7

1K 165 20
                                    

Rea update, yuhuu
Adakah yang kangen? wkw semoga ada, ya😅

Selamat Membaca 😍😍😍

♡♡♡

Rea memandang keluar angkot. Sudah menjadi rutinitasnya berangkat-pulang menggunakan tranportasi umum ini. Uang yang tak seberapa, membuat Rea tak mempunyai pilihan lain. Lagian, cukup menyenangkan menaiki angkot. Dia bisa merenung lalu bersyukur saat melihat pemulung dan pengemis.

Tiba-tiba saja pandangan Rea menemukan seorang anak kecil perempuan yang duduk di depan gerbang sekolah dasar. Tanpa pikir panjang Rea langsung menyuruh supir angkot untuk menghentikan angkot.

"Pak, berhenti, Pak!" pinta Rea.

Perlahan angkot mulai menepi. Setelah benar-benar berhenti Rea dengan segera turun. Ia mengeluarkan uang dua ribuan dari saku bajunya, lalu dia berikan pada supir angkot. Setelahnya angkot itu berlalu dari hadapannya, Rea kembali melihat di mana tadi ia melihat anak kecil itu. Benar saja, anak perempuan itu masih duduk di sana. Tanpa pikir panjang Rea langsung menyebrang menuju tempat anak kecil itu berada.

Sampai di hadapan anak itu, Rea sempat menahan nafasnya tapi kemudian dia menggeleng pelan. "Hai," sapanya lembut kemudian.

Icha langsung mendongak saat mendengar suara seseorang menyapanya. Ia mengernyit saat melihat seorang perempuan muda dengan seragam sekolah seperti kakaknya berdiri di hadapannya. Anak itu memilih tak menyahut, hanya diam saja. Ia selalu ingat pesan ibunya yang menyuruhnya untuk tak berbicara pada orang asing.

Rea yang melihat itu memutuskan untuk duduk di samping anak itu. Ia tak berucap lagi, hanya ikut duduk saja. Ia tahu gadis kecil itu pasti merasa takut padanya yang terasa seperti orang asing.

Kriuk ... kriuk ...

Rea langsung menoleh bersamaan dengan Icha yang mendongak. Dapat Rea lihat bagaimana pucatnya wajah anak itu, belum lagi terlihat peluh keringat yang menghiasi keningnya, seolah mengatakan betapa lamanya dia duduk, menunggu di sini.

"Kamu lapar?" tanya Rea lembut yang dibalas anggukan polos anak itu.

Rea memandang sekelilingnya, pandangannya jatuh pada sebuah toko kelontong kemudian yang berada tak jauh dari mereka. Tanpa pikir panjang Rea langsung berjalan ke sana. Selang beberapa menit ia kembali dengan dua bungkus roti dan sebotol air mineral.

"Kamu makan, ya," ujar Rea membuka bungkus roti lalu dia angsurkan pada gadis kecil itu.

Merasakan perutnya yang terasa perih karena lapar membuat Icha mau tak mau menerimanya. Bukannya tak menuruti ucapan mamanya, tapi dia benar-benar lapar, perutnya sakit. Nasi goreng yang dibekalkan tadi sudah Icha makan habis sekitar pukul sembilanan, sedangkan sekarang sudah hampir pukul tiga sore. Wajar jika gadis itu sudah merasa lapar sekarang, mengingat Icha juga sudah melewatkan jam makan siangnya.

Rea memandang bagaimana Icha yang imut di hadapannya memakan dengan lahap roti yang dia beri. Bahkan pipi gadis itu sampai mengembung karena besarnya gigitan roti yang dia gigit. Pemandangan itu membuat Rea mengusung senyum di bibirnya. Rea mengangkat tangannya, ingin mengusap kepala gadis itu, tapi, kemudian urung.

Tidak berapa lama dua bungkus roti itu sudah habis Icha makan. Gadis itu merasa kehausan kemudian setalah berhasil menghabiskan roti dengan isi selai coklat itu. Ia memandang botol minuman di pangkuan Rea. Dengan ragu-ragu dia berucap pelan.

UNTOUCHABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang