#.......
.
.
.
.ini sudah yg keduakalinya ia merasakan hal yang sama,ia menepuk kedua dadanya berharap rasa sakitnya mereda, namunn rasanya tak ada hasil,
tak tanggung tanggun, ia berusaha untuk bangkit, perlahan ia mulai mencoba melangkahkan kaki nya walau sedikit sulit baginya untuk berjalan dengan benar,
rasa sakit itu pun perlahan mulai hilang,
ia terhenti, fikirannya masihh berkeliaran, suara riuh kendaraan yang berlalu lalang pun membuatnya berjalan tanpa tujuan
"ini benarr benar anehh..... sebaiknya aku harus memberitahu hal ini pada jaemin, kurasa dia dapat membantu."
brugggg........
"Maaff, aku tak sengaja, " ucap woojin yang menabrak seorang wanita di hadapannya
woojin nampak bersalah, ia pun mencoba membantu wanita itu untuk berdiri,
dengan cepat ia menjulurkan tangannya, terlihat wanita ituu masihh tertunduk dan terkejut ketika di hadapannya terdapat sebuah tangan woojin
Tatapan mereka saling bertemu,
"Ohhhhh,.... park woo jinn!!!, benarrr?" Tanya wanita itu tiba tiba
dan sontak membuat dirinya terkejut bukan main, ketika wanita itu mengenali dirinya
ia pun mencoba untuk menjadii woojin yg d kenal wanita itu. yakni seseorang pianis buta
"Ahhhh be,... benarrr, aku woojin, Park woo jinn," jelas woojin yang terlihat gugup, ia tak ingin penyamarannya terbongkar,
sejujurnya ia lebih takut seseorang mengetahui dan mengenalnya dengan dekat,
wajahnya terlihat frustasi tak kala bayangan pertemuannya dengan Han ji an, tak d samarkan,,
dan kali ini ia berharap wanita di hadapannya mengenalinya sebagai woojin sang pianis buta.
"Yaa.....!! kau malah melamunn, oh ya, bukan kah besok sore kau akan tampil dalam perayaan hari besar tuan kim, kurasa kau akan menunjukan bakatmu itu dari biasanya, semoga saja ucapan ku memang benar, Hmmmmm?" ujar wanita itu, bertanya pada woojinn,
"Ahhhh, itu!" ucap woojin
belum sempat ia menjawab pertanyaan wanita itu, woojinn malah menarik lengannya dan membawanya ke dalam dekapannya,
Hampir saja mereka terjatuh,
"kau tidak papa?'' Tanya woo jin lantaran beberapa detik yang lalu seseorang yang memakai sketboard hampir menabrak keduanya.
"Ooooo,.,.. Bagaimana bisa" ucap wanita itu pelan, ia sedikit terkejut sekaligus curiga, matanya berkedipp menciba menetralisir apa yang baru saja terjadi
"Bodohh, memang bodohh, dia mungkin saja curiga, apa yang harus aku lakukaan?", grutu woojin dalam hatii, ia sedikit takut, wanita itu terus menatap woojinn penuhh tanya.
"Ahhh, hahaha, insting ku sangat kuat, bahkan kau bisa melihatnya kan aku tidak menggunakann tongkat, haha, baiklah sampai bertemu nanti ya" Ujar woojin yg terlihat kebingungan dan sekaligus tak tau lagi ia harus memberikan alasan apa, agar wanita itu dapat percaya.
"Ohhh, Ndeee, Akupun harus pergii, Ahh,.... sampaii bertemu besokk ok, Bayyyy?" jelass wanita itu, ia nampak masih raguu, sambill beejalan menjauh, wanita itu terus bertanya pada dirinya sendiri, ia benar benar tak habis fikir, apakah memang benar pria buta mampu memiliki insting yang begitu kuat,
"huuuu..... Semoga dia tak mencurigai ku" jelas woojin,....
Niatnya kembali terurung setelah apa yang seharian ini menimpa dirinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Ritmich Romance #Part 01
Fantasía" perbedaan itu indah, mereka saling berusaha menyatukan, mencari cara terbaik untuk bisa berjalan beriringan, walau kadang di pertengahan mereka harus mencoba bertahan dalam sebuah goncangan, tapi percayalah hari itu kau akan faham, betapa berharg...