"makan dulu, kak."

6K 437 97
                                    

Mark kalut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark kalut.

Bagiamana tidak? Adiknya itu —sibajingan kecil— kabur lagi. Kronologi singkatnya begini, dia sedang kerja, lalu tak ada burung gagak yang lewat, sang mama mengabarinya bahwa Lee Jeno kabur lagi.

Ini sudah ke tiga kalinya diri adiknya itu pergi meninggalkan rumah. Jangan sampai bertambah lagi, dia repot yang mencari nanti. Pada akhirnya pun, masalah diakhiri dengan perjodohan mama dan papanya itu. Dia yang dijodohkan saja buktinya bertahan dan saling mencintai hingga sekarang.

Pintu rumahnya ia buka, gelagat terburu-buru ia tampilkan. Mark segera menuju laci —berniat mengambil kunci mobil untuk mencari adik kecil kurang ajarnya itu.

Kunci sudah ia dapatkan, rumah ini kosong, sepertinya, sebelum sebuah suara menyapa, "Mark sudah pulang?"

Niat awal yang ingin langsung pergi tertunda sebentar, "Belum. Aku hanya mampir sebentar." balas Mark.

"Ada masalah apa?" lelaki didepannya ini bertanya, suara nada tinggi itu terdengar lembut.

"Jeno kabur lagi Donghyuck." Lirih Mark.

Donghyuck kaget (pada awalnya) tapi, ekspreksi mukanya langsung berubah lembut. "Dan —hyung ingin mencari Jeno?"

Mark mengangguk, "Sekarang?" tanya Donghyuck kembali.

"Iya. aku tidak bisa membiarkan anak itu pergi jauh lagi. Mama nanti sakit memikirkannya." dirinya berada di posisi pusing, otaknya penuh akan pekerjaan, orang tua, dan adiknya itu.

Donghyuck mendekati Mark, "Ini siang Mark." arah iris Donghyuck mengarah ke arah belakang Mark, menatap jam yang menghiasi tembok. Dan betul, jarum-jarum itu menunjuk pada arah atas bagian kanan —ditambah awan yang terlihat panas di luar rumah.

Kepala Mark menengok, ikut memandangi jam. "Tapi sayang,"

Pandangan kembali ke awal dengan Donghyuck yang cepat mengambil kunci sepeda motor Mark. Kunci itu dikembalikan pada tempatnya. Mark menatapnya, antara bingung dan stress.

Balasan Donghyuck atas tatapan itu hanyalah sebuah senyuman manis, "Sudah masuk waktu makan. Makan dulu Mark, Donghyuck siapkan ya." ucap Donghyuck yang membuat Mark pusing, semakin.

Ingin menolak rasanya tidak mungkin, menerima pun, Jeno menunggunya.

Tidak menunggu jawaban Mark, Donghyuck melesat ke arah dapur. Senyumnya tidak pudar, oh ayolah, sejak awal menikah mereka hanya makan pagi bersama. Itupun jikalau sang suami tidak ada kerja di luar kota. Makannya pun hanya makan ringan —sejenis roti— yang membuat dirinya dan suaminya tidak memiliki waktu berdua lebih. Makan malam? Jangan berharap(itu kata Donghyuck), suaminya itu selalu pulang jam 10 lebih. Tidak mungkinkan mereka makan jam segitu? Ia tidak ingin dirinya membengkak, dan membuat suaminya obesitas.

𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang