. Saat ini banyak yang sedang dia pertimbangkan. Dia tidak mau sampai gegabah, lalu menyesal di akhir.
"Betul kata Pak Suroto, Rea. Ini adalah kesempatan untuk kamu. Bahkan, kami juga bisa memberi kamu beasiswa sampai kamu kuliah. Dengan syarat nilai kamu selalu memuaskan." Orang itu kembali bicara. Seorang lelaki yang mengenalkan dirinya bernama Samsudin merupakan guru di salah satu sekolah bertaraf internasional dengan akreditasi yang sangat baik. Sekolah yang mayoritas muridnya adalah anak-anak dari para pejabat dan pengusaha di Indonesia.
"Sebenarnya bapak berat melepas siswi berprestasi seperti kamu. Tapi, ini adalah kesempatan untuk kamu dan bapak tidak mau egois. Menurut bapak, SMA Bayangkara dapat lebih menjamin masa depan kamu. Bahkan mereka juga bersedia membiayai kamu hingga kuliah. Bapak, percaya pada kamu." kini lelaki yang sedari tadi hanya mendengarkan ikut menimpali. Pak Wahyu, wali kelas Rea.
Rea menarik nafas. Ia menatap ketiga lelaki di hadapannya secara bergatian. "Boleh saya pikirkan terlebih dahulu?" Itu adalah suara yang akhirnya dia keluarkan. Setelah hanya diam, mendengarkan ucapan demi ucapan dari ketiga lelaki di hadapannya.
Pak Wahyu terlihat memandang kepada Pak Suroto bertanya, yang hanya dibalas dengan anggukan pelan. Lalu dia memberikan anggukan kepada guru dari SMA Bayangkara, setuju atas permintaan anak didiknya agar memberi dia waktu untuk berpikir.
"Baiklah. Tapi, saya harap sebelum kenaikan kelas kamu sudah memberi jawaban, Rea." pinta Pak Samsudin, guru dari SMA Bayangkara. Lalu, dia bangkit berdiri.
"Baik." angguk Rea singkat. Tak ada ekspresi di wajahnya.
Puas dengan jawaban gadis remaja itu, Pak Samsudin beralih pada dua laki-laki paruh baya yang berada di sana. "Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." Ia menyalimi Pak Suroto juga Pak Wahyu. Lalu pandanganya kembali pada Rea. "Saya harap jawaban kamu tidak mengecewakan dan sudah kamu pikirkan dengan matang-matang." katanya lagi lalu berlalu meninggalkan ruangan itu.
"Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan saya permisi, Pak." pamit Rea menganggukkan kepala sekali, bentuk dari kesopanan sebelum kemudian bangkit berdiri.
Sesampainya di luar Rea segera menghembuskan nafasnya lega. Tak ada ekspresi di wajahnya hanya gurat lelah yang tergambar di sana. Dia mulai menimbang-nimbang tawaran yang baru saja diberikan kepadanya. Dia ambil atau tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/209195954-288-k976442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE
Teen Fiction‼️Warning: Cerita benci jadi cinta‼️ Yang bosen/nggak suka boleh skip ya. *** "Bisa nggak lo berhenti ngurusin hidup gue!" "Nggak bisa, ini sudah jadi tugas saya." Galen benar-benar muak dengan Rea. Gadis itu mulai mengacaukan hari-harinya semenj...