Pagi sekali Jeongwoo sudah bangun dari tidur nyenyak nya. Mata nya melirik ke arah tangan yang sedang melingkar di perutnya, dan berhasil membuat wajah nya memanas. Menepuk pipi kiri nya, Jeongwoo berusaha mengebalikan kesadaran nya. Pria manis itu dengan perlahan berbalik menghadap Haruto lalu mengguncang kan tubuh pria itu perlahan.
"Haruto, bangunlah." Lenguhan terdengar dari Haruto, namun bukan nya bangun pria itu yang malah manarik nya kedalam pelukan. Menenggelamkan nya di dada bidang pria itu.
Oh.. siapapun tolong selamatkan Jeongwoo dan juga jantung nya yang hampir meledak.
Memang Jeongwoo akui, pelukan Haruto itu terasa hangat dan nyaman membuat ia juga enggan melepaskan nya. Tapi, mengingat mereka harus segera bersekolah dengan amat sangat terpaksa ia harus berusaha agar pelukan itu terlepas.
"Haruto." Cicit Jeongwoo pelan, sambil menusuk-nusuk pelan pipi Haruto agar pria itu terusik dan bangun.
"Emhh... lima menit lagi." Ucap pria itu setengah sadar. Jeongwoo tertawa pelan melihat wajah lucu Haruto. Akhirnya Jeongwoo membiarkan Haruto tidur selama lima menit lagi, walaupun pada akhirnya ia pun ikut tertidur.
Pintu kamar Haruto terbuka, menampakan pria paruh baya yang tersenyum lebar menyaksikan kegiatan sang putra dan calon menantu nya.
Hajoon menyibak gorden sehingga sinar matahari dapat masuk. "Apakah kalian akan menghabiskan waktu dengan berpelukan dan tidak ingin sekolah?" Ucap Hajoon lalu terkekeh melihat Haruto yang terkejut langsung mendudukan diri nya dan hampir saja jatuh dari kasur.
Haruto melihat Jeongwoo yang sedang menunduk ketakutan. "Cepatlah bersiap, appa menunggu di ruang makan." Ucap Hajoon kemudian berlalu keluar.
"Kau mandilah duluan, aku akan mandi setelah mu."
Jeongwoo hanya bisa menurut dan langsung beranjak masuk ke kamar mandi.
.
.
.
"Kalian hati-hati dijalan. Dan kau Haruto, lebih baik kau membawa mobil saja, ini masih pagi dan udara juga cukup dingin." Haruto memutar bola mata nya malas mendengar ucapan sang ayah, Jeongwoo disamping nya hanya menunduk. Ia merasa tak enak karena sudah merepotkan Haruto dan juga ayah nya pagi ini karena ia menginap di rumah teman baru nya itu tanpa membawa seragam untuk seoolah esok nya.
"Aku sudah terbiasa dengan itu, jadi aku akan membawa motor saja Appa."
"Tapi bagaimana dengan Jeongwoo?" Haruto berdecak kesal, pria itu berjalan kembali memasuki kamar nya. Hajoon menghela napas melihat kelakuan putra nya itu.
Tak lama kemudian, Haruto kembali dengan sebuah hoodie ditangan nya.
"Pakailah." Jeongwoo menurut ia sudah cukup merepotkan jadi tak mungkin ia menolak perintah pria itu. Jeongwoo memakai hoodie yang ternyata cukup kebesaran di tubuh nya, hingga tubuh mungil nya tenggelam. Diam diam Haruto tersenyum kecil, ia merasa Jeongwoo terlihat manis dengan hoodie nya.
Pagi-pagi sekali harus rela mengantar Jeongwoo yang tidak membawa seragam sekolah nya. Selama diperjalanan kedua nya hanya diam, baik Haruto atau pun Jeongwoo tak ada yang ingin memulai pembicaraan lebih dulu. Jeongwoo hanya melihat sekeliling nya yang masih sepi sedangkan Haruto fokus menyetir.
"Turunlah."
Jeongwoo turun dari motor lantas berjalan memasuki rumah. Haruto melirik jam di pergelangan tangan nya. "Setengah jam lagi masuk." gumam nya.
Tak lama kemudian Jeongwoo keluar sudah dengan memakai seragam nya. Pria manis itu berlari pelan kearah nya sambil memasang senyum manis nya. Haruto tersenyum kecil melihat tingkah kekanakan Jeongwoo.
"Sudah?" Tanya nya, Jeongwoo menggangguk cepat.
"Naiklah, nanti kita terlambat."
Setelah memastikan Jeongwoo sudah duduk nyaman, perlahan motor itu melaju membelah jalan kota pagi itu. Dengan senyum kedua nya yang terus tepasang diwajah mereka.
[To Be Continue]
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE! [HAJEONGWOO]
Fanfiction'MINE' hanya satu kata yang menggambarkan seorang Jeongwoo bagi Haruto. =₩= Mungkin ini udah mainstream banget. Tapi disini author hanya ingin membagi imajinasi yang semakin banyak ini. =₩= Let's Start : MINE!! (June 05th, 2019 - ?)