Chapter 4

1.5K 156 15
                                    

"emm daddy harus pergi ke kantor" Sehun menurunkan Luhan, ia sedikit salah tingkah karena perbuatan bocah kecil itu. Ingat hanya sedikit.

"Oke dad" Luhan mengangguk sambil tersenyum.

"Pelayan Do! Jongin!"

"Ne tuan"

"Jaga Luhan dengan baik, dan kau Jongin siapkan mobil. Aku akan pergi ke kantor"

"Baik tuan"

.

.

.

"Daddy sudah pulang?" Sehun membuka pintu kamarnya dan di sambut Luhan yang tengah memakai piyama sambil membawa sebuah buku gambar yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya dan beberapa pensil warna di tangan kecilnya.

"Apa yang kau lakukan Luhan? Ini sudah jam 10 malam dan kau belum tidur?" Sehun menutup pintu kamarnya dan menghampiri Luhan yang kini tengah tersenyum menunjukkan gigi susunya.

"Lulu mau menunjukkan ini hehe" Luhan menunjukkan gambarnya yang berantakan kepada Sehun. Mau tak mau Sehun tersenyum melihatnya.

"Ini daddy, Lulu, dan mama" Luhan memberi tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini daddy, Lulu, dan mama" Luhan memberi tahu. Sehun masih memperhatikan gambar yang di buat oleh bocah itu.

"Emm daddy" bocah itu mendongak menatap Sehun.

"Ya ada apa Lu?" Sehun mengalihkan pandangannya kepada Luhan.

"Kapan mama akan menjemput Lulu?" Sehun diam, masih memandangi Luhan. Apa ia akan jujur saja? Entahlah. Bagaimana kalau Luhan malah pergi setelah ia mengatakan yang sebenarnya. Ah shit ini bahkan baru dua hari. Ia hanya merasa kasihan oke.

"Nanti Daddy akan bertanya kepada mamamu oke" Sehun mengusap rambut Luhan dan ia mengangguk. Sehun lalu membungkuk, membawa Luhan ke dalam gendongannya.

"Lulu rindu pada mama" bocah kecil itu bercicit pelan.

"Ne daddy tahu, sekarang putri kecil daddy harus tidur dulu" Sehun membawa Luhan ke ranjang dan membaringkannya lalu menyelimuti sampai lehernya. Wajah Luhan cemberut.

"Kenapa?" Tanya Sehun.

"Lulu pangeran bukan putri" Sehun terkekeh mendengar pernyataan bocah kecil itu. Dan Luhan semakin cemberut saja mendengar tawa Sehun yang semakin keras.

"Daddy menyebalkan!"

"Hahaha arraseo pangeran kecilnya daddy" Sehun mengecup kening Luhan. "Jalja" Luhan mengangguk dan memejamkan matanya.

Sehun pergi ke kamar mandi setelah puas memandangi wajah menggemaskan Luhan ketika tidur. Ia menikmati sensasi ketika air dingin dari shower menyentuh tubuh telanjangnya.

Sehun membawa jari-jarinya untuk merapikan rambutnya ke belakang.
"Hahhh apa yang harus kulakukan?" Ia bergumam pada diri sendiri.

.

.

.

Sehun keluar dengan menggunakan handuk yang melingkari tubuhnya dari pinggang lututnya. Tubuhnya masih basah, ia belum mengeringkannya dengan benar. Sehun lalu mengambil ponsel yang berada di nakas samping tempat tidurnya.

Ia menelepon seseorang dan menempelkan ponsel itu ke telinganya.
"Cari tahu segala hal tentang Luhan" ia memberi perintah dan kembali menutup ponselnya.

"Aku akan mencari mamamu luhan" Sehun mengusap sayang kepala Luhan yang kini tengah tertidur nyenyak.

.

.

.

"Segala hal tentang Luhan bukan?" Sehun menatap Chanyeol yang kini tengah bersandar di pintu ruangannya dengan tidak sopan.

"Xi Luhan, usia 9 tahun, golongan darah O, tidak memiliki ayah. Lahir di distrik Haidan, Beijing. Lalu ia pindah ke korea saat usianya satu tahun, selesai. " Chanyeol membacakan satu persatu data yang berada dalam map merah yang di pegangnya.

"Jadi Xi adalah marga ibunya?"

"Ya, kau benar"

"Kau mencari tahu tentang tempat tinggal dia saat di korea?"

"Yah, di Cheongdam. Sehun sebenarnya aku mengenal soal keluarga Xi" Chanyeol menatap serius kepada Sehun. Sehun menaikkan sebelah alisnya.

"Ceritakan" perintahnya terdengar mutlak.

"Kenapa kau tidak bertanya kepada ibumu. Aku rasa keluargamu dan keluarga Xi adalah rival"

"Rival? Yang benar saja Chan"

"Aku serius tentang ini Sehun" Chanyeol memutar bola matanya malas sambil melemparkan map yang berisi informasi tentang Luhan ke meja Sehun.

"OH SEHUNNNN!!!" Seseorang berteriak dan membuka kencang pintu ruangannya.

Brak!

"Oh shit! Byun Baekhyun! Setidaknya kau mengetuk pintu" Chanyeol jatuh karena perbuatan Baekhyun. Ia mengelus bokongnya yang sakit lalu berdiri.

"MEMANGNYA KENAPA?! LAGIPULA KENAPA KAU DIAM DI DEKAT PINTU. JADI ITU SALAHMU SENDIRI"

Sehun menghela nafasnya, selalu saja pria sipit itu datang mengganggu dan berisik.
"Chan, bawa dia keluar dan urus dia"

"Brengsek kau Sehun. Kau selalu menyuruhku untuk mengurus pria bebek ini"

"HEY SIAPA YANG KAU BILANG BEBEK HUH?!" Baekhyun berkacak pinggang sambil berteriak-teriak.

"Diamlah kau bebek" Chanyeol menarik tangan Baekhyun secara paksa dan menggusurnya keluar.

"YAK! LEPASKAN AKU JERAPAH!"

Sehun kembali menghela nafas setelah mereka pergi, ia memijat kepalanya sendiri.

"Rival? Oh astaga"



TBC

Luhan menjadi yatim di sini karena kepentingan cerita oke, jangan di bawa serius. Karena Luhan sebenarnya memiliki kedua orang tua.

Sampai bertemu di chapter selanjutnya.

Jangan lupa vote dan comment!








𝙳𝚊𝚍𝚍𝚢 𝙷𝚞𝚗 •|𝙷𝚞𝚗𝙷𝚊𝚗|•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang