Ini sudah jam setengah dua belas malam, tengah malam yang sudah menyapa hadir. Oh ayolah, Donghyuck tahu ini tidak cukup malam umurnya untuk malam, tapi kembali pada habitat aslinya, ini terlalu malam setelah dirinya pulang berkantor.
Ajakan minum bersama memang tidak buruk, jikalau besok pagi dirinya bisa bermanja ria dengan si kasur. Berlain hal dengan perkara ini, besok pagi terdapat jadwal meeting yang sungguh penting.
Ah —pokonya ini salah Jaemin yang telah mengajaknya ke acara itu, acara penuh dosa! Tunggu, dirinya juga yang menerima. Tapi! Jaemin tidak memberi tahu alasan ingin pergi kemana, ah sudahlah.
Langkah linglung karena efek alkohol menyebar. Donghyuck berjalan tidak simetris di ujung jalan.
Ini sudah kesalahan keduanya kali ini, yang pertama atas ajakan itu, dan yang kedua perihal tentang ajakan pulang bersama Lucas. Oh tentu, ketua divisi jurnalistik nya memang gemar dalam hal tersebut, tapi Donghyuck masih tidak bodoh untuk mengiyakan ajakan yang bermakna jamak.
Sudah bernasib seperti ini, mau bagaimana lagi. Mungkin akan ada hikmah, ah paling tidak kesialan hari ini tidak bertambah menjadi ganjil.
Layar penuh radiasi menyala, Donghyuck mencoba fokus kepada arah yang di tentukan oleh peta berjalan.
Ck, masih jauh.
Mencoba untuk memokuskan diri kepada jalan, akhirnya lelaki berumur 23 tahun itu berjalan menuju arah halte bus. Berharap kembali, agar masih ada satu bis tersisa ke arah rumahnya.
Semua orientasi mengarah pada jalan, mengambaikan adanya siluet pencahayaan dari sebelah jalan —jalan raya. Itu sebuah tanda besar adanya kendaraan lewat, kembali lagi, Donghyuck sama sekali tidak menghiraukannya seakan-akan tidak ada makhluk maupun kendaraan yang terpatri dengannya.
Mobil hitam legam yang terlihat mahal lewat, bukan sekedar lewat, beliau ikut mampir kearah Donghyuck. Donghyuck merasa ada kehadiran sekarang, menengok ke samping, dan iris mata langsung menatap lurus ke arah jendela film.
Sengitan terpancar kuat, antisipasi menunggu turunnya kaca film tersebut. Dirasa lama menunggu, tidak ada kejadian penting lainnya.
Huh, Donghyuck rasa ini hanya orang iseng yang mampir lewat. Tidak guna. Lebih baik ia lanjutkan perjalanan saja.
Sebuah alibi terpatahkan, “hai?” sebuah gelombang suara mengintruksi gendang suara.
Tidak asing. Tengokkan kepalanya membuahkan hasil, sebuah bolaan mata yang terkaget, Mark?!
“hai? Donghyuck?” Mark, pengendara itu tersenyum simpul pada Donghyuck. Fyi, Mark itu mantan Donghyuck.
Iya, mantan.
“Ku tawari tumpangan. Ayo naik.” lebih terdengar seperti nada perintah, otoriter sekali.
Tidak ada jawaban, bahkan sedari tadi lepas tahu itu Mark, Donghyuck hanya menunduk. Entah apa yang harus ia lakukan, ia kelabu.
“Jalanmu seperti orang yang habis melakukan malam pertama, oh jangan-jangan iya? Ck.”
Mulutnya enggan berbicara memang, tapi telinganya sensitif mendengar itu, “Aku tidak.” sergah nya.
“lalu?”
“sedikit minum.”
Mark malah tersenyum kecil, meremehkan tepatnya, “kau sudah tahu tidak kuat minum, tetap minum. Dasar anak nakal.”
“tawaran tumpangan masih berlaku atau kamu mau jalan hingga 1 KM kedepannya? Tidak masalah. Akan ku ikuti dari belakang.” nyata Mark tanpa jeda yang baik. Sungguh sopan.
Menimang sejenak, Donghyuck tidak mau membuat keputusan yang salah dalam bilangan ganjil malam ini. Apa yang harus ia pilih?
“Jangan memilih. Naik.”
Baiklah, ia kalah. Kali ini biarkan dia membuat kesalahan menjadi ganjil dengan diantar pulang mantan, atau seseorang yang masih di cintanya hingga saat ini?
“antarkan aku.” dan bodohnya, Donghyuck memilih duduk di samping jok kursi Mark. Mark hanya tersenyum singkat, ini pertemuan pertama mereka setelah 3 tahun yang lalu.
Cafe yang didesign sempurna ini pasti memiliki banyak arti. Tentang si pembuatnya dan pemiliknya. Bagaimanapun Donghyuck merasa nyaman dengan tema yang di ambil oleh sang pemilik. Tahu ada cafe begini dari dahulu, pasti ia akan sempatkan mampir tiap hari.
Ini sudah pagi sejak kejadian semalam. Otaknya memang sedikit error, tapi bukan berarti ia melupakan segala hal terjadi.
Duduk menikmati kopi dan oksigen segar. Sempurna, apalagi jika di tambah pemandangan indah untuk melengkapi tema asri yang dianut cafe ini, seperti pria tampan mungkin? Mark contohnya?
Apa, Mark? Wait—
“—Mark?!”
Kata populer, panjang umur si Mark itu, sungguh didepannya sekarang terdapat Mark. Mark Lee!
“Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Donghyuck cepat, “Apalagi? Meeting.” Mark menjawab mudah, tak ada beban yang dirasa Donghyuck.
“T—tapi,”
“Oh ya, selamat datang di cafe kami tuan Lee Donghyuck. Saya pemilik cafe ini.”
Pada saat itu juga, Donghyuck ingin sekali menarik kata-kata sebelumya atas kalimat pujian yang telah ia berikan. Sweet drop pun menjadi awal paginya.
“Donghyuck!”
“Hyung!” seorang lelaki yang genap berumur 20 tahun itu berlarian ke arah sang kekasih. Menghambur pelukan hangat antar kedua di musim dingin.
“Apa yang Hyung lakukan disini?” Donghyuck, lelaki yang baru dewasa itu penasaran, diperkuat dengan bawaan koper yang menemani kekasihnya tersebut.
Usapan lembut di pipi gembul sang kekasih tak terlupakan, kecupan didahi terasa hangat untuk menghantarkan euforianya sendiri, “Janji dulu.”
Perasaan tak enak, “perihal?”
“Donghyuck percaya bahwa Hyung mencintai Donghyuck, menyayangi dan tidak akan meninggalkan.” sebuah jari manis terlampir.
Tatapan bingung, ”Donghyuck selamanya akan percaya akan hal itu.” walaupun begitu, ikatan janji manis tercipta akan keduanya.
“Donghyuck harus tahu, jika nanti Hyung akan pergi jauh. Kita tidak berpisah—” sebuah tangan memegang dada Donghyuck, “—kita terhubung lewat sini.”
“apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba?”
“Tunggu Hyung 3 tahun lagi, dan pada saat itu, yakinlah bahwa kita masih terikat.”
“apa maksud Hyung? J—jangan buatku khawatir, dan cemas..”
“Dalam kurun waktu 6 jam kedepannya, Hyung akan pergi ke Canada untuk melanjutkan studi Hyung disana.”
“A—apa? Hyung bercanda, jangan bercanda kau Mark! Bagaimana hubungan kita? Rinduku? Asupan gizimu?”
“Kita tidak akan putus Hyuck. Walaupun kau sudah memiliki kekasih hati lainnya.”
catatan penulistahu nggak sih, aku nggak begitu suka yang namanya open ending, namun rata-rata ceritaku berakhir open ending. sialan emang.
aku bakal ngebut up kek nya (halah, php aja terus) WOkwOkwo, tahu deh.
ada yang udah liburan? hayu liburan yu, menenangkan jiwa dan raga, cuma jangan sampai menutup napas. haha, apa ada yang belum dapat cuti juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲.
Fanfictioncendayam disetiap rasa, begitu kata mereka. ini cerita pendek rekomendasi untuk penghujung malam. os cerita, markhyuck of course. ada beberapa cerita mengandung konten eksplisit, tolong kebenahannya ya!