Awal

1 1 0
                                    

"Lo liat deh, anak futsal yang pakai baju hijau." Eby menunjuk salah satu dari anak futsal yang sedang berlatih dilapangan.

"Cakep ya." Lanjutnya.

"Biasa aja." Jawab Renatta atau yang akrabnya di panggil Rena oleh teman se angkatannya.

Padahal dalam hatinya, pria yang di tunjuk barusan oleh sahabatnya memang memiliki paras wajah yang eum lumayan tampan.

"Halah. Awas aja kali ini lo embat juga cowo barusan." Ujar Eby sinis ke Rena.

Rena tertawa renyah mendengar cibiran sahabatnya itu. Memang sebelumnya mereka pernah jatuh cinta dengan pria yang sama. Tapi pada akhirnya diantara mereka berdua tidak ada yang berhasil mendapatkan hati pria itu. Malah, pria itu kini menjadi sahabat mereka berdua.

"Nggak lah. Biasa aja." Ujar Rena lalu pergi masuk kedalam kelas meninggalkan Eby sendirian.

~~~

"Raff gue nebeng sama lo ya baliknya!" Teriak Eby sambil berlari kecil mengejar langkah kaki Raffi dan Rena yang menang sudah lebih dulu jalannya.

"Yaudah."

"Lo balik sama siapa?" Tanya Eby kepada Rena.

"Gampang gue mah."

"Yaudah kalo gitu kita duluan ya! Ayo raff!" Eby menarik hoodie yang dikenakan raffi agar raffi bisa berjalan lebih cepat.

Ada perasaan sakit, ada pula perasaan senang. Raffi Al Baihaqi. Pria yang di idam-idamkan oleh Rena dan Eby sejak kelas 10, kini menjadi sahabat mereka berdua.

Kalau di perhatikan, Raffi terlihat lebih dekat dan cocok dengan Eby. Tapi Eby dan Rena tahu, Raffi pasti hanya menganggap mereka sahabat saja.

EBY

Pintu yang di deket toilet cowo dikunci
Lo lewat sekre aja ya

Ok
Thx geng

Oke, mau tidak mau dirinya harus melewati koridor yang biasanya dijadikan tempat menaruh tas anak-anak futsal kalau mereka sedang berlatih.

Rena sangat malas kalau harus melewati kerumunan anak-anak futsal karena pertama, biasanya mereka menebarkan aroma keringat sehabis berlatih, kedua tidak sedikit dari mereka yang suka menggoda perempuan yang lewat, dan yang ketiga mantan Rena adalah salah satu anggota futsal. Abimanyu.

Rena menghela nafas lega saat koridor sepi. Hanya ada tas anak futsal yang berserakan saja.

Dengan santai Rena berjalan di koridor itu. Pandangannya tidak sengaja melihat tubuh seorang pria, dengan kaus hijau menyala.

Dirinya kembali teringat perkataan Eby tadi sore.

Rahang dan mata yang tajam, hidung yang mancung, tubuh yang sempurna.

Kalau tampan, masih jauh tampan wajah Raffi dibanding pria itu. Kalau segi tubuh dan harta juga masih menang raffi. Tapi seperti ada yang menarik perhatian Rena sendiri terhadap pria ini.

"Nggak lah nggak boleh." Ujar Rena menyadarkan dirinya sendiri.

Tapi kok gue ga pernah liat muka nya ya di sekolah? Batin Rena.

Rena menggelengkan kepalanya tidak mau ambil pusing lagi. Dirinya langsung meraih telepon genggam miliknya lalu segera memesan ojek online untuk mengantar dirinya kerumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdzakwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang