5- Tolong!!

20 3 0
                                    

________________

Jangan terlalu percaya dengan dugaan, karena tergesa gesa dalam menduga bisa saja anda sedang membohongi suara hati
________________


"Maling-Pencuri!!" Teriakku mendekati rumah tersebut, dan masuk menerobos gerbang rumah tersebut yang masih terbuka

Lelaki itu menoleh. Wajahnya putih mulus, hidungnya mancung, serta Alis tebal dan bibir seksi terlihat sangat jelas. Tubuhnya tinggi tegap dan berisi. Ya, dia sangat tampan. Aneh sungguh, apa masih ada orang tampan yang berprofesi sebagai Pencuri?

Aku masih tidak percaya. Namun Aku tidak boleh goyah. Aku sesegera mungkin mengambil tongkat yang berada dibawah kakiku dan memukulkannya pada lelaki tersebut.

"Kena Kamu Brengs*k!"

Bughhh

Bughhh

Bughhh

"Aduh!Aduh sakit! Berhenti woy!" Keluh lekaki tersebut kesakitan.

Aku menghiraukannya dan terus saja melayangkan pukulan padanya.

"Shuttt!" Lekaki itu mengangkat jari telunjuknya lalu ia tempelkan pada permukaan bibir.

Aku pun menghentikan pukulanku padanya. Aku mendengar suara segerombolan orang yang sepertinya sedang mendekat. Aku mengalihkan pandanganku pada arah balik gerbang rumah. Suaranya seperti semakin mendekat.

"Nahh terbuka!" Suara Lelaki itu menghentikan pandanganku yang tengah asyik mencari sumber suara tersebut.

"Ayo Masuk!" Lelaki itu mencengkram pergelangan tanganku sangat keras dan berusaha membungkam mulutku paksa.

"Lepass!! Lepaskan Aku!!" Aku mencoba membrutal namun cengkramannya lebih kuat.

"Tolongg!! Tolo--hupp"

Mulutku berhasil dibungkamnya dan Aku dibawa paksa olehnya masuk kedalam rumah yang bahkan berlipat-lipat lebih megah dari rumahku itu.

°°°

Aku sangat terkejut, ternyata Lelaki itu membawa ku masuk ke ruang kamar. Ia menjatuhkan tubuhku dikasur dengan kasar, lalu ia mengunci pintunya.

Ceklekk

"Dasar Lelaki biadap! Kamu pasti mau macam-macam ya!" Teriakku sambil berusaha menutupi seluruh badanku dengan selimut yang ada di kasur tersebut.

"Keluarkan Aku Maling-Pencuri! Keluarkan Aku!"

"Maling-Pencuri!!!"

"Awas saja jika kamu berani macam macam! Tolong!" Teriakku makin kencang memenuhi seisi ruangan.

"Shuttt!!" Lelaki itu bersuara lirih dan kembali mengangkat jari telunjuknya lalu ia tempelkan ke bibir.

Lelaki itu memang tak mendekati ku dan malah bersandar di pintu, sesekali kupingnya ia tempelkan ke pintu.

"Shuttt! Diam!" Suaranya lirih sambil memasang wajah panik yang membuatku semakin tak paham.

BERLIAN & MATAHARINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang