Aku tidak ingin hidup dengan semua keterpaksaan papa..
_Hwang Yeji_
•••
Hari ini hari minggu. Yeji masih tenggelam dalam mimpi indah nya. Sementara, sang kakak sudah berdiri tegak di depan ranjang Yeji tidur.
"bangun dekk!!! Bangun!!! Woyy pagii!!"
Prang!! Prang!! Prang!!
Suara berisik itu membuat Yeji kesal. Ia terbangun lalu menatap Hyunjin kesal. "BANG HYUNJIN BERISIK BENER!! ITU NGAPAIN BAWA PANCINYA MAMA!!" teriak Yeji murka.
"yee lu si ga bangun bangun dek" Hyunjin menggaruk tengkuknya yg tak gatal.
"HYUNJIN KEMBALIIN PANCI MAMA!!" teriak sang mama dari dapur. Hyunjin yg merasa terpanggil itu terkejut, "pake acara ketauhan pula astagaaa" cicitnya.
"mampus, ga usah begayaan mangkanya, udah sana balikin gua mau tidur lagi" Yeji sudah siap untuk kembali meluncurkan tubuhnya kembali tertahan karena Hyunjin.
Prang!!
"GA PAKE ACARA TIDUR TIDUR LAGI!! BANGUN!!" teriak Hyunjin lagi. Dengan berat hati Yeji mengambil handuk untuk mandi.
Abang syalan! - Yeji.
•••
Suara dentingan sendok dan pisau du meja makan. Keluarga Hwang sedang melaksanakan sarapan pagi bersama. Disana lengkap, sudah ada mama, papa, sama Hyunjin dan juga Yeji.
"Yeji papa mau bicara sesuatu sama kamu" ujar sang papa. "bicara apa pa?" tanya Yeji penasaran.
"papa mau jodohin kamu sama anak temen papa" ujar nya to the point. Tentu hal itu sukses membuat Yeji mati rasa. Apa apaan?
Batinnya bertanya tanya."tapi pa..."
"papa ga mau menerima penolakan Ji" ujar sang kepala keluarga. "pa beri Yeji kesempatan untuk berfikir dulu" ujar sang Mama.
"pa! Yeji masih sekolah. Yeji mau nentuin jodoh Yeji sendiri! Yeji bisa kok pa, menikah tanpa papa jodohin atau pap suruh!"
"sayang, tenang dulu. Dengarkan ucapan papa" lerai Mama mencoba tenang.
"Yeji, papa sama mama mau pergi ke Perancis untuk pekerjaan papa. Kakak mu juga akan pergi kuliah di London" jelas Sang Papa.
"Yeji ga mau pa, hidup dengan semua keterpaksaan Papa!" sergah Yeji sedikit teriak. Bahkan sekarang ia sudah berdiri dari duduknya.
"Yeji... " sang papa mencoba untuk sabar. Yeji menggelengkan kepalanya pelan lalu pergi berlalu dari kamarnya. Ia membanting pintu kamarnya keras.
"batalkan saja pa... " ujar sang mama. "tidak bisa ma, papa ngak mau Yeji sendiri" jelas sang papa dilema.
•••
Tok.. Tok.. Tok..
"abang masuk ya dek?" Hyunjin mendorong pelan pintu kamar Yeji. Terlihat disana Yeji meringkuk di atas ranjang sambil sesenggukkan.
"Yeji... " Hyunjin duduk di samping Yeji lalu mengusap rambutnya lembut, dan sayang. "Yeji, sayang papa kan?" tanya Hyunjin lembut.
Yeji hanya menganggukkan kepalanya pelan. Ia masih terisak sambil meringkuk. Kedatangan Hyunjin tak merubah posisinya."kalo sayang, Yeji pasti mau nuruti kata kata papa" ujar Hyunjin. Yeji hanya diam. Ia tertegun.
"bangun dong, liat abang" suruh Hyunjin. Yeji mengubah posisinya. Ia duduk di samping Hyunjin. Matanya yg sembab dan wajah yg penuh dengan air mata.
"kamu tau? Papa begitu karena papa sayang sama Yeji.. " jelas Hyunjin. Yeji hanya diam mendengarkan, "papa ga mau Yeji kesepian.. " lanjutnya.
Lagi lagi Yeji hanya diam. "abang juga ga mau nanti adek abang yg satu satunya ini kesepian.. Kalo abang udah pindah" jelasnya panjang lebar.
"tapi bang... Yeji ga mau, bukankah papa juga ingin anaknya bahagia? Bahagia dengan caranya sendiri? Yeji ngak mau hidup dengan semua keterpaksaan..."
"Yeji takut, Yeji ngak mau punya suami yg tidak mencintai Yeji nantinya... Yeji mau menjalani hidup dengan cara Yeji sendiri, sekolah, lulus, kuliah, kerja, menikah. Apakah itu susah? Hingga harus ada perjodohan konyol ini... "
Kali ini Hyunjin yg diam. Ia tak bisa berkutik. Ada betulnya juga yg di katakan Yeji. Hyunjin menghela napas pelan.
"terserah Yeji, menjawab ya atau tidaknya itu hak Yeji" ujarnya lalu berlalu dari kamar Yeji.
Aku harus bagaimana? - Yeji.
#AGTHVII
KAMU SEDANG MEMBACA
[;] Ice Boy || Choi Yeonjun
Teen FictionHwang Yeji. Gadis cantik yg sedikit barbar. Gadis yg tak pernah paham akan namanya cinta. Namun, disaat pertemuaannya dengan lelaki dingin di sebuah restoran membuat dirinya mengenal akan cinta. Ia merasa ada sesuatu yg kuat antara dirinya dan juga...